"Lama aku tidak melihatmu berpakaian sesuka hatimu, atau melihatmu menikmati hal-hal sederhana.. aku.." dia yang bicara mengambil nafas, "-Merindukan Aruna ku yang dulu.. yang suka menggunakan aksesoris gelang lucu atau hidup di rumah penuh pernak-pernik aneh.. aku.." Nafasnya tersekat, Mahendra tak bisa melanjutkan ucapannya.
Aruna menganggukkan kepalanya yang berada di bawah dagu suaminya. Aruna tidak tahu kenapa lelakinya terdapati tengah berduka. Aruna sekedar mengandalkan intuisinya sebagai perempuan, yang berstatus istri, "Ayo kita berangkat," tanpa bertanya dia membalik tubuhnya.
"Kita pakai motor yang dulu," ujar Mahendra.
"Boleh.." Jawab Aruna ringkas.
"Tunggu sebentar," dan pria tersebut berlari, entah kemana Aruna tidak bertanya akan tetapi raut muka Mahendra sudah berubah, dukanya telah pergi. dia bergerak mundur sambil setengah berlari. Mahendra mengumbar senyumannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com