"Ayah… Ayah mungkin tidak pergi." Mo Yutian tersenyum lembut. "Tapi kau akan mendapatkan ayah kandungmu kembali dan kau juga bisa bertemu dengan saudara laki-laki dan perempuanmu. Ada juga banyak mainan di sana untukmu."
"Tapi aku tidak ingin pergi!" Xiao Tieniu menangis. "Aku tidak ingin saudaraku atau rumah yang besar. Aku ingin bersama Ayah!"
"Aku tidak bisa menjagamu selamanya," bisik Mo Yutian.
"Ayah hanya harus menunggu sampai aku dewasa. Lalu aku bisa menjaga Ayah!"
Kata-kata anak kecil itu membuat Mo Yutian berlinang air mata.
Anak itu telah menjadi seperti keluarganya, seseorang yang telah mengalami neraka bersamanya.
Mo Yutian juga sedih karena harus dipisahkan dari bocah lelaki yang memanggilnya Ayah sejak dia mulai berbicara.
Jing Xi kembali dan melihat ayah dan anak itu berpelukan.
"Apa yang salah? Mengapa Niuniu menangis?" Jing Xi bertanya.
Mo Yutian melepaskan pelukan anak itu dan menyeka air matanya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com