webnovel

Memanfaatkan Bocah Selalu Berhasil

Setelah sampai di depan parkiran, Alvin langsung membawa Zian masuk ke mobil nya. Tidak lama kemudian mobil Alvin melaju meninggalkan kantor nya.

Tidak lama kemudian Alvin memarkir Lamborghini nya di luar gerbang kampus. Setelah itu dia melirik Zian di samping nya seraya menyodorkan ponselnya dan membimbing Zian untuk mengirim pesan kepada Ana.

"Sudah selesai Ngajar?".

"Siapa?".

"Zian".

Ana mencoba mengingat-ingat nama Zian, dan muncul wajah bocah kecil yang lucu, langsung saja dia tersenyum gembira jika memang itu dia.

"Tante Ana, Zian di luar gerbang kampus, Zian Rindu".

Membaca pesan terakhir, pipi Ana menjadi merah karena manisnya Zian, dia membayangkan wajah Zian ketika dia bilang rindu.

Padahal sebenarnya Alvin lah yang menuntun Zian untuk mengirim pesan itu. Tanpa pikir panjang Ana langsung menuju gerbang, dan dia bisa langsung melihat Zian sudah berdiri di pos satpam bersama satpam kampus yang di minta untuk menjaganya.

Ana tersenyum melihat Zian dari kejauhan, dia pun mempercepat jalanya menuju Zian.

"Assalamualaikum Zian teman tante, apa kabar?". sapa Ana sambil menjulurkan tangannya ke tangan mungil Zian.

"Waalaikumsalam tante, kabar Zian baik?". jawab Zian dengan senyum yang manis.

Merasa gemas Ana langsung memeluk Zian dengan gembira, dan di dalam mobil ada hati yang iri dengki dengan anak kecil itu.

"Tante sudah gak sibuk lagi kan?". tanya Zian setelah Ana melepas pelukan nya.

"Mmm". jawab Ana sambil mengangguk.

"Zian ingin jalan-jalan sama tante, apa tante mau?".

Ana terdiam sejenak, dia menatap kedalam mata Zian yang penuh harap hatinya berbisik tak sanggup mengecewakannya. Ana pun akhir nya tersenyum dan mengangguk, "Oke hehe".

Setelah itu Zian menarik tangan Ana menuju mobil Alvin, tapi yang tidak diketahui Ana kalau Zian datang dengan Alvin, saking senangnya ketemu Zian, Ana tidak berfikir sampai kesitu.

Zian membuka pintu belakang mobil dengan bantuan Ana, Ana masuk ke mobil dan duduk di samping Zian dengan gembira.

"Sayang, kita mau kemana?". tanya Ana sambil mencubit pipi kenyal Zian.

"Kata paman, kita akan ke kebun binatang". jawab Zian sambil melihat paman nya yang duduk seperti patung di bangku pengemudi.

Setelah Ana mendengarnya, jantungnya deg degan, siapa lagi paman yang dipanggil oleh Zian kalau bukan Alvin, dia menatap pelan ke arah kursi pengemudi, seseorang yang dihindarinya ada di depannya.

"Astaga, kenapa aku tidak kepikiran, kalau Zian tidak mungkin kesini sendiri, aduh aku ingin lari tapi aku tidak tega merusak senyum manis Zian". Batin Ana.

Sedang di tempat pengemudi sepasang mata berwarna gelap dan jernih, dengan tulang pipi yang tinggi mempertegas bentuk wajahnya, bibirnya yang tipis membentuk senyum yang menawan memandang ke arah kaca spion yang memperlihatkan wajah manis gadisnya. Dia tenang dan terkumpul, meski dia sadar Ana tidak nyaman, tapi kali ini dia ingin egois karena sudah tidak bisa menahan rindu nya lagi. Karena ada kebahagian tersendiri dihatinya saat melihat Ana.

"Ana maaf aku bahagia diatas ketidaknyamananmu, kehadiranmu adalah vitamin bagi otaku, jadi tolong jangan hindari aku lagi!". Batin Alvin.

Kecanggungan pun terjadi di dalam mobil, namun Ana berpura-pura mengajak Zian ngobrol agar tidak terlihat grogi.

Tidak lama setelah itu, Alvin mengemudi kan mobil nya menuju Kebun Binatang. Karena Alvin membawa mobil nya cukup cepat, mereka pun tidak butuh waktu lama untuk bisa sampai di tempat tujuan mereka.

Lamborghini Alvin berhenti di salah satu kebun binatang terbesar di Jakarta. Alvin, Ana dan Zian menghabiskan waktu di kebun binatang, mereka terlihat bahagia dan gembira selayaknya keluarga kecil.

Alvin merasa bebas berbaur, tertawa dan bermain dengan Zian diantara kerumunan, karena tidak ada yang tau kalau dia adalah Ceo MH Grup yang terkenal di Indonesia, jadi tidak akan ada yang membuat isu tentang dirinya.

Tidak terasa saking asyiknya bermain dan makan bersama, tau-tau nya hari sudah mulai sore, Zian yang kelelahan tertidur di gendongan Alvin. Entah kenapa hari ini Ana membiarkan Alvin berjalan dengan tenang di samping nya, bahkan sudah menghabiskan setengah hari bersama nya.

Alvin tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan nya karena momen yang telah lama ditunggu akhirnya tiba juga, Alvin melirik ke sampingnya. "Ana?".

"Mmm". jawab Ana dengan terus memandang lurus kedepan.

"Apakah kamu tidak merasa, kalau sekarang kita seperti keluarga kecil yang bahagia?". tanya Alvin.

"Tidak". Jawab Ana datar.

Alvin terdiam ketika Ana tidak begitu merespon apa yang dia katakan, namun dia terus melirik wajah Ana seolah dia takut Ana tiba-tiba menghilang dari pandangannya.

Seandainya aku bisa menghentikan waktu saat ini, aku akan melakukannya dan tetap berada di jarak sedekat ini dengan Ana". Batin Alvin.

Setelah bergumam, sesekali Alvin melirik ke arah Ana, dia masih tak menyangka kalau di sampingnya adalah Ana, tapi sikap Ana terlalu sunyi, hingga Alvin tidak tau harus berkata apa, tapi dia tetap menikmati kesunyian itu dengan sorak gembira di hatinya.

Sebenarnya Ana juga tidak tahu mau berkata apa karena dia merasa grogi dan perasaannya campur aduk itulah sebabnya dia lebih memilih diam.

Ketika mereka akan masuk ke dalam mobil tiba-tiba Ana membuka mulutnya dan berkata, "Bawa lah Zian pulang, dia kelelahan dan aku akan pulang sendiri".

Wajah Alvin berubah gelap mendengar perkataan Ana "Aku antar..!".

Ana memahami wajah gelap Alvin, dia menyadari ada salju turun di dekatnya sehingga dia mulai merasa kedinginan, namun dia tak mau menyerah.

"Terimakasih aku bisa sendiri". lanjut Ana.

Alvin tidak menghiraukan perkataan Ana, dia membuka pintu mobil dan memasukkan Zian dengan hati-hati, setelah itu dia menoleh ke arah Ana sembari berkata. "Karena saya yang membawamu ke sini, kamu akan aku antar".

Perkataan Alvin terdengar sangat kuat dan membuat Ana merinding, dia tahu karakter lelaki di hadapannya ini.

"Untuk kali ini saja". Lanjut Alvin dengan tatapan yang melunak.

Ana Akhirnya mengalah dan masuk ke dalam mobil dengan patuh. Akan tetapi sepanjang perjalanan mereka terdiam seperti orang asing sampai Ana tiba di kos nya dan Alvin juga tidak banyak basa basi.

Setelah mengantar Ana pulang, Alvin langsung pulang ke Qing House. Beberapa detik kemudian Lamborghini Alvin terparkir di depan pintu masuk, dia keluar dari Lamborghininya sambil menggendong Zian yang masih tertidur.

Chapitre suivant