webnovel

Masa Lalu

Kirana kini berada didalam ruangan yang sangat besar, bisa dikatakannya 5x lipat dari besarnya ruangannya. Bahkan didalam nya ada kulkas ruangan dengan gaya Eropa, mewah dan rapi.

"permisi pak, ibu Kirana sudah datang pak" . ucap Deska sekretaris Raihan. Pria dengan tinggi 183 cm itu berdiri membelakangi mereka sedang menatap lurus ke luar jendela ruangannya dengan satu tangan yang di masukkan kedalam saku celananya, "kau boleh keluar Deska," ucap pria itu dengan nada dingin. Kirana yang mendengar itu suara nya memang lah suara orang di masa lalu nya, tapi nada nya sangat dingin dan angkuh, itu bukan lah dia. "baik pak" sahut Deska sopan dan keluar dari ruangan Raihan, sebelum keluar Deska melihat dan tersenyum hormat ke arah Kirana, Kirana pun membalas senyuman itu.

Kini hanya tinggal Kirana dan Pria dingin tersebut didalam ruangannya. Ya kini Kirana benar benar berhadapan langsung dengan masa lalu nya, jika memang hanya sekedar pacaran mungkin Kirana tak akan seperti ini tapi ada sesuatu diantara mereka dan itu hanya Kirana yang tau. Kirana mencoba mengontrol perasaan nya. "Selamat siang Pak Raihan" ucap Kirana memecahkan keheningan di ruangan itu untuk beberapa saat , setelah Deska keluar. Mendengar suara dan ucapan Kirana, wajah Raihan yang dingin semakin dingin dan tak terbaca, mata coklatnya terlihat gelap. "silahkan duduk" ucap nya yang kini sudah membalik tubuh nya dan mengahadap ke arah Kirana. Kirana meangguk sopan dengan memasang wajah dingin nya seperti biasa dan tetap bersikap profesional. Dia pun duduk di sebuah Sofa panjang di ruangan Raihan. Raihan berjalan mendekat ke arah sofa tersebut, Kirana merasa jantungnya akan melompat keluar menyadari Raihan yang semakin dekat dengan nya, gugup , itu lah yang dirasakan Kirana, dia tak pernah merasa seperti ini jika berharap dengan seorang klien besar sekalipun , tapi kali ini berbeda, mungkinkah karena Dia Masa Lalunya.

Raihan sudah duduk di sofa tunggal samping Kirana. Kirana menarik nafas dalam, menyembunyikan kegugupannya. "ini Pak Konsep yang kami siap kan," ucap Kirana seraya menyerahkan sebuah map Ke Raihan dengan profesional, tentu pandangan mereka bertemu, mata coklat Raihan terlihat begitu gelap, wajah dengan ekspresi yang dingin, sangat asing melihat Raihan seperti ini Kirana dengan cepat membuang pandangannya dari Raihan. "silahkan bapak lihat dulu" ucap nya dengan menunduk dan berpura pura menyusun dokumen nya. 'sangat cantik,' batin Raihan, Raihan menatap dalam ke arah Kirana yang sudah menunduk dengan sorot mata yang tajam ekspresi yang dingin, seolah menyimpan sebuah amarah, namun matanya tersirat sebuah kerinduan.

Suasana hening, Kirana tak berani menatap kearah Raihan yang sedang mempelajari Konsep yang di berikan Kirana, Kirana bersikap sopan, dia pun memperbaiki duduk nya, menjadi lebih anggun, dan kini aura dingin nya pun terlihat jelas dan dengan menatap lurus kedepan.

"aku setuju dengan konsep ini, dan aku terima kerja sama dengan Agung Corp." ucap Raihan tegas seraya tetap memandang dan memegang dokumen konsep tersebut. "Terima kasih banyak pak,," ucap Kirana formal, "mengenai kerja sama dan lain sebagainya akan segera di urus oleh pihak perusahaan" lanjut nya profesional. Beberapa saat tak mendapatkan respon dari Raihan , Kirana kembali berbicara. "saya rasa semua sudah selesai, saya tidak akan menggangu waktu bapak lebih lama lagi, maka saya akan pergi sekarang" , ucap Kirana meraih tasnya dan berdiri untuk keluar ruangan Raihan. Namun belum sempat dia melangkah Raihan meangkat pandangan nya dan membuka suaranya. "tidak ada kah yang ingin kau sampai kan pada ku", ucap nya dan membuat Kirana kaget atas ucapan Raihan.

Chapitre suivant