webnovel

Seranjang

Merasa begitu nyaman di samping Lion, tiba-tiba muncul perasaan egois di hati.

'Kalau diijinkan, aku ingin berada di samping Lion untuk selamanya'. Batin Nana sambil menggenggam tangan Lion lebih erat lagi.

Merasakan genggaman erat Nana, Lion kembali menatapnya. Tepat saat itu Nana juga menatap Lion sambil tersenyum.

Adegan tatap menatap itu di saksikan oleh seluruh tamu.

Terang para wanita yang hadir diacara itu di buat baper dengan tampilan kasih sayang di depan mereka.

Bahkan pak presidenpun semakin kagum dengan cara Lion memperlakukan wanita, namun terbersit sedikit kekecewaan di hati pak presiden karena dia gagal menjadikan Lion sebagai menantu.

Setelah semua barang Lion berhasil di lelang dengan harga dua kalilipat dari harga aslinya, Lion dan Nana turun dari panggung.

Segera setelah itu Lion membawa Nana bergabung dengan Mike dan Julian.

"Ini tuan Julian rekan bisnisku yang baru dan dia dari Indonesia!" Kata Lion.

Nana yang sedari tadi diam menatap Julian dengan senyum di bibirnya, "Senang bisa bertemu orang Indonesia di sini"

Julian juga tersenyum "Jadi calon istri tuan Lion adalah orang Indonesia?, pantas tuan Lion sangat ingin mengembangkan bisnis di Indonesia"

Mendengar perkataan Julian, Nana melirik Lion dengan heran.

"Hanya bisnis kecil" Ucap Lion ketika menyadari tatapan Nana.

Julian dan Mike tersenyum melihat pasangan di depan mereka, namun mereka merasa pasangan itu sedikit aneh.

Nana juga tersenyum ketika menyadari tatapan aneh Mike dan Julian, entah mengapa dia tidak bermintat untuk meluruskan kalau dia bukan calon istri Lion.

Setelah acara perkenalan itu, Lion akhirnya membawa Nana pulang ke hotel.

Malam semakin larut di bawah langit kota Berlin yang berkilau, Nana dan Lion bersiap-siap untuk tidur.

"Besok kita akan pulang ke korea, jadi istirahatlah!" Ucap Lion setelah itu dia berbalik hendak keluar dari kamar Nana.

Nana bangkit dari tidurnya ketika melihat Lion hendak pergi, "Kamu mau kemana?"

"Tadi aku sudah pesan kamar jadi aku akan istirahat di sana" Kata lion dengan berat hati, meski begitu dia berharap agar Nana mencegahnya pergi.

Nana tampak berfikir, "Bisakah kamu tetap tidur di sini?"

Mendengar perkataan Nana, Lion bersorak gembira dalam hatinya.

"Kita tidur bersama?" tanya Lion mencoba memastikan apakah dia tidak salah dengar.

Mendengar perkataan Lion, wajah Nana memerah, "Mmmm maksudku kita tidur sekamar kayak kemarin malam tapi tetap kamu tidur di sofa, ya sudah kalau begitu aku tidur duluan, dan kalau kamu mau tidur tolong matiin lampunya !"

Lion tersenyum melihat Nana salah tingkah, dia menarik nafas dalam dan dengan pelan dia mengambil bantal dari tempat tidur setelah itu dia langsung merebahkan tubuhnya yang lelah di sofa.

Beberapa menit berlalu, Nana sudah mencoba banyak posisi tapi dia tetap saja tidak bisa tidur.

Di ruang yang remang-remang itu, Nana melirik Lion yang tidur menyamping, tiba-tiba dia merasa tidak enak melihat Lion tidur di sofa yang sempit, dengan pelan Nana memanggil nama Lion mencoba memastikan apakah Lion sudah tidur.

"Lion!" Panggil Nana.

"Mmmm"Jawab Lion masih dengan posisi yang sama.

Nana terkejut ternyata Lion belum tidur juga.

"Mmmm apa kamu nyaman tidur di sofa?"

"Tidak,"Jawab Lion spontan.

Nana semakin merasa tidak enak apa lagi dia tau kalau Lion pasti sangat capek setelah acara amal itu, dia juga merasa berhutang budi pada Lion yang sudah sabar merawatnya ketika sakit meskipun sakitnya di sebabkan oleh Lion juga.

Nana bangun dari tempat tidur dan mendekati Lion, "Mmmm kamu lebih baik tidur di tempat tidur, biar aku yang di tidur di sofa !"

Mendengar perkataan Nana, Lion membuka matanya, meski tidak terlalu terang tapi dia masih bisa melihat wajah Nana yang sedikit di tekuk, "Tidurlah lagi, jangan hiraukan aku, karena besok pagi-pagi sekali kita akan berangakat! "

Mendengar perkataan Lion, Nana menarik nafas dalam setelah itu dia kembali lagi ke tempat tidur.

Jam sudah menunjukkan pukul satu, Nana belum juga bisa tidur dia melirik Lion lagi.

"Lion"

"Mmm" Jawab Lion, untuk kesekian kalinya, Nana terkejut karena Lion ternyata belum juga tidur.

"Beneran kamu tidak mau tuker tempat tidur?" Tanya Nana lagi.

Mendengar pertanyaan Nana untuk yang kesekian kalinya, Lion membuka matanya dia menarik nafas dalam setelah itu dia bangun dan dengan cepat dia berjalan menuju tempat tidur karena dia benar-benar geram melihat Nana belum juga bisa tidur.

"Sekarang aku akan tidur di sampingmu, biar kamu berhenti bertanya lagi" Kata Lion sambil merebahkan tubuhnya di samping Nana.

Nana kaget, jantungnya berdetak kencang melihat Lion tidur di sampingnya, "Kalau begitu aku yang akan tidur di sofa"

Setelah mengatakan itu Nana bangun dari tidurnya, namun belum sempat kakinya menyentuh lantai, Lion menarik tanganya, terang saja Nana langsung jantuh ke bantalnya, dengan cepat Lion menyelimuti tubuh Nana sampai menutup wajahnya.

"Tidurlah, aku tidak akan melakukan macam-macam!" ucap Lion sambil berbalik membelakangi Nana.

Mendengar perkataan Lion, Nana terdiam sesaat mencoba untuk mencerna apa yang Lion katakan setelah itu dia berfikir untuk mencoba mempercayai Lion meskipun dia sedikit kesal dengan tingkah semena-menanya Lion.

Tanpa memikirkan Lion lagi, Nana mencoba memejamkan matanya, tiba-tiba dia teringat Jeha, ingin rasanya dia menghubungi Jeha tapi apalah daya dia harus tetap tenang, karena itu akan memicu pertengkaran antara dia dan Lion.

Chapitre suivant