webnovel

Ekstra Part (satu)

Roda motor itu berpacu membelah jalan raya yang sedang di guyur hujan, saat ini kota Banjarbaru sedang di landa hujan setiap sorenya, saat ini Mega berusaha menerobos hujan agar dia tidak telat sampai ke rumah. Sebenarnya suaminya sudah melarang untuk bekerja tapi Mega tidak ingin melepas pekerjaan ini meskipun berat di jalani tapi dia begitu menyukainya.

Motor Mega memasuki halaman depan rumah, saat ini hujan masih deras setelah memasukan motornya ke dalam garasi dia langsung berlari menuju pintu depan, sepertinya suaminya belum pulang sebab rumah masih terkunci Mega berusaha merogoh tasnya guna mencari kunci tapi nihil dia tidak menemukan kunci itu padahal badannya sudah sangat basah dan mengigil. Dilanda kebingungan saat itulah pintu rumah itu terbuka dan menampilkan sosok suaminya berdiri kaku di depannya, ada nada jengkel di mata Abdi ketika melihat Mega lagi-lagi pulang dalam keadaan hujan-hujanan.

"maaf mas... tadi tidak sempat berhenti" kata Mega mencairkan suasana.

"sudahlah, ayo masuk nanti kamu masuk angin" Abdi membuka jalan agar istrinya itu bisa masuk. terlihat Mega mengigil karena dingin.

Mega memasuki kamar guna mengganti bajunya yang lebih kering.

"perlu bantuan" sahut Abdi ketika dia masuk kekamar mendapati istrinya kesulitan membuka kancing belakang, inilah kebiasaan Mega yang sudah mulai di hafal oleh Abdi yaitu dia tidak bisa membuka kancing belakang bajunya sendiri tapi anehnya dia mampu untuk memasangnya sendiri.

"eh.. mas ngak perlu, aku bisa sendiri"

"kamu ini, saya cuma ingin membatu. kamu takut ?" Mega menggeleng ketika Abdi menyuarakan kata-katanya.

***

Malam semakin larut Mega memutuskan untuk tidur duluan karena kepalanya sangat pusing, apa lagi tadi dia lebih banyak dinas luar dan matahari siang tadi sangat panas tapi tiba-tiba hujan. perubahan cuaca seperti ini akan cepat menurunkan daya tahan tubuh.

Sesekali Mega batuk, dia merasa tengorokannya juga sangat sakit.

ketika Abdi memasuki kamar dia melihat istrinya itu belum bisa tidur sama sekali, dia pun mendekat duduk dengan tenang di samping istrinya.

"kamu sakit? badan kamu panas"kata Abdi ketika dia menyentuh lengan istrinya itu.

"nanti juga sembuh sendiri" kilah Mega

"ini tidak akan sembuh secepat yang kamu pikirkan, saya ambilkan obat ya" tawar Abdi dan langsung mendapatkan anggukan dari istrinya itu.

Setelah meminum obat Mega siap untuk tidur, Abdi berdiri untuk meletakkan kotak p3k itu. Tapi tangannya di cegah oleh Mega.

"mau kemana? " kata Mega lemah.

"mau naruh ini" jawab Abdi sambil mengarahkan kotak p3k itu.

"setelah itu" kata Mega lagi.

"saya lanjut menyelesaikan pekerjaan "

"emmm... temani di sini ya!" pinta perempuan itu. Abdi menimbang-nimbang sejenak kemudian dia menerbitkan sebuah senyumana.

"baiklah"

Seperti biasa Abdi akan berbaring di samping kiri Mega dan perempuan itu akan merapatkan tubuhnya sedekat yang mereka bisa, satu tahun lebih berlalu setelah insiden keguguran itu Mega di larang untuk hamil dulu menunggu kandungannya pulih kembali.

"mas.. "

"hemmm" Jawab Abdi sambil mempererat pelukannya.

"kamu.. kamu rindu anak kita? " tanyanya, hal itu membuat tubuh Abdi kaku. Mega masih belum bisa menerima kenyataan bahwa mereka harus kehilangan buah cinta mereka.

"dia sudah tenang dengan sang pemilik jiwa" kata Abdi singkat..

"tadi siang aku kerumah Willy dia baru saja melahirkan anak laki-laki yang sehat"

Abdi menarik tubuh istrinya lebih rapat lagi menyalurkan ketenangan untuk istrinya itu. Mereka diam tak ada yang berani berkomentar.

***

"ayolah mas... sebentar saja! " pinta Mega

"ngak, kamu baru saja sembuh" sahut Abdi sambil menyatukan kancing bajunya.

"aku sudah sehat" Sahut Mega lagi "ayolah... " rengek Mega lagi.

"baiklah" kata Abdi putus asa sebab dia tidak akan tega melihat istrinya seperti itu.

"beneran" sahut Mega berbinar dia ingin sekali makan bakso yang di buat oleh mbok Sum pedagang kaki lima tapi rasa bakso itu sangat enak.

"iya... "

"terimakasih " kata Mega sambil menubruk tubuh suaminya, melingkarkan tangannya untuk memeluk suaminya itu.

***

Ketika sampai di depan penjual bakso mata Mega berbinar dia sangat ingin makan bakso saat ini.

"sepertinya kamu begitu jatuh cinta sama bakso itu" kata Abdi berkomentar ketika istrinya begitu berbinar melihat deretan gerobak bakso dan salah satu di sana ada mbo Sum si penjul legendaris kata Mega.

"sangat jatuh cinta" sahut Mega tanpa dosa dan tanpa tau tampang suaminya yang sudah mulai cemburu di duakan dengan bakso.

"tapi Tenanglah aku masih punya stok cinta untuk mu mas, sudah aku kasih formalin jadi selalu awet sampai tua" kata Mega bercanda dengan suaminya itu.

"oh ya.., mana hadiah saya yang sudah repot-repot membawa mu kamari" kata Abdi

"hadiahnya mau sekarang? " tanya Mega

"iya, masa besok keburu basi"

Mega melirik kanan kiri memastikan bahwa orang tidak akan melihat apa yang akan dia berikan untuk suaminya. Mega mencium pipi suaminya secara kilat dan itu membuat Abdi kaget.

"sudah... itu hadiahnya" kata Mega yang masih merona karena malu.

"itu tidak termasuk hadiah kita sudah sering melakukannya bahkan setiap hari" kata Abdi tidak terima kalau cuma itu hadiahnya.

"ya sudah nanti saja... aku pengen makan bakso dulu pak tentara ku... ayooo" Mega menarik tangan suaminya itu menuju penjual bakso.

***

Mega begitu banyak memasukkan sambel kedalam bakso itu padahal dia baru saja sembuh dari sakit akibat kehujanan waktu itu. Ketika Mega ingin memasukan bakso itu kedalam mulutnya tiba-tiba Abdi mengambil alih mangkok itu menjauhkan dari pandanagnnya.

"loh mas... aku mau bakso itu"

"tidak,, ini terlalu pedas dan kamu baru saja sembuh" kata Abdi tidak perduli dengan rengekan istrinya itu.

"mas" Mega memohon untuk di belaskasihi tapi Abdi seolah batu.

"mbo Sum minta satu bakso lagi" kata Abdi memanggil si tukang bakso itu.

"makan yang ini dan tidak perlu pakai cabe" Kata Abdi lagi ketika mbo Sum sudah menyajikan bakso yang baru.

"baiklah" sahut Mega sewot.

"sudah jangan cemburut, makan itu atau tidak sama sekali"

"oky... oky.. pak tentara " Mega memakan bakso itu dengan hati hambar karena keinginannya tidak sesuai dengan rencana.

***

"masih marah soal bakso tadi? " tanya Abdi karena dari tadi istrinya diam saja ketika di mobil dan saat sampai rumahpun perempuan itu tetap diam.

"tidak" sahut Mega

Abdi menarik perempuan itu yang berjalan mendahuluinya. Abdi melingkarkan tangannya kepinggang istrinya wajah mereka begitu dekat hingga Abdi dapat mendengar suara nafas istrinya.

"kamu itu baru sembuh, jadi saya melarangmu untuk makan cabe" kata Abdi sambil menelusuri wajah istrinya dengan tangannya, ini sudah mulai menjadi kebiasaannya karena kulit wajah istrinya itu begitu halus dan bersih.

"nanti kalau sakit, saya yang susah.. saya tidak bisa melihat mu sakit" kata Abdi lagi, Mega diam menyimak setiap kata yang keluar dari mulut suaminya, elusan lembut di pipinya dia merasakan itu hingga Abdi memutuskan jarak yang ada menyentuh Mega dengan kelembutannya.

***

semoga masih ada yang menunggu.

saya sangat sibuk akhir2 ini dan tidak ada waktu untuk menulis atau revisi dan tangan saya juga baru saja sembuh mungkin tidak akan maksimal untuk update nya.

maaf sudah ingkar janji untuk yg sudah add watpadd aku terima kasih disana masih akan saya posting jika keadaan sudah memungkinkan dan tangan saya sdh sehat.

sampai jumpa di lain waktu

abaikan typo

Haifa_Nurcreators' thoughts
Chapitre suivant