webnovel

Tangisan Seorang Ayah

Rendy mengerutkan keningnya, "Ada apa?" Rendy juga bertanya kepada Mutiara. Mutiara jadi tergagap, lalu Ia berkata sambil menahan nafasnya. Dada Rendy terlihat dari balik kimono handuknya dan itu sangat putih seperti salju. Tangan Mutiara jadi gatal ingin mengelusnya.

"Mutia.. Kakak sedang bertanya kepadamu. Ada apa? " Rendy berbicara sedikit keras.

"Eh..a nu kak, Ibu bilang apa kita bisa pergi sekarang? Karena Ayah pada pukul sepuluh ada pertemuan dengan Komisaris perusahaan APRA" Kata Mutiara sambi matanya terus menatap dada Rendy. Tidak ada kontak mata di antara mereka. Mutiara lebih suka melihat dada Rendy yang putih dibandingkan dengan matanya. Ini adalah pemandangan langka yang tidak boleh diabaikan.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant