webnovel

BAB 1

brush...brushhh.brush

Terdengar suara seorang yang sedang menyapu dihalaman depan rumah.

"Dek mami mu ada??" tanya seorang pria.

"mami?? umi maksudnya??" tanya balik seorang gadis.

Pria itu adalah Ilyas sedangkan gadis itu adalah Ayisa.

Ayisa selalu bangun sebelum shalat subuh, sebelum sholat dia menyempatkan diri untuk mandi terlebih dahulu kemudian sholat, selesai sholat sebagai kegiatan pengganti olahraga dia terlebih dahulu membersihkan halaman rumahnya dan itu dilakukan setia hari.

"iya itu maksudnya!" ucap Ilyas.

"umi ada kok didalam! masuk aja!" ucap

"temenin!" ucap Ilyas.

kata itu membuat Ayisa risih karena Ayisa sangat tidak suka dengan orang yang banyak bicara.

"masuk aja sendiri!!" ucap Ayisa sedikit membentak.

Ayisa mulai merasa terganggu kedatangan Ilyas emosinya mulai tak terkendalikan.

"temenin ngapa!?" ucap Ilyas sedikit merayu.

"emangnya mau ngapain???" tanya Ayisa.

"mau ngelamar kamu!" ucap Ilyas.

Ayisa mencoba menenangkan emosinya.Dia sangat tidak suka dengan bercandaan.

Tapi maksud Ilyas mengatakan itu adalah serius ingin melamar Ayisa.

Ayisa seseorang yang sangat tidak peka terhadap apapun, kadang serius dibilang bercanda dan kadang bercanda dibilang serius.

Ilyas sangat mengerti dengan sikap Ayisa yang sangat berlawanan dengan sikapnya.

Walaupun begitu Ilyas dengan tekad besar ingin serius menjalin hubungan serius dengan Ayisa.

***

Tak ingin menunggu lama Ilyas masuk kedalam rumah Ayisa.

Rumah Ayisa dan Ilyas saling berdekatan bersampingan, setiap hari setelah sholat subuh Ilyas selalu memperhatikan Ayisa dari atas lantai dua rumahnya.

Seusai sholat subuh Ayisa pasti sudah memegang sapu dan skop sampah yang akan digunakan untuk membersihkan

halaman rumahnya.

***

Ilyas berbincang-bincang dengan Uminya Ayisa, mereka terlihat serius dengan sedikit bercandaan dari Ilyas.

Ayisa yang memperhatikan dari jauh mereka sedang membicarakan suatu hal yang serius.

Ayisa mengintai mereka dan mencoba untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan tapi sayang Ayisa ketahuan oleh Ilyas.

Ilyas melihat Ayisa yang mencoba mendengar pembicaraannya dengan Ani.

Dilihat oleh Ilyas, Ayisa cepat-cepat memalingkan wajahnya dan berjalan seolah tak terjadi apapun.

"Ayi.. bikinin kopi buat kakakmu" ucap Ani.

Ani menyuruh Ayisa untuk membuat kopi untuk Ilyas.

Ilyas bukan hanya tetangga, tetapi juga sepupu Ayisa.

Ani Uminya Ayisa dan Irham ayahnya Ilyas adalah saudara kandung.

Dengan cepat Ayisa pergi menuju dapur dan membuat beberapa secangkir kopi.

***

Setelah membuat kopi Ayisa membagikan kopi yang dibuatnya.

Ani menyuruh Ayisa untuk memberikan juga pada Ilyas.

Ayisa berjalan menuju tempat Ilyas duduk.

Ayisa menghembus nafas keras disamping Ilyas, dan membuat Ilyas sedikit kaget.

Tapi Ilyas tersenyum saat Ayisa berdiri disampingnya.

Setelah memberikan secangkir kopi Ayisa berjalan kecil menuju kamarnya karena jam sudah menunjukkan pukul 06.30 dan dia harus pergi kesekolah.

Chapitre suivant