webnovel

Mengambil Alih

"Ohhh... tuhan.. bukankah ini makanan Indonesia" kata Ny Tresia tidak percaya.

"Nana yang masak tante " kata Yuri yang baru saja keluar dari dapur menenteng semangkok kuah bening yang diikuti oleh Nana.

"Benarkah?" ucap Ny Tresia dengan takjub. "Oh Nana terimaksih ya sayang kamu sudah membuat rindu tante terhadap Indonesia terobati hanya dengan melihat masakanmu ini"

"Tidak apa-apa tante, Nana juga merasa senang bisa membuatnya untuk keluarga ini" ucap Nana sambil duduk di kursi dekat Yuri.

Zera dan tuan Kim juga merasa senang bisa menikmati makanan Indonesia, mereka tidak lupa mengucap terimakasih juga pada Nana.

"Makanan Indonesia memang terbaik", ucap tuan Kim seraya mengunyah makananya.

"Tentu dong, Oh iya ini benar-benar lezat, apakah kamu seorang Chef? " tanya Ny Tresia kepada Nana sambil tersenyum.

"Nana memang jagonya soal masak, karena ibu nya punya bisnis ketring jadi dia sering bantuin masak, selain itu masak adalah hobinya" jelas Yuri dengan bangga.

"Waahhh... keren.. kalau begitu aku ingin untuk pestaku nanti malam kak Nana yang masakin. Bagaimana? " ucap Zera dengan antusias.

Nana tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Itu gampang.. he"

Setelah itu Nana melirik Yuri. "Apakah aku bisa izin pulang duluan?"

"Tentu, nanti aku yang akan bantu kamu ngomong sama Lee Joon" jawab Yuri.

"Terimakasih ya Yuri sayang, karena kamu Nana bisa memenuhi keinginan Zera" ucap Ny Tresia dengan senang.

"Tidak perlu terimakasih tante, aku juga senang bisa membuat si nakal Zera bisa bahagia he he" ketika mengatakan itu Yuri benar-benar tulus.

Yuri sayang banget sama Zera secara dia anak tunggal dari pernikahan dua negara dimana ayahnya orang Korea juga, sedang ibunya orang Indonesia yang tidak lain adik dari Ny Tresia.

Tapi sayang, Yuri di tinggal kedua orang tuanya sewaktu dia baru lulus SMA.

" Yuri, apakah kamu yakin Lee Joon akan mengijinkanku? " Nana mencoba memastikan lagi.

Yuri mengangguk, "Tentu, percaya saja padaku! "

Mendengar jawaban Yuri, Nana merasa senang, semua keluarga pun kembali menikmati makanannya dengan gembira.

Setelah selesai sarapan, Nana dan Yuri langsung begegas untuk berangkat ke kantor bersama.

»Kantor Star Magazine«

Sesampainya di kantor, Nana langsung duduk di meja kerjanya, tepat saat itu Lee Joon juga tiba di kantor, dengan sedikit cemas Nana mengikuti Lee Joon masuk ke ruangannya.

Lee Joon merasa heran melihat Nana mengikutinya, dia berhenti dan berbalik melihat Nana seraya bertanya, "Ada apa? "

"Mmmm saya ingin menyampaikan sesuatu" jawab Nana sambil menunduk.

"Oh kalau begitu masuklah !"Joon mempersilahkan Nana masuk ke ruangannya.

Joon bersandar di kursinya sambil memainkan ponselnya. "Katakanlah! "

Nana mendongak melihat Joon dengan ekspresi yang rumit. "Saya menyerah."

Joon menjepit alisnya dan menarik nafas dalam.

"Sudah ku duga, tapi sekarang kita punya masalah"

"Apa itu bos? "

Joon menatap Nana dengan sinis. "Apakah kamu menyinggung Ceo KI Grup? "

Nana terkejut dengan pertanyaan Joon, dia berfikir kalau dia tidak hanya menyinggung tapi melukai, dan itu pertanda petaka untuknya.

"Memangnya apa yang terjadi bos? " tanya Nana dengan gugup.

Joon bangun dari duduknya, dia berjalan menghampiri jendela dan membelakangi Nana.

"Ceo KI Grup ingin mengambil alih perusahaan ini dan ingin merubahnya menjadi perusahaan yang bergerak di bidang asuransi. Sedangkan untuk mempertahankannya pihak perusahaan tidak memiliki kekuatan, seluruh kariyawan pasti akan di ganti dengan yang berpengalaman di bidangnya, KI Grup terlalu kuat buat perusahaan kecil seperti perusahaan ini" jelas Joon.

"Apakah kamu menyinggung Ceo KI Grup? " lanjut Joon.

Setelah mendengar penjelasan Joon, Nana berfikir kalau Lion melakukan ini sebagai balas dendam terhadapnya, dia benar-benar merasa bersalah , dia tidak mau melihat semua kariyawan majalah bintang di pecat, ini pekerjaan yang dia suka, jika di pusat berubah pastilah cabang di Indonesia juga akan berubah.

'Lion kamu gila, urusanmu denganku kenapa kamu korbankan banyak orang?. Gumam Nana sambil mengepalkan tinjunya.

Setelah bergumam, Nana menatap Joon penuh arti. "Bos tenang saja, saya akan mengurus semuanya, tolong percaya saya !"

"Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Joon menyelidiki.

"Tenang saja bos, saya tidak akan melakukan sesuatu yang bisa merugikan siapapun, sekarang saya pamit dulu" kata Nana sambil berbalik meninggalkan ruangan Joon.

Mendengar perkataan Nana, Lee Joon tersenyum dan segera membuat panggilan ke Lion.

"Umpan sudah di makan sama ikan yang kamu pancing" ucap Joon.

"Bagaimana kamu melakukannya? " Tanya Lion. 

"Aku hanya mengatakan kalau kamu mau mengambil alih perusahaan, ekspresinya langsung berubah jelek"

"Mmm lumayan, tapi aku tidak tertarik berurusan dengan ayahmu jika aku mengambil alih majalah bintang, selain itu aku masih menghargai persahabatanku dengan kakakmu"

"Aku tau, tapi aku melakukan ini bukan untuk membiarkanmu menyakiti kariyawanku, aku hanya mencoba membalas jasamu karena pernah membantuku"

"Baiklah".

Setelah bicara dengan Lion, Joon berharap Nana akan baik-baik saja menghadapi orang sekejam Lion.

'Maaf Nana, aku telah membuatmu berurusan dengan Lion, aku juga tidak bermaksud membohongimu, aku hanya terpojok tapi aku harap kamu kuat menghadapi orang sekejam Lion, dan kembalilah bekerja dengan tenang di sini'. Batin Joon.

Setelah dari ruangan Joon, ekspresi Nana berubah sangat gelap, dia berfikir kalau Lion benar-benar siluman yang kejam, demi keselamatan banyak orang, dia harus berani menghadapi Lion apapun akibatnya.

"Nana kamu sudah dengar kabar kalau KI Grup akan segera mengambil alih perusahaan ini? " Min Ah benar-benar khawatir.

Dengan tegas Nana berkata, "Itu tidak akan terjadi"

Chapitre suivant