Waktu istrahat hampir habis membuat Alisya dan teman-temannya yang lain segera beranjak pergi meninggalkan kantin diikuti oleh Adith yang berada di tengah-tengah mereka. Banyak pasang mata yang melihat mereka dengan tatapan kagum sekaligus iri, mereka mengagumi kumpulan orang yang keluar dari kantin itu bagaikan sekelompok anggota Elite khusus yang dimiliki sekolah karena tidak terbatas hanya dari segi kekayaan, namun juga dari segi kecantikan dan ketampanan mereka.
"Sampai jumpa lagi Quenby..." bisik Adith dengan tersenyum nakal ditelinga Alisya.
"Ku pikir kamu tidak akan kembali lagi kekelasmu!" goda Karin melihat Adith yang ingin beranjak pergi.
"Jika Alisya menahanku pergi, aku akan tetap berada disini!" serunya sambil menghalangi jalan Alisya yang mengacuhkannya. Tangan kekar Adith menahannya dari arah samping lalu Adith menjatuhkan tubuhnya bersandar kedinding dan memandangi Alisya meminta sebuah respon.
"Tidak, baliklah ke kelasmu!" tegas Alisya melewati Adith dengan santai.
"Aku tetap cerdas meski tidak mengikuti pelajaran hari ini!" sela Adith masih melakukan kembali gerakan yang sama.
"Seseorang yang cerdas tak kan pernah puas. Dia akan terus merasa haus akan ilmu bukan malah mengabaikannya!" Jelas Alisya memandang Adith dengan yakin.
"Berhentilah menggodanya! Kau adalah salah satu contoh pasti dari apa yang telah di katakan oleh Alisya!" terang Yogi menepuk pundak Adith.
Adith menyunggingkan senyum melihat Alisya yang melewatinya tanpa suara.
"Sampai jumpa Quenby....." teriak Adith kepada Alisya yang sudah memunggunginya.
"Brakkk...." buku berhamburan tumpah begitu Adith tidak sengaja menabrak seseorang tepat setelah dia akan berbelok melewati koridor yang terhalang oleh tembok.
"Kau baik-baik saja???" Adith segera menunduk membantu berdiri seorang perempuan berkaca mata yang terjatuh.
Melihat itu Karin segera menarik Alisya yang baru saja melangkahkan kakinya memasuki kelas.
"Ada apa Kar???" tanyanya bingung.
"Tuh liat...." tunjuk Karin menggunakan bibirnya.
Adith ikut membantu mengambil beberapa kertas yang berterbangan. Dari apa yang dilihatnya itu adalah kertas hasil kumpulan tugas para siswa dikelas Mia 3.
"Maaf, aku tidak sengaja!" ucap Adith sambil menyodorkan kertas yang sudah dipungutnya.
"Adith... ngapain kamu disini?" suaranya lembut dan sedikit heboh.
"Aurelia??? kamu sekolah disini?" Tanya Adith kaget dengan suara dingin. Adith tidak memperhatikan wajahnya sebelumnya saat membantunya berdiri karena wajahnya ditutupi oleh rambutnya yang panjang.
"Yah... begitulah!" ucapnya sopan dengan mengangkat sedikit bahunya.
"Aurelia? Kau benar-benar Aurelia kan? Sejak kapan kau pindah kesini?" serbu Yogi dengan tangan yang penuh dengan buku-buku.
"Sekitar 3 bulan yang lalu!" Jawabnya santai dengan senyuman ceria.
"Benarkah? Aku tak pernah melihatmu sebelumnya!" tambah Adith tetap dingin.
"Maaf, ketika aku pindah kesini sekolah mengadakan festival dan aku diminta untuk menjadi ketua kelas yang mengurus semuanya sehingga aku cukup sibuk!" terang Aurelia.
Alisya dan Karin hanya memperhatikan mereka dari jauh dan terus menyimak. Dari percakapan mereka Alisya tau bahwa mereka tampaknya sudah cukup lama mengenal satu-sama lain sebelumnya dan cukup akrab. Tapi reaksi Adith kepada Aurelia sedikit berbeda meski setiap kali ia mengeluarkan kata-kata dengan dingin.
"Jadi siapa wanita ini?" bisik Karin menghampiri Yogi yang dikuti Alisya dibelakangnya.
"Oh iya, kenalkan dia Aurelia sepupu jauh Adith. Meksi begitu dia dan Adith sangatlah akrab sebelumnya sampai...." Aurelia segera menginjak kaki Yogi dan tersenyum dengan ramah. Yogi meringis sakit dalam diam sambil terduduk memegang kakinya yang tertutupi oleh sepatu.
