webnovel

Kepolosan 94

Éditeur: AL_Squad

Ketika saya masih muda, saya sering memanjat pohon dengan tangan dan kaki telanjang dan memetik buah-buahan liar untuk dimakan. Setelah menonton terlalu banyak drama seni bela diri, saya merasa bahwa mengkonsumsi buah-buahan liar ini mungkin dapat memberikan sifat keabadian pada saya.

Buah hijau mentah terasa asam dan pahit, tanpa sedikit pun rasa manis.

Tapi begitulah masa mudaku.

Beberapa mimpi ditakdirkan untuk tetap menjadi mimpi.

Beberapa cinta ditakdirkan untuk tidak dapat diraih.

Beberapa janji seperti gelembung rapuh yang meledak saat bersentuhan.

Beberapa kebohongan begitu nyata sehingga seseorang bisa menipu dirinya sendiri.

Tapi Dongyu, kebohongan terbesar dalam hidupku yang gagal adalah mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku tidak menyukaimu lagi.

Aku memejamkan mata dan berpikir aku bisa melupakanmu, tapi air mata yang mengalir di pipiku tidak membodohiku.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant