ALI R. A. dan Fatimah pernah tinggal dalam satu atap. Keduanya dididik oleh madrasah Rasulullah Saw dan Khadijah. Mereka sudah saling mengenal dan cukup dekat. Tidak ada seorang wanita pun di dunia ini yang seperti Fatimah dalam hal keutamaan dan kesempurnaan. Rasa sayang dan cinta Ali kepada Fatimah benar-benar murni dari lubuk hati yang paling dalam.
Pada awalnya, Ali tidak memiliki cukup keberanian untuk melamar Fatimah. Namun, setelah mendengar usulan dari Abu Bakar, keberanian Ali berangsur-angsunr kembali. Ia kemudian bergegas pulang dan mengganti sandalnya. Lalu, ia pergi ke rumah Rasulullah Saw. Pada saat itu, beliau sedang berada di rumah Ummu Salamah.
Ketika Ali sedang dalam perjalanan menuju rumah Rasulullah, malaikat turun dari langit membawa wahyu. Allah Swt memerintahkan Rasulullah Saw untuk menikahkan dua cahaya, yaitu Fatimah dan Ali.
Sesampainya di depan rumah Ummu Salamah, Ali mengetuk pintu.
Ummu Salamah bertanya, "Siapa di depan pintu?"
Sebelum Ali sempat menjawab, Rasulullah berkata kepada Ummu Salamah, "Bangunlah wahai Ummu Salamah, bukakan pintu untuknya dan suruhlah ia masuk!"
Ali kemudian masuk ke rumah Rasulullah sambil mengucapkan salam. Duduklah ia sembari membuang pandangannya ke bawah Seakan-akan ia ingin menyatakan keperluannya, tetapi malu untuk mengatakannya. Rasulullah mengetahui maksud Ali.
Rasulullah berkata, "Wahai Ali, sungguh aku melihat kamu datang untuk suatu keperluan. Katakanlah keperluanmu dan sampaikanlah apa yang ada dalam hatimu itu. Semua keperluanmu akan aku penuhi."
Ali berkata, "Semoga ayah dan ibuku menjadi tebusanmu. Sungguh engkau mengambilku dari pamanmu Abu Thalib dan Fatimah binti Asad sejak aku masih kecil. Engkau memberiku makan dengan makananmu dan mendidikku dengan didikanmu. Bagiku, engkau lebih utama dari Abu Thalib dan Fatimah binti Asad dalam kebaktian dan kasih sayang. Sesungguhnya, Allah memberiku hidayah dengan petunjukmu dan melalui kedua tanganmu. Demi Allah, engkau adalah kekayaanku dan bekalku di dunia dan akhirat. Wahai Rasulullah, sungguh aku suka dengan apa yang Allah teguhkan untuk membantumu. Aku ingin berumah tangga dan memiliki istri agar aku menjadi tenang dengannya. Aku datang kepadamu untuk meminang dengan sungguh-sungguh putrimu, Fatimah. Apakah engkau bersedia menikahkanku dengannya, wahai Rasulullah?"
Raut wajah Rasulullah terlihat bersinar mendengar lamaran Ali.
Beliau kemudian mendatangi Fatimah seraya berkata, " Anakku, Ali, anak pamanku, datang melamrmu. Ia bukan orang asing bagimu dan kamu sudah tau keutamaannya. Ia ingin menjadikanmu sebagai istrinya. Apa pendapatmu?"
Fatimah menjawab, "Wahai Rasulullah, engkau lebih berhak untuk memberi pendapat."
Rasulullah berkata, "Anakku, sesungguhnya Allah telah mengizinkanmu menikah dengannya."
Sambil tersenyum gembira, Fatimah berkata, "Aku ridha dengan apa yang diridhai Allah dan Rasul-Nya."
Riwayat lain menyebutkan bahwa Fatimah berkata, "Aku rela Allah sebagai tuhanku dan ayahku sebagai Rasulullahku dan putra amanku sebagai suamiku."