"Kalau ingin makan apa? akan aku belikan?".
Aruna menggelengkan kepala terhadap semua yang di tawarkan Hendra.
_huuuh.. kau penyiksa paling ulung_
"Ayolah Aruna tambah lagi makannya.. kamu bilang ingin segera pulang kan?". Hendra mengatur emosinya sedemikian hingga untuk membujuk perempuannya. Dia masih konsisten dengan gelengan kepala, siapa yang lebih menguji kesabaran selain gadis ini.
"Baiklah aku sudah tidak tahan!. Apa yang kau inginkan katakan! akan aku turuti semuanya asal kau mau makan". Mata biru berusaha meyakinkan.
"he he... Aku tidak yakin kau bisa mengabulkan keinginan ku". Suaranya sangat rendah dan mulai memejamkan mata memilih mengurung diri dalam selimut. Entah apa yang terjadi pada dirinya, tanpa Air Mata gadis ini sudah menunjukkan kesedihannya, dia layu, murung dan lesu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com