Resty dan suaminya panik, dengan segera membawa Kirana ke Rumah sakit.
Kini Kirana sudah berada dirumah sakit, Resty dengan setia menemani nya, dan suami Resty kembali untuk mengambil mobil Kirana dan membawanya kerumah sakit. Kemudian pulang ke rumah untuk menjaga anak Resty karena Resty akan menemani Kirana.
Saat menunggui Kirana yang belum sadar handphone Kirana berdering.
"081125xxxxx calling...." . 'nomor siapa' batin Resty.
"haloo" Resty pun menjawab telpon itu dengan pertimbangan takut itu telpon penting.
"Haloo, Kirana" ucap sang penelpon yang merupakan seorang pria.
"ini siapa?" sahut Resty ketus.
"berikan handphone nya ke Kirana" ucap sang penelpon sewot tau persis bukan Kirana yang menjawab telpon nya.
"ehh, katakan, kamu siapa?" sahut Resty semakin sewot , khawatir pria ini salah satu penyebab sahabat nya seperti ini.
"saya, Raihan, tolong berikan telponnya ke Kirana" sahut sang penelpon tegas, dan dingin.
"si, siii, siapaa?" tanya Resty tak percaya, dan kaget.
"saya tidak punya waktu bermain main, dimana Kirana, katakan pada nya aku ingin bicara" sahut Raihan kali ini dengan nada sedikit emosi.
Resty diam, dan mencerna setiap kata dan nada bicara sang penelpon, dia akhirnya nya mengerti sekarang.
"di rumah sakit" sahut Resty dingin
"ruu, rumaah sakit" sahut Raihan kaget,
" Rumah sakit As-Syifa" sahut Resty dingin dan langsung menutup telponnya.
Setelah menutup telponnya Resty memandang sendu kesahabat nya itu yang masih belum sadar kan diri semenjak dibawa kerumah sakit setengah jam yang lalu. Kata Dokter Kirana terlalu stress, beban psikis itu lah yang membuat tubuh nya drop seperti ini, ditambah dari tadi malam dia belum mendapatkan asupan makanan sama sekali.
Dan kini Resty tahu penyebab nya, dia tahu bahwa Farhan kembali, dan Evan bos kantor Kirana menyukainya,, itu memang cukup mengganggu Kirana belakangan ini, tapi sekarang Resty mengetahui penyebab utamanya yaitu kehadiran Raihan tentu keadaan Kirana akan semakin tertekan. Maka saat ini juga dia harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi , dia tak ingin Kirana terus menyiksa dirinya.
'toookk tookkk' suara ketukan pintu kamar perawatan Kirana diketuk dan menyadarkan Resty dari pikirannya. Dia membalikkan wajahnya, untuk melihat siapa yang datang. Sontak dia berdiri dan memutar penuh badannya , meski tahu Raihan akan datang namun dia tak menyangka Raihan akan tiba hanya dalam waktu tak sampai 10 menit , dan benar, Raihan itu adalah Raihan masa lalu sahabat nya.
Raihan masuk dan pandangan nya langsung tertuju pada Kirana yang terbaring pucat dan tak sadarkan diri dengan infus yang melekat di tangan kiri nya.
"Raihan, kamu benar benar Raihan" tanya Resty meyakinkan
"iyaa, ini aku" jawab nya ringan, dengan ekspresi dingin nya. Dan tentu Raihan mengenal Resty satu satunya sahabat baik Kirana.
"ada apa dengan Kirana res , pagi tadi dia masih baik baik aja?" lanjut Raihan khawatir
"kamu menemui nya tadi pagi?" tanya resty mencoba mencari semua jawaban untuk pertanyaan dibenak nya.
"iyaa, taapii,," ucapan Raihan langsung di potong oleh Resty.
"kita bicara diluar" sahut Resty cepat dengan suara yang pelan.
Resty harus mencari tahu semuanya, dan intinya sekarang ada pada Raihan.