Perasaan putus asa semakin kuat. Peluang bala bantuan yang datang sebelum undead yang lebih kuat muncul sangat tipis. Ketika gerbang terbuka, gelombang kematian akan merangsek maju, menyebabkan kematian banyak nyawa.
Ketika keputus asaan telah tertulis di wajah para penjaga, suara logam yang bergesekan bisa terdengar.
Semuanya melihat ke arah sumber suara dengan refleks.
Di depan mereka seorang warrior dengan armor full body mengendarai seekor monster dengan mata yang bulat hitam. Di sampingnya ada seorang wanita cantik yang sangat berlawanan dengan sekelilingnya.
"Hey! Bahaya disini! Cepat pergi--"
Saat itu, penjaga tersebut melihat medali yang tergantung di depan dada warrior itu.
Petualang!
Tetapi secercah harapan hilang ketika mereka melihat itu adalah medali tembaga.
Tidak mungkin seorang petualang dengan level terendah bisa menyelesaikan situasi krisis ini. Seluruh penjaga menunjukkan wajah kecewa.
Warrior itu turun dari monster dengan gesit dan tidak terlihat lamban karena tubuhnya yang besar.
"Apakah kamu tidak mendengar! Tinggalkan tempat ini sekarang!"
"Narberal, serahkan pedangku."
Suara Warrior itu jelas lebih lembut daripada para penjaga, tapi meskipun suara dari undead yang bergerombol itu terdengar jelas. Wanita cantik itu datang ke sisi warrior tersebut dan menyerahkan pedangnya.
"Lihat di belakangmu, itu bahaya kan."
Mengikuti peringatan warrior itu, para penjaga berbalik dan menyaksikan nasib mereka yang semakin mendekati akhir.
Ada sebuah figur yang lebih tinggi dari dinding setinggi 4 meter.
Itu adalah undead raksasa yang terbuat dari mayat dan ghoul yang tak terhitung jumlahnya.
"Wahh---"
Saat kelompok itu berteriak dan akan kabur, hal yang mengejutkan terjadi di depan mereka. Warrior yang memegang pedang itu berdiri dengan sikap seakan mau melempar tombak.
"Apa yang dia lakukan?"
pertanyaan itu hilang ketika mereka melihat gerakan selanjutnya.
Warrior itu melempar pedangnya dengan kecepatan luar biasa. Penjaga mencari tempat tujuan terbang dari pedang itu dan melihat sesuatu yang lebih menakjubkan.
Raksasa tersebut terdiri dari undead, Monster Undead yang kelihatannya tidak mungkin bisa dikalahkan itu, sempoyongan ke belakang seakan baru saja terkena serangan musuh yang lebih besar dari dirinya. Ketika dia roboh, suara gemuruh terdengar di seberang dinding, membuktikan bahwa raksasa itu memang roboh.
"---undead itu menghalangi."
Dark Warrior tersebut hanya berkata seperti ini saat dia menghunuskan pedang yang lain dan akhirnya bergerak maju.
"Buka gerbangnya."
Penjaga tersebut tidak bisa menangkap apa yang dikatakannya, mereka baru mengerti setelah berkedip beberapa kali.
"Ja.. Jangan bicara ngawur! Ada gerombolan undead yang besar di sisi lain dari gerbang!"
"Lalu? Apa hubungannya denganku, Momon?"
Menghadapi kepercayaan diri yang sangat kuat dari Dark Warior, mereka diam tak bisa berkata apapun.
"..Lupakan saja, mau bagaimana lagi jika kalian memang tidak mau membukanya, Aku akan pergi kesana sendiri."
Warrior itu mulai berlari kecil, melompat dari tanah dan menghilang di sisi lain dari dinding. Dan dia melakukannya sambil menggunakan armor yang kelihatannya berat itu.
Pemandangan tersebut seperti sebuah ilusi.
Para penjaga tidak percaya terhadap apa yang baru saja terjadi, hanya bisa menatap dengan mulut yang menganga lebar ke tempat yang kosong.
Wanita cantik yang tertinggal naik ke udara pelan-pelan dan pergi ke dinding ketika dia dihentikan oleh sebuah suara:
"Tunggu sebentar. Bawalah raja ini bersamamu!"
Suara itu datang dari monster besar yang dikendarai oleh warrior tersebut, suaranya sewibawa tampilannya.
Wanita cantik itu mengerutkan sedikit dahi -- membuat hilang kecantikannya -- dan menjawab:
"..Naiki tangga yang di sebelah sana. Kamu takkan terluka hanya karena jatuh dari ketinggian seperti ini, ya kan?"
"Tentu saja! Raja ini hanya ingin segera ke sisi tuannya! Tunggu raja ini, Tuan!"
Monster raksasa itu berlari melewati para penjaga dengan kecepatan yang hebat, dengan lincahnya menaiki tangga dan melompat dari dinding.
Tempat itu menjadi hening.
Seperti habis terkena badai, mereka berdiri kaku di tempat itu tidak tahu berapa lama. Ketika mereka sadar, seorang penjaga bertanya dengan suara gemetar:
"Hey... Apakah kalian mendengar itu?"
"Mendengar apa?"
"Suara undead."