webnovel

Baris Pertama 

Satu jam pun berlalu, semua pasukan pun telah berjalan keluar benteng, mereka bersiap untuk menahan pasukan utama.

Pasukan pengintai yang telah kukirim telah memberi tanda bahwa sebentar lagi, pasukan utama musuh akan melewati hutan.

Perintah awal yang kuberikan adalah membuat formasi persegi dengan pasukan perisai berat yang berpengalaman yang akan di barisan depan.

Selanjutnya, pasukan penyihir milik tentara kekaisaran akan menciptakan tembok anti sihir, aku yakin mereka akan menggunakan sihir untuk serangan pertama karena suatu hal.

Setidaknya mereka tidak sebodoh dulu lagi, setidaknya Guild petualang kerajaan mereka akan mengirimkan orang terbaik untuk mengatur strategi pasukan bodoh itu.

Di tahap kedua, pasukan infanteri yang dipimpin jenderal Krizza akan berada di barisan kedua, dia yang akan mengarahkan semangat juang pasukan utama untuk tetap berdiri di medan perang. Dengan pengalamannya, kurasa ini akan sedikit lebih mudah.

Di tahap ketiga, kombinasi antara Shoichi sama, Cleopatra sama, dan Fazela, akan menghancurkan barisan depan mereka. Setidaknya mereka akan ku terjunkan jika pasukan ini benar-benar kalah telak, setidaknya aku ingin memberi pengalaman pada prajurit baru dalam situasi hidup dan mati sebenarnya, itu kulakukan agar di masa depan mereka akan jadi prajurit yang Tangguh.

Kuharap, dengan strategi sepele seperti ini bisa menghambat musuh selama sehari atau setidaknya setengah hari.

Saat aku berdiri di atas bukit tertinggi yang menjadi batas antara wilayah Kekaisaran Heavenly dan kerajaan Balbados. Seorang pengantar pesan datang padaku.

" permisi Fredella sama, saya membawa pesan dari seseorang yang tidak dikenal. "

" apa itu, apa isinya penting ? "

" saya tidak berani membukanya, karena ada segel khusus dari keluarga Romanova. "

" jangan-jangan, berikan padaku. "

Aku pun langsung mengambil surat itu.

" kalau begitu, saya permisi dulu. "

" ya, terima kasih banyak. "

Pengantar pesan itu pun pergi.

Saat kulihat suratnya, kenapa bentuknya persegi ?, biasanya orang mengirimkan dalam bentuk gulungan besar atau dengan kulit hewan.

Tapi ini baunya seperti kertas, dan cara membukanya cukup mudah sekali, aku Tarik sedikit bagian atasnya, kulihat tulisan yang cukup pendek. Disitu tertulis

" kerja bagus Fredella, aku selalu mengawasimu. Tunggulah aku. "

Jadi, hanya itu ?

Ternyata begitu, selama ini dia mengawasiku ya, hihi. Tapi kenapa begitu, harusnya dia terjun langsung untuk mengurus masalah besar ini.

Tapi malah memberikan beban berat ini padaku, seberapa jahat kau ini raven.

Soal kata-katanya, mungkin dia akan membantuku, sekarang setidaknya aku bisa merasa lega.

Tapi apa yang bisa dia lakukan seorang diri. Kuharap kau benar-benar datang raven.

Di suatu tempat yang cerah, angin berhembus dengan kencang, ada seorang laki-laki yang tertidur diantara padang bunga yang tumbuh subur. Sepertinya dia benar-benar menikmati hari-harinya yang damai.

Namun, seorang wanita menuju ke arahnya dan membangunkannya, kata-kata yang dia ucapkan hanyalah.

" bangunlah Raven sama, semua pion telah berada dalam posisinya. Semuanya telah siap. "

" begitu ya, ayo kita segera kesana Nakame. "

" dimengerti Raven sama. "

Situasi Kembali ke medan peperangan, dalam pandanganku, saat kurasa aku berada diposisi yang memiliki tingkat bahaya yang cukup besar, aku berada diregu kedua Bersama pasukan yang dipimpin jenderal infanteri Krizza, aku diberi tugas untuk menjadi pembantu pasukan cadangan, setidaknya aku harus mempersiapkan segala serangan balik ataupun sisi yang mengalami kekurangan orang, meski terlihat santai ini merupakan tugas yang berat.