"Aku Aurelia!!!" ia menyodorkan tangannya ke arah Alisya.
Karin bingung kenapa Aurelia melewatinya begitu saja padahal dialah orang yang bertanya mengenai siapa dirinya. Wajah Karin menatap Alisya dengan tatapan bingung dan memicingkan keningnya. Alisya tersenyum mengerti maksud dari tatapan Karin namun mencoba untuk mengabaikannya saja.
"Aku Alisya, dan orang yang menanyakanmu tadi adalah sahabatku Karin!" ucap Alisya menyalami Aurelia dan sengaja menunjuk ke arah Karin.
"Ah maaf, bukan maksudku bertindak tidak sopan! Aku tertarik begitu melihat layar LED sekolah yang menampilkan wajah Alisya dan menjadi nomor 1 kandidat ketua Osis!" suara Aurelia terdengar gugup dan sedikit terbata-bata saat mencoba menjelaskan.
"Aku juga tak menyangka kau yang baru 3 bulan sudah menduduki posisi ke 3 sebagai calon kandidat ketua Osis" Tambah Rinto sembari menyodorkan beberapa buah lembar kertas yang dipungutnya.
"Oh, jadi kau menyadari itu aku yah?? Kau Rinto kan??? Terimakasih atas bantuannya!" senyumnya mengambil semua yang dipegang oleh Rinto.
"Benarkah? Aku tidak melihatnya!!!" ucap Yogi memandang Adith bertanya hal yang sama.
"Aku juga" geleng Adith.
"Kalian jahat... kita hanya tak bertemu selama 2 tahun dan kalian sudah semudah itu melupakanku?" Serunya dengan suara kesal yang dibuat terdengar manis.
"Kau cukup hebat dan populer sampai bisa menjadi salah satu orang yang direkomedasikan!" tegas Karin dengan senyum sinis yang terlihat ramah.
"Ah... tidak, aku hanya beruntung saja! Tidak seperti kalian berdua yang disukai oleh semua orang meski awalnya aku mendengar banyak orang yang tidak berani mendekati Alisya karena dia tampak seperti seorang perempuan yang...." Aurelia sengaja tidak ingin melanjutkan kalimatnya.
"Tidak masalah... aku tidak masalah jika mereka menganggapku seperti itu!" ucap Alisya lembut.
"Tapi aku tidak!" Ucap Adith mengelus kepala Alisya. "Aku kembali kekelas dulu. Sampai nanti semuanya." Adith tersenyum hangat kepada Alisya dan melambai kepada yang lainnya melewati Aurelia.
"Adith.... apakah kau masih marah kepadaku dengan mengabaikanku seperti itu?" Aurelia menghentikan Adith dengan suara manja.
"Aku pergi dulu!" Ucap Adith tetap membelakanginya dan menjauh pergi.
"Aurelia, jangan terlalu dipikirkan! Kau tau kan Adith seperti apa?" Yogi mencoba untuk menenangkan Aurelia yang matanya sedikit terlihat berkaca-kaca.
Aurelia terdiam memandangi punggung Adith yang sudah meninggalkan mereka. Yogi berdiri menemani Aurelia dan menarik Rinto yang ingin meninggalkan mereka.
Alisya yang tidak begitu peduli meninggalkan mereka bertiga di koridor masuk kedalam kelas yang dikuti oleh Karin.
"Apa yang sedang terjadi???" gumam Karin.
"Mana aku tau!" tegas Alisya
"Kamu harusnya tau dong???" ketus Karin.
"Ayolah Kar, semua orang punya urusan pribadi yang tidak ingin diketahui oleh orang lain! lagi pula apa hak ku untuk ikut campur? Jangan terlalu melebih-lebihkan. Aku dan Adith hanya...." Alisya tak tahu kalimat apa yang benar untuk bisa di sampaikan. Sejauh ini ia belum tau pasti apa hubungan mereka. Jika teman Alisya merasa belum cukup dekat untuk menjadi teman Adith dan jika itu pacar atau hubungan spesial lainnya pun juga tidak. Selama ini Adith hanya mendekatinya untuk menghilangkan rasa bosan jenuhnya saja.
Karin yang ingin membantah ucapan Alisya tertahan oleh Bel masuk yang menggema diseluruh ruangan diikuti dengan masuk seorang guru.