webnovel

Terlambat

Sudah 6 bulan berlalu Raka dirawat di Rumah Sakit terbaik di London. Dokter sudah memberi tahukan bahwa sel Kanker dalam tubuh Raka sudah tidak ada lagi, namun Dokter ingin memastikan lebih lagi agar kondisi Raka tak terlewatkan sedikit pun. Raihan memutuskan untuk tetap memberikan perawatan yang intensif di Rumah sakit, Raka masih harus menjalani beberapa tes darah dan lain nya untuk memastikan kondisi nya.

Meski berada dirumah sakit , Raka tetap merasa nyaman karena semua kebutuhan nya terpenuhi, Kirana bahkan disiapkan seorang perawat khusus untuk membantu nya menjaga Raka, meski Kirana menolak tapi Raihan dan nyonya Priska tetap berkeras, alhasil kini Kirana hanya duduk manis melihat dan menunggui setiap aktivitas Raka, sebab sudah ada orang yang selalu mendampingi Raka saat butuh sesuatu , saat akan jatuh bahkan sudah ada yang menangkap nya, Raihan benar2 memperlakukan Raka dan Kirana bak nyonya besar dan pangeran.

"Kii, Raka sudah sehat, kamu udah 6 bulan di London tapi kamu bahkan tak pernah melihat kota ini, rumah Mommy aja baru 2x kamu kesana, sudah waktunya kamu berjalan jalan nak, mommy akan disini jagain Raka 24 jam, kamu jangan khawatir" ucap nyonya Priska saat duduk berdua dan melihat Raka bermain di dalam ruangan besar tempat Raka di rawat.

"Kirana minta maaf yaa mom, belum bisa berkunjung dengan baik kerumah Mommy," ucap Kirana tak enak dengan nyonya Priska.

"tapi Kirana baik baik aja mom, tanpa jalan jalan pun Kirana baik baik aj kok, apalagi ngelihat Raka seperti ini membuat Kirana sangat baik" lanjutnya nya menanggapi ucapan Nyonya Priska.

"Kii, mommy mau tanya, kenapa kamu nggak menghubungi Raihan waktu tahu kamu hamil nak" tanya nyonya Priska yang masih menyesali masa lalu, "Kirana menghubungi Rai maa, tapi waktu ituuuu" ucapan Kirana terhenti karena mengingat wanita yang menjawab telpon nya dan bingung harus berbuat berkata apa, padahal kenyataannya Nyonya Priska hanya mencoba memancing Kirana karena dia sudah tahu semuanya bahkan, kini Siska dan keluarga nya sudah menerima balasan nya. Perusahaan Siska hancur dan Siska sudah berlutut didepan Raihan untuk meminta maaf dan berjanji tak akan mengusik Kirana meskipun sekarang semua sudah terlambat.

Nyonya Priska pun menjelaskan semuanya kepada Kirana, melihat ekspresi Kirana dia tak berharap Kirana akan kembali kepada Raihan, paling tidak Kirana tak terus menyalah kan Putra nya, sehingga baik Kirana maupun Raihan, akan saling memaafkan meski tidak bersama kedua nya harus berkomunikasi dengan baik sebab ada Raka di antara mereka dan Nyonya Priska tak ingin Raka menjadi korban.

Kirana terkejut mendengar penjelasan nyonya Priska, badannya terasa panas meski sebenarnya ruangan itu sangat dingin karena full AC . Hingga dia tak menyadari nyonya Priska sudah keluar untuk membawa Raka melakukan check up ringan. Kini dia didalam ruangan sendirian, terasa panas dingin itu lah yang dirasakan Kirana dadanya kembali terasa sesak.

'ternyata Raihan benar benar tak pernah melakukan kesalahan apapun'. Batin Kirana kembali beradu, 'tapi kenapa dia tak pernah menjelaskan nya' ,

'itu karena kamu tak pernah memberikan nya kesempatan Kirana'

'kamu hanya terus berlari dari nya'

"tidakk, semua sudah terlambat, aku tak boleh seperti ini, Farhan ya aku milik Farhan saat ini" gumam nya pelan dengan suara mulai gemetar, sesaat kemudian tangis nya pun kembali pecah.

Saat dia menangis, waktu bersamaan Raihan masuk seperti biasa untuk menemui Raka, betapa terkejutnya dia mendengar suara isakan dan melihat Kirana sudah berurai air mata. Dengan sigap Raihan mendekati Kirana, dia panik, ditambah dia tak melihat Raka didalam ruangan itu, "Kii, ada apa kenapa kamu nangis?" tanya Raihan panik, bukannya menjawab Kirana semakin tak kuasa melihat wajah Raihan, tangisannya semakin menjadi. "Kirana ku mohon jangan seperti ini kamu tahu aku tak bisa melihat mu menangis, ku mohon katakan apa yang terjadi?" tanya nya Panik dan khawatir lanjut Raihan seraya memegang kedua pundak Kirana, "apa terjadi sesuatu sama Raka, dimana Raka?" tanya Raihan lagi karena Kirana tak henti menangis.

"maaf kan aku Raihan" ucap Kirana akhirnya.

Raihan yang tadi mengalihkan pandangan nya untuk mencari keberadaan Raka dan mencari apa ada sesuatu yang salah dalam ruangan itu terkejut dan mengalihkan kembali tatapan nya ke arah Kirana.

Kirana meangkat pandangan nya, matanya yang hitam berkilau sembab dan berbinar karena air mata yang menumpuk di pelupuk matanya.

Wajah nya yang mulus dan cantik natural terlihat lembut dan penuh rasa bersalah , Raihan tertegun bercampur kagum melihat wajah Kirana yang polos kerinduan nya melihat wajah itu seakan terobati. "Kiii, adaa apa sebenarnya?" tanya Raihan lagi namun kali ini nada nya begitu lembut.

"aku minta maaf Rai, karena sudah menyakiti mu" ucap Kirana menyadari betapa berdosa dan betapa lemah hati dan diri nya selama ini.

"aku sudah tau semua nya tentang Siska,," lanjutnya dengan suara terisak, "aku bodoh Rai, aku tak mempercayai mu waktu itu, dan aku, aku tak menghubungi mu kembali, seandainya saja saat itu aku menghubungi kembali, maka semua tak akan seperti ini" lanjut Kirana menyesali kesalahannya 6 tahun yang lalu. Kirana berbicara dalam tangis dan menunduk, hati Raihan yang memang masih mencintai Kirana tanpa sadar pun menangis dia menarik Kirana kedalam pelukannya. "jangan menangis Kii, aku mohon jangan menyalah kan diri mu aku tak ingin kamu kembali merasakan luka itu, sungguh aku juga salah seandainya waktu itu aku tak mengutamakan keegoisan ku dan aku yang menghubungi mu lebih dulu maka kamu tak akan melewati hari yang sulit dan aku tak akan kehilangan mu" ucap Raihan yang juga menyalahkan diri nya sendiri.

Keduanya hanyut dalam tangis dan penyesalan Mereka. Tanpa menyadari kehadiran seseorang di belakang mereka dan mendengar semua ungkapan perasaan mereka masing masing.

Chapitre suivant