Hari berlalu begitu cepat, semua keadaan telah membaik.
"aku udah bisa pulang sekarang kan?"
"iya! tapi nanti sore yah? kamu disini dulu! nanti kalau Abang udah mau pulang baru kita pulang bareng"
"yah! tapi kan aku udah mau pulang sekarang! aku udah bosen banget disini! minta kak Arisa jemput aku ya bang?"
"nggak! Abang harus memastikan kalau kamu benar-benar sudah sembuh!"
"maksudnya?"
"sebelum sore nanti kalau kamu sudah benar-benar sehat kamu boleh pulang! tapi kalau sebelum sore nanti terjadi sesuatu kamu belum boleh pulang!"
"emangnya harus gitu yah?"
"nggak juga sih! tapi Abang itu pengen memastikan kalau kamu benar-benar sudah sembuh total!".
"ok! aku akan sehat sampai sore nanti biar aku udah bisa pulang!"
Ilyas menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan polos dari istri kecilnya itu.
"semoga aja yah? berhasil sehat sampai sore nanti!" ucap Ilyas terkikik.
"aku akan buktikan ke abang! kalau aku akan sembuh dan akan pulang bentar sore!"
"iya! iya! yang penting kamu bahagia deh!"
Mereka sedang sibuk berbincang-bincang.
Ayisa yang sudah tak sabaran untuk pulang dan Ilyas yang menahannya untuk tidak pulang.
"kenapa yah! aku ngerasa kalau Abang itu nggak mau kalau aku pulang!" ucap Ayisa.
Tatapan mata Ilyas tiba-tiba fokus tersorot kearah Ayisa.
"kenapa kamu berpikir seperti itu?" tanyanya.
"iya! karena Abang itu kayak halangin aku buat pulang! aku kan udah sembuh! kenapa masih harus dirawat sampai sore?". jeda beberapa detik."oh! apa jangan-jangan--"
"jangan-jangan apa?"
"jangan-jangan Abang itu nggak bisa jauh-jauh ya dari aku??" ucap Ayisa terkekeh.
Ilyas berjalan kecil kearah Ayisa dan duduk disampingnya.
"emang kamu rasanya kayak gitu ya?". Jeda beberapa detik."yaudah Abang pergi dulu banyak pekerjaan!" ucap Ilyas.
Ayisa menatap wajah Ilyas yang tersenyum saat hendak pergi.
"jangan rindu ya? aku pergi dulu, Assalamualaikum!" ucap Ilyas.
"insyaallah! Ayisa mu takkan rindu padamu wahai abang Ilyas ku!" ucap Ayisa terkekeh.
langkah Ilyas terhenti saat dia mendengar ucapan Ayisa.
"oh ya? ya sudah nanti Abang kembali saat kamu butuhkan! saat kau rindu Abang akan kembali!" ucap Ilyas.
Ayisa mengerucutkan bibirnya."apaan sih! emangnya Abang tau kapan Ayi rindu sama Abang?" ucap Ayisa.
"Abang tau lah! ada malaikat disamping Ayi yang beri tau Abang!" ucap Ilyas terkekeh geli.
"mana ada?"
"iya ada lah! malaikat itu udah Abang tugasin buat jagain bidadari Abang yang cantik ini" ucap Ilyas sembari mencolek pucuk hidung mancung Ayisa.
"ihh! apaan sih Abang! colek colek!"
"nggak apa-apa kali! kamu kan udah jadi pacar halal Abang! jadi udah nggak apa-apa kalau Abang sentuh!" ucap Ilyas.
Ayisa memasang wajah jijik mendengar ucapan Ilyas.
"ihh Abang! jijik tau dengar nya! masa Abang ngomong kayak gitu sama anak-anak!" ucap Ayisa.
"anak-anak? siapa anak-anak? kamu?" tanya Ilyas terkekeh.
Ayisa memasang wajah datarnya.
"nyebelin banget sih!!" ucap Ayisa dengan nada sedikit kesal.
tiba-tiba seorang wanita datang dan membuat kedua insan itu terkejut.
"aduh..aduh.. maaf banget ya Dok! saya ganggu! tapi pasien yang di sebelah harus istirahat tapi terganggu sama suara Dokter sama mbak Ayisa!" ucap Lily.
"jadi kamu nyuruh saya diam?" tanya Ilyas.
"no..no.. no tidak seperti itu pak Dok! tapi pasien kamar sebelah harus istirahat! itu aja pak Dok" ucap Lily.
"itu sama saja kalau kamu menyuruh saya untuk diam! gimana sih kamu!"
Ayisa mencoba menahan tawanya saat melihat Ilyas yang berusaha untuk marah pada Lily.
"kalau nggak bisa marah-marah udah nggak usah di paksain" ucap Ayisa terkekeh.
"aku bisa marah kok!!" ucap Ilyas menaikkan nada suaranya.
Ayisa memanyungkan bibirnya sembari mengangguk kecil."its okay! terserah Abang!" ucap Ayisa.
Ilyas pergi meninggalkan Lily dan Ayisa.
"mbak Li! nggak usah dipikirin soal yang tadi! maaf yah udah ganggu!" ucap Ayisa.
Lily mendekati Ayisa yang masih duduk dengan jarum infus yang melekat di tangannya.
"nggak apa-apa adikku sayang!" ucap Lily.
Ayisa tersenyum manis saat Lily menganggapnya sebagai adiknya.
Dia pun memeluk Lily dengan erat.
"aku saaayaang banget sama mbak Lily! tau nggak? mbak Lily itu sama kayak kakak Ayi, kak Arisa dia itu sayang banget sama Ayi, bahkan aja dia itu selalu mengalah sama Ayi, pokoknya dia itu lebih mendahulukan Ayi dari dirinya sendiri! makanya Ayi itu sayang banget sama dia!" ucap Ayisa tersenyum.
"ya sudah! mbak masih ada kerjaan, mbak kesini abisnya suaranya kedengaran sampai disebelah dan pasien disebelah harus istirahat!" ucap Lily.
"oh iya mbak! maafin Ayi sama bang Ilyas yah?" ucap Ayisa.
"iya! mbak pergi dulu yah! assalamualaikum" ucap Lily.
"waalaikumsalam."