webnovel

Tujuh puluh tiga

Suara dering ponselnya terus berdering ketika Mr. Khan tengah menikmati tidur yang tenang dan damai tanpa gangguan. Dia diminta mengantarkan pulang kedua sahabat bosnya ketika hari masih gelap dan menjelang subuh. Padahal dia baru saja menikmati cutinya di hari pertama ini. Yah, baginya cuti itu hanya wacana, itu sebabnya dia tidak pernah mengabil jatah cuti tahunannya. Meskipun secara jelas ada ijin cuti yang dia pegang, itu hanyalah formalitas. Pada kenyataannya, dia masih harus tetap siaga bila sewaktu-waktu sang atasan memanggil.

Meski sedikit kesal, Khan tetap saja menjalankan perintah sang bos. Membawa kedua sahabat itu yang sudah mabuk berat untuk kembali ke rumah. Atau lebih tepatnya menyeret? Karena kedua laki-laki itu sudah tidak mampu untuk berjalan sendiri.

"Maaf Ma'am, apa Mr. Darren sudah kembali?" tanya Khan, memastikan kalau bosnya sudah kembali.

"Troy belum kembali. Kenapa?" jawab Alea sedikit bingung.

"Mr. Darren bilang beliau akan pulang terlebih dahulu." jawab Khan sopan. Meski tidak sedang dalam jam kantor. "Kalau begitu saya permisi."

Begitu Khan meninggalkan rumah Troy, Alea segera menutup pintu dan mengurus dua lelaki yang sudah tergeletak tak berdaya. Bau alkohol tercium, sangat menyengat.

Ketika akan kembali ke hotelnya, Khan mendengar suara sirine ambulan. Menandakan adanya kecelakaan di sekitar sini.

Lalu ponselnya berdering.

"Halo."

"Selamat malam, kami dari pihak kepolisian." mendengar si penelepon mengatakan 'pihak kepolisian' Khan lalu melihat layar ponselnya. Disana tertulis 'Mr. Troy Darren' sebagai si pemanggil, tapi kenapa si penelpon mengatakan sesuatu tentang kepolisian?

"Ya, ada yang bisa dibantu?" tanya Khan, rasa khawatir menyergapnya.

"Apa anda mengenal Troy Darren? Dia baru saja mengalami kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Bisakah anda ke rumah sakit sekarang? Princess Alexandra Hospital."

"Sure."

Setelah mematikan sambungan teleponnya, kaki Khan terasa lemah. Hampir saja dia terjatuh ke tanah kala saja dia tidak berpegangan pada pintu mobil. Apa lagi kali ini? Jujur saja dia lebih senang mendengar bosnya melakukan kebodohan di klub malam dan berkelahi. Itu terdengar jahat, tapi lebih baik daripada kecelakaan. Dan penjelasan akan lebih mudah kalau Troy melakukan kesalahan seperti itu, bukan mengalami kecelakaan.

Langsung saja Khan mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit. Mencari dibagian IGD. Seorang polisi yang sedang bertugas menunggunya di dekat resepsionis.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Khan, dengan napas yang hampir habis.

"Kita masih menunggu keterangan dari dokter. Apa hubungan anda dengan Troy Darren?" tanya sang polisi, penuh ketegasan.

"Saya asistennya. Kami ada di Brisbane untuk urusan pekerjaan."

Tanpa membuang waktu, Khan segera memberikan kartu identitasnya dan mengurus segala hal yang bersangkutan dengan kepolisian. Kecelakaan karena mabuk, itu analisis sementara dari pihak kepolisian. Khan tidak membantah, karena memang sebelumnya sang bos tengah minum bersama kedua sahabatnya. Namun Khan tetap tutup mulut.

Dokter keluar dari ruang operasi ketika matahari sudah hampir terbit. Wajah lelah sang dokter terlihat dengan jelas, tak berbeda dengan Khan yang menantikan sang dokter.

"Bagaimana keadaan pasien?" tanya Khan begitu melihat sang dokter keluar.

"Meski cedera otaknya tidak terlalu parah, tapi itu mempengaruhi kesadaran pasien. Sewaktu operasi, kami sempat kehilangan kesadarannya. Kita tunggu saja, sampai pengaruh bius hilang." kata sang dokter, lalu meniggalkan Khan yang duduk sendirian di kursi tunggu.

Perawat memberitahukan kepada Khan bahwa Troy sudah dipindahkan ke ruang rawat IGD yang terletak disamping ruang operasi. Ruangan itu tidak terlalu besar, sebagian ruangan diisi oleh berbagai macam alat yang mendukung kehidupan pasien. Karena masih belum boleh menjengun, Khan hanya mengamati bosnya dari dinding kaca yang ada di sisi ruangan. Memperlihatkan keadaan Troy yang terbaring.