Semua pasukan pemula itu terus meneriakkan kata-kata sok keren seperti.

" majulah, akulah yang akan menjadi sorotan dalam perang ini. "

" mereka semua bukanlah apa-apa dibandingkan denganku. "

" sebanyak apapun musuhnya, akulah yang akan tetap yang berdiri. "

Ya teriakan omong kosong itu selalu didukung oleh gadis-gadis muda juga.

Tapi biasanya orang seperti itulah yang akan mati pertama dalam peperangan ini, setidaknya begitulah pengalamanku.

Dari pandanganku, pasukan musuh mulai terlihat, mayoritas tertutupi dengan baju zirah yang tebal dengan postur tubuh yang besar, mereka semua keluar hutan bak semut, jumlah mereka 450 ribu lebih, aku tidak bisa membayangkan untuk mengalahkan pasukan sebesar itu hanya dengan pasukan seadanya.

Meski memiliki Wyvern, itu akan mudah ditembak jatuh oleh pasukan penyihir mereka. Dan jumlahnya bukan main-main, ini seperti membawa seluruh petualang kekaisaran untuk berperang, sepertinya mereka dibayar Dengan uang yang melimpah.

Kurasa hasil dari perang ini akan dibagikan pada mereka. Itulah trik licik dari para pemegang kekuasaan di kerajaan itu, makanya aku membenci bangsawan.

Kulihat, diatas langit terbentuk rangkaian sihir yang cukup besar tepat diatas pasukan musuh. Hei-hei, kau bercanda bukan, biasanya awal peperangan akan terjadi tabrakan antar dua kubu, tapi kali ini mereka melakukan sesuatu yang berbeda.

Ada banyak cahaya yang berada dibelakang baris pasukan depan mereka, beberapa menit kemudian terdengar suara sihir yang mengarah kearah kami berdiri.

Ini sama sekali tidak lucu, ribuan sihir ditembakkan ke atas langit dan mengarah tepat diatas kami, sepertinya kami akan jadi mangsa dari sihir itu.

Saat semua orang menjadi ketakutan, sang jenderal Krizza hanya memejamkan matanya, apa dia sudah siap untuk menerima ajalnya ?.

Tepat saat sihir itu berada pada jarak beberapa ratus kaki diatas kami, semua serangan itu tertahan oleh penghalang sihir yang dibuat oleh barisan pasukan penyihir kekaisaran.

Kali ini, semuanya selamat. Tapi aku cukup bingung.

" bagaimana bisa mereka menciptakan penghalang sihir secepat dan seluas ini ? "

" tenanglah, prajurit Kroos. Ini merupakan bagian dari strategi Fredella sama. "

" semua ini sudah beliau siapkan ? "

" tentu saja, setidaknya kita hanya bisa berharap mereka berhenti sebelum pasukan penyihir kita kelelahan. "

Itu benar, meski strategi ini cukup hebat. Tapi mereka masih menang dalam kualitas dan kuantitas.

Hanya waktu saja yang dapat memberitahu kelanjutannya.

Terlihat semua penyihir musuh masih terus melancarkan serangan sihir beruntun kearah kami, sedangkan pasukan penyihir kami mati-matian menjaga penghalang itu tetap utuh. Ini seperti pertarungan stamina, siapa yang tumbang duluan yang akan terkena serangan, tapi ini benar-benar merugikan pihak kami.

Disisi lain, pasukan Parthia benar-benar tidak sabar untuk menyerang maju, semua orang ingin segera membabat habis musuh.

Tapi, atas perintah sang perancang strategi mereka tidak diperbolehkan maju duluan.

Dalam pikiran sang raja, sepertinya ini benar-benar hebat.

" aku tidak menyangka, perlawanan mereka akan sehebat ini. "

" saya juga tidak menyangka nya, mereka bisa menebak apa yang saya pikirkan. "

" tapi, bukankah pantas jika kerajaan seperti mereka menjadi milikku. "

" benar sekali, paduka. Hanya andalah yang berhak memimpin diatas tanah luas milik mereka. "

" kalau begitu, harusnya kita mendobrak maju mereka sekarang ? "

" belum saatnya, tunggu kekuatan penyihir mereka melemah terlebih dahulu, baru kita bisa menghancurkan kekuatan darat mereka. "

" begitu ya, aku akan ikut rencanamu. "

" terima kasih banyak raja."

