"Jangan coba-coba mengeluarkan keputusan gegabah. kelompok ajudan berpakaian hitam! Aku tidak suka penampilan mereka!"
_sial! Wiryo tahu dari mana? Sejauh apa dia tahu kelompok buatanku?_
Mahendra berusaha setenang mungkin. Di balik pikirannya yang tiada henti menerka-nerka apa yang tersembunyi di benak kepala tetua Wiryo. Di sisi lain Hendra mendapatkan kode tangan Andos, berupa pucuk ibu jari menyentuh pucuk jari telunjuk dan ketiga jari lainnya terangkat.
Secara tersirat sekretaris kakeknya memberitahukan bahwa lelaki tua tersebut tidak tahu secara mendetail apa yang sedang mata biru lakukan.
"anda tahu, pakaian mereka sekedar simbol duka cita kepergian Thomas. Karena hari ini kami menyeleksi beberapa kandidat pengganti," ringan Mahendra membuat alasan.
Wiryo menatapnya lamat-lamat, Wisnu pun juga jadi sasarannya. Sayang sekali anak buah Thomas yang jarang bertemu tetua –pimpinan paling di segani- menunjukkan ekspresi gugupnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com