Khan hanya bisa melihat bosnya yang terbaring lemah di tempat tidur, dipasangi berbagai macam selang dan kabel yang tersambung ke beberapa alat yang ada di sekitarnya. Bunyi beep dari mesin menandakan bahwa bosnya masih bernapas. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Tidak mungkin dia memberitahukan keadaan Troy kepada sang Nyonya. Dia khawatir itu akan membuat sang Nyonya khawatir dan melakukan kesalahan. Kedua sahabat Troy? Apa mereka sudah sadar dari mabuknya?

Mungkin nanti dia akan menghubungi mereka, karena keduanya adalah keluarga Mr. Darren yang terdekat untuk saat ini. Nanti, saat keduanya sudah sadar dan pulih dari pengaruh minuman keras.

...

Seiring bertumbuhnya janin yang ada di perut Freya, kesehatan Freya juga terus membaik. Mungkin benar kata dokter, bahwa apa yang dialami Freya belakangan karena pengaruh hormon kehamilan dan penyesuaian tubuhnya terhadap makhluk yang tumbuh dalam tubuhnya. Memang masih ada mual dan muntah, tapi frekuensinya sudah berkurang. Bahkan berat bada Freya sudah bertambah beberapa kilo hanya dalam waktu sebulan. Diusia kehamilannya yang menginjak 16 minggu, semua terlihat baik-baik saja.

Hal yang sangat dinantikan Freya selama kehamilannya adalah merasakan gerakan janinnya. Dia ingin tahu apakah anaknya juga bergerak di dalam perutnya, seperti video ibu hamil yang sering dia lihat diinternet. Terlihat lucu dan menggemaskan melihat perut yang bentuknya menjadi tidak beraturan karena bayi di dalamnya bergerak. Dan akhirnya kesempatan itu dia rasakan. Untuk pertama kalinya dia merasakan sentuhan kecil dari dalam perutnya.

"FRITZ." teriakan itu terdengar dari dalam kamar Freya. Ketika Freya merasakan gerakan itu. Memang masih terlihat halus, tapi entah kenapa dia bisa merasakan.

Langsung saja Frizt berlari ke kamar Freya, meninggalkan pekerjaan yang sedang dilakukan. Diikuti oleh Brendan dan Taylor.

"Apa ada? Apa ada yang sakit?" raut wajah Fritz penuh kekhawatiran. Apalagi ketika dia melihat adiknya sudah berlinang air mata. Segera saja Fritz menghampiri adiknya yang sedang terduduk di tempat tidurnya.

Freya menggelengkan kepalanya, dan menghapus air mata yang tanpa sadar sudah membasahi pipinya. "Dia bergerak."

Ya ampun, apa begini rasanya mengetahui gerakan pertama yang terasa diperut? Begitu mengharukan, sampai Freya tidak sadar bahwa dia menitikan air mata. Ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa.

"Apanya yang bergerak? Siapa?" Fritz terheran. Karena hanya ada Freya di kamar ini sebelum dia memasuki kamarnya.

Penuh semangat Freya menarik tangan kakaknya, meletakkan diatas perutnya. Seketika wajah Fritz berubah. Kaget, terkejut, takut dan entah apa lagi yang bisa dikatakan untuk menggambarkan perasaannya sekarang.

Sesuatu bergerak dibawah telapak tangannya. Sangat pelan dan halus, tapi dia tetap bisa merasakan gerakan itu. Apa ini yang membuat Freya berteriak dan menangis?

"Serius?" tak terasa Fritz pun menangis. Dia benar-benar merasa terharu dan sangat terhormat untuk merasakan gerakan bayi yang letaknya jauh di dalam perut adiknya. Bayi yang selama beberapa bulan ini hanya bisa dia lihat dari layar saat USG.

Freya menganggukkan kepalanya. Mengiyakan bahwa apa yang ada dipikiran Fritz adalah benar. Bayinya bergerak.

"Oh my God. Hei, Baby, can you hear me? Its me, Uncle Fritz." tak ada yang bisa melukiskan bagaimana perasaan bahagia yang dirasakan Fritz.

Ini adalah pengalaman yang hebat. Bayi yang akan menjadi penerus keluarga Mayer, yang bahkan belum pernah ditemui Fritz, sudah membuatnya jatuh hati hanya dengan sekali gerakan halus. Apa ini yang namanya cinta tak besyarat?

Dengan eratnya Fritz memeluk adiknya. Merasa bersyukur dan berterima kasih karena adiknya mau mempertahankan bayi yang luar biasa. Dan ya, dia berhutang maaf kepada makhluk kecil itu karena pernah berniat membunuhnya.

"Terima kasih, kamu sudah memberikanku pengalaman yang sangat berharga. Ini lebih indah dari semua yang ada."

Chapitre suivant