Sekarang karena awal perang tidak sesuai dengan perkiraanku, seharusnya aku mengganti strateginya.

Seharusnnya dalam beberapa waktu kedepan, penyihir mereka akan kehilangan stamina, saat itulah sihir yang lebih besar akan dikeluarkan.

" jenderal oresh, perintahkan pasukan penyihir gabungan untuk memperbesar dampak sihirnya, seharsunya sebentar lagi penghalang itu akan hancur. "

" dimengerti ahli strategi. "

Saat pesan itu tersampaikan pada pasukan gabungan, serangan mereka semakin menjadi besar. Sepertinya pasukan musuh akan terpanggang dalam serangan besar ini.

Ratusan ledakan besar tercipta diatas penghalang mereka, kali ini serangan penyihir kami dilakukan dari arah depan maupun atas, karena itu seharusnya penghalang mereka hanya mampu menjaga satu sisi saja. Dan ada satu sisi yang hancur dengan kekuatan besar.

Tepat saat aku mengatakan hal itu, kedua penghalang milik musuh hancur, semua serangan itu masuk ke wilayah mereka dan terdengar ledakan berbagai macam elemen yang masuk ke dalam pasukan musuh.

Serangan terus berlanjut dalam beberapa waktu, sampai saat aku pastikan semua orang terkena serangan, baru kusuruh pasukan penyihir berhenti.

Beberapa waktu berlalu, sekarang pasukan penyihir gabungan telah kehabisan sihir, sekarang saatnya berhenti.

Dibalik kabut tebal yang menyelimuti pasukan musuh sepertinya mereka telah hancur. Saat aku mencoba menunjukkan senyumanku. Ada sesuatu hal yang janggal.

Kenapa aku tidak mendengar teriakan pasukan musuh ataupun bekas potongan tubuh setelah menerima serangan sebesar itu.

Aku pun berjalan kedepan, untuk melihat keadaannya dengan seksama.

Bisa kupastikan, tidak ada seorang pun terluka, tapi apa yang sebenarnya terjadi ?

Situasi Kembali ke arahku, saat ini kami telah dalam mode bertahan, terlihat semua orang sedang berlindung dengan mengarahkan tangannya ke atas. Saat semua kondisi pasukan buyar. Aku membuka mataku yang sedang tertutup. Jadi kami tidak jadi serangan ?

Saat aku kebingungan, aku melihat sebuah penghalang biru yang melindungi kami hanya dalam jarak beberapa kaki.

Tapi siapa yang melakukannya, meski aku kebingungan tapi telah terpikir beberapa nama yang bisa melakukannya.

Aku menolehkan pandangan ku kebelakang, aku melihatnya.

Satu tangan Fazela sama diangkat ke atas untuk membentuk suatu sihir seluas ini, jadi ini perbuatan beliau.

Lalu, semua pasukan pun tersadar akan keanehan ini, dan serentak melihat kebelakang.

Hanya satu nama yang disebut.

" Fazela sama. "

" ini pasti dengan kekuatan beliau. "

" yosh, akhirnya aku bisa dengan serius melawan musuh jika dalam perlindungan Fazela sama. "

Sekali lagi semua pasukan kroco meneriakkan sesuatu yang tidak berguna.

Sementara itu didalam markas komando, aku sedang melihat Fazela bergerak.

" kerja bagus Fazela. "

" apa maksudmu Fredella, mereka terlalu meremehkan kita. "

" sepertinya kedatanganmu tidak ikut dihitung dalam strategi mereka. "

" tapi aku cukup heran, kenapa penyihir disini terlalu lemah. "

" itu wajar bagi mereka, justru kaulah yang kelewat kuat. "

" kukira mereka telah berkembang. "

" mereka telah berkembang, hanya saja serangan musuh berada di luar batas penahan yang dibuat oleh manusia biasa. "

" begitukah, namun aku begitu malas Fredella, boleh ku hajar mereka semua sekarang ? "

Ucapannya tidak terdengar seperti omong kosong, aku sudah lama mengenal orang ini. Jika dia berkata begitu, maka dia sudah mulai bosan dan ingin membereskan ini secepatnya.

