webnovel

III-136. Fluida Pekat (Menikah+)

Tawanya terbit, membumbung dan bergema memenuhi ruangan, tawa itu berbenturan dengan suara lain di luar. Hujan dan malam yang dingin sempurna untuk mendapatkan gigitan nakal di ceruk leher.

Kelakuan perempuan mungil menjarah bulatan-bulatan pengunci bajunya. Menyajikan gigi putih tersusun rapi ketika Mahendra mengamati betapa lincahnya tangan lembut, halus, kadang kala bak bayi. karena tipisnya permukaan kulit telapak tangan Aruna. Walaupun ujung ibu jari dan ujung jari telunjuk tampak tebal dibanding yang lain. Sebab mahasiswi desain mudah lupa, Sudah berapa lama tangannya digunakan untuk memegangi mouse tatkala membuat desain.

Gigi rapi itu kian melebar, tawa ringan kembali terdengar. Manusia kecil sudah menjadi penguasa. Membuka lebar permukaan dadanya. Lebih lincah lagi ketika ia menenggelamkan kepalanya untuk menyesap pucuk dada yang tak sebesar apalagi sekenyal milik pelakunya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant