webnovel

Bulan Dan Dua Kapal Yang Bersandar Di Pelabuhan

Malam itu Bulan mencoba untuk tertidur lebih awal. Ia merasa sedikit lega karena telah mengungkapkan isi hatinya pada Dhany. Tapi entah mengapa..ia merasa akan ada sesuatu hal yang akan terjadi nanti. Hal yang tidak biasa..dan memberikan kegelisahan hati tak menentu. "Hmm.. semoga semua baik-baik saja.." Ia mencoba menutup mata nya agar tertidur. Dan segera bunga mimpi nya menghantarkan dirinya tengah menuruni tangga penghubung sebuah kapal besar dengan pelabuhan. Kapal itu berwarna coklat dan memiliki layar berwarna merah. Saat itu ia melihat sebuah kapal besar lainnya juga tengah bersandar di pelabuhan itu. Kapal abu-abu tua gelap