" tunggu sebentar, setidaknya aku ingin memberikan pengalaman bagi baris depan. "

" apa kau berniat membunuh mereka semua Fredella ? "

" bukan begitu, kuharap mereka mempertahankan formasi sedikit lebih lama, dan juga aku masih punya satu senjata rahasia. "

" heh, kenapa kau tidak memberitahukannya padaku ? "

" karena aku baru saja mendapatkannya, hehe. "

" tampak mencurigakan. "

" fokus saja pada penghalangmu. "

" aku tidak perlu fokus untuk membuat ini, bahkan aku bisa melancarkan serangan skala luas untuk menghancurkan pijakan mereka saat ini juga. "

" kalau begitu, tidak ada gunanya pasukan kita maju dong. "

" memang begitu faktanya. "

" setidaknya jangan katakan hal itu didepan semua pasukan oke. "

" aku tidaklah sejahat itu. "

Ucapannya terdengar tidak meyakinkan.

Tapi, seharusnya mereka tidak menyerah semudah itu, mungkin akan ada strategi lain yang mereka lancarkan.

Sambil terus mengawasi situasi, aku mencoba berpikir untuk menahan pergerakan mereka.

Disaat itulah aku melihat suatu kilatan besar diantara pasukan musuh, warnanya berupa berupa biru muda, sepertinya aku mengenal tipe serangan ini.

Ku gunakan sihir penglihatan jarak jauhku, dan objek itu terlihat.

Seorang pria bertubuh besar dengan zirah yang tebal, bersiap melancarkan panah petir biru itu.

Aku sedikit mengetahuinya, dia seharusnya petualang rank S. tapi, kenapa dia ikut campur dalam masalah ini, seharusnya kebanyakan petualang memilih netral.

Tapi mungkin saja situasi lain yang memaksanya ikut berperang. Jika menurut rumor serangan ini bisa menumbangkan setidaknya ribuan monster, jadi dia berniat melancarkannya kepada sesama manusia.

Pasukan depan musuh terlihat bersemangat karena salah satu senjata rahasia mereka muncul.

Beberapa saat kemudian panah itu dilepaskan, meninggalkan getaran besar dibawahnya, setidaknya aku yakin hasil dari ledakan itu bisa membuat lubang besar bagi pasukan musuh, sebenarnya ini yang mereka incar.

Tapi, tidak akan kubiarkan. Aku sendiri cukup kuat untuk menahan panah sihir sebesar itu, julukan terkuatku bukan hanya sekedar ucapan saja lho.

saat ini aku bersiap melancarkan tebasan ke arah panah yang terbang diatas langit itu. Dijarak yang sesuai aku bisa menghancurkannya dengan mudah, masalahnya adalah di akurasinya, jika aku salah memotong ledakannya akan terkena pasukan ku. Itu akan sangat memalukan jika terjadi.

Saat ini kedua belah pihak sedang terfokus pada panah itu, cahaya yang menyinari langit seakan ada dua Mentari. Itu sangatlah jarang untuk dilihat.

Ku fokuskan pandanganku kedepan untuk mendapat pandangan yang tepat dan kutarik nafasku untuk bersiap melancarkannya.

Kupejamkan mataku sebentar, untuk mengumpulkan energi besar. Akhirnya siap, lalu ku buka mataku.

Saat melihat ke langit aku menyadarinya, sebuah ledakan besar terjadi dan ledakan itu mengarah ke pasukan garis depan musuh.

Aku terlambat menyadarinya, jadi serangan siapa itu ?.

Seharusnya tidak ada yang cukup kuat untuk menahannya selain aku dan fazela, saat kulihat kebelakang fazela hanya diam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, disisi lain, Shoichi sama masih membersihkan pedangnya dengan kainnya, hanya ada satu orang berarti.

Aku melihat Cleopatra sama sedang memainkan kerikil kecil dengan tangan kanannya. Jadi itu pasti perbuatan beliau.

" apa itu anda yang melakukannya Cleopatra sama ? "

" itu benar, aku sedikit marah karena mereka tiba-tiba percaya diri seperti itu, jadi kuhentikan panah kecil itu dengan kerikil yang kutemukan di tanah ini. "

" ehhhh, anda melemparnya ? "

" tidak, hanya kutekan dengan jempolku. "

" jika itu anda, maka itu memang benar. "

Berhadapan dengan keluarga Romanova akal sehat tidak usah dipakai, bagaimana bisa senjata kelas tinggi seperti itu bisa dihancurkan dengan kerikil biasa. Tapi itu mungkin bagi dewa perang kekaisaran kami.

Seakan tidak menerima kenyataan, aku merasakan energi besar Kembali terpancar dari orang itu, dia hendak Kembali melancarkan serangan itu. Tapi kali ini, jumlahnya berlipat ganda. Saat kuhitung setidaknya, ada 30 panah yang terbang ke atas kami.

Aku pun Kembali menoleh kebelakang untuk melihat Tindakan Cleopatra sama.

" apa anda akan melemparkan 30 kerikil untuk menahannya ? "

" tidak Fredella chan, lihat ini. "

Dia hanya akan mengambil satu kerikil yang agak besar, dan dia lemparkan tapi kali ini dengan tangan kanannya.

Saat kerikil itu terbang, kecepatannya berada di luar nalar. Dalam beberapa saat aku melihatnya, kerikil itu memantul saat mengenai panah sihir yang terbang itu, dan hal itu terjadi dengan sangat cepat hingga tidak terasa 30 panah itu lenyap seketika meninggalkan kumpulan ledakan besar diatas langit.

" jadi, bagaimana Fredella chan ? "

Dia menunjukkan senyum intimidasinya.

" ini tidak pernah terbayangkan oleh saya, anda terlalu hebat. "

Aku tidak bisa menyembunyikan kekagumanku.

" ara, ini tidak seberapa. Akan lebih menarik jika kita menjatuhkan lava gunung berapi kearah mereka. "

Perkataan beliau terlalu menakutkan, sifatnya ini benar-benar mirip Raven.

" tolong jangan dilakukan, nanti di masa depan kita bisa rugi sendiri. "

" jika Fredella chan bilang begitu, maka aku ikut saja. "

Cleopatra sama pun Kembali duduk di kursinya Kembali.

Aku Kembali melihat kondisi garis depan, saat menyadarinya, bukankah ini pertarungan orang kuat saja, apa gunanya kita membawa pasukan sebesar ini, mungkin hanya untuk dikorbankan sia-sia.

Saat ini garis depan sedang kebingungan dengan apa yang terjadi. Ini terdengar seperti pertarungan sihir saja.

" jenderal Krizza, sebenarnya apa yang terjadi ? "

Aku bertanya padanya.

" jujur saja, aku sendiri tidak terlalu memahami keadaannya. Tapi yang pasti ini seperti pertarungan andalan dari masing-masing pihak, kurasa semua serangan yang dicegah itu dilakukan oleh Fredella sama dan Anggota Keluarga Romanova. "

" jika itu Fazela sama, mungkin ini jadi masuk akal. "

" kekuatan bangsawan pendukung kekaisaran terlalu besar, seorang dari mereka saja bisa melakukan hal sebesar ini. Terakhir kali saat aku berperang dengan mereka berdua, medan perang kami hanya jadi pembantaian. "

" ano, pengalaman anda itu terlalu mengerikan. "

Aku mencoba untuk tetap tenang.

" kombinasi Perdana Menteri Ichibei dengan Dewa Perang Romanova, kami bahkan bisa memukul mundur gabungan ras iblis Kembali ke benuanya, jika menggunakan kekuatan sebesar itu untuk melawan manusia, kurasa Fredella sama benar-benar marah ke kerajaan Parthia, hahaha. "

Baru kali ini aku melihat tawa jendral Krizza.

" jika memang begitu, dalam peperangan ini seharusnya hasilnya sudah jelas bukan. "

" itulah yang kupikirkan, jadi sekarang kita hanya perlu menunggu langkah baru yang diperintahkan Fredella sama. "

Sepertinya hal ini akan segera berakhir.

Chapitre suivant