"Maaf.. aku lupa.. harusnya tadi kamu tidak perlu memakannya,"
"tapi tadi kamu ngomongnya memaksa, jadi aku coba saja.. dari pada di marahi," dan Aruna menangis.
"Tadi aku sibuk, sayang. aku nggak sadar.." Mahendra membuat alasan. "Sudah.. masak begini saja menangis.." Lelaki bermata biru memprotes raut muka penuh duka istrinya. Pria ini menyadari hal pertama yang penting untuk tumbuh kembang janin dan kesehatan istrinya ialah perasaan bahagia itu sendiri.
Mahendra berusaha memberikan suasana segar, dia sibuk membasuh wajah istrinya menggunakan tisu basah yang baru di beli Herry. Pria ini juga mendekatkan Aromaterapi ke hidung Aruna.
"Besok, akan aku ingat baik-baik bahwa kamu tak suka Ayam," Hendra mengamati istrinya. Ekor mata Aruna menatap Suaminya sinis.
"sungguh, aku pasti mengingatnya baik-baik," Mahendra mengulanginya pernyataannya.
***
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com