webnovel

III-85. Kemelut Keternistaan

"Belum makan dari pagi -kan'?" Ibu mertua meletakkan bekal buatannya pada pangkuan Mahendra. 

Hendra yang masih setia duduk di depan ruang perawatan Aruna terbangun dari lamunan panjangnya. Dia mengamati paket makanan yang terletak di pangkuannya. 

"Saya belum lapar," pria ini menolak, menggunakan intonasi tersopan yang dia usahakan. 

"Aruna pasti merasa sedih, Kalau tahu suaminya tak bisa makan karena berduka," Indah memandangi wajah yang dihiasi warna mata biru lelah, membuat laki-laki yang jarang mendapatkan perhatian hangat menjadi kikuk sendiri.

"Saya hanya belum berselera," saking kikuknya suara ini terdengar terbata-bata. 

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant