webnovel

Telepon Mertua

Di sebuah taman dengan hamparan rumput hijau menyegarkan, terlihat dua insan saling bermesraan seakan dunia ini hanya di ciptakan hanya untuk mereka saja.

Angin sepoi yang menerpa tubuh, menjadikan gairah mereka semakin membara. Meski hanya saling memautkan bibir dengan gerakan lembut, namun sensasi damai dan sejuk membuat mereka semakin terbuai.

Mereka menghentikannya sejenak dan untuk mengisi udara di paru-paru lalu kembali saling mengecap saliva bersama. Sungguh pemandangan yang membuat para single di luar sana merasa iri.

"George, aku masih memikirkan tentang mimpiku itu? Suara itu milik siapa ya? Dan kenapa dia meminta pertolongan padaku? Aku menjadi penasaran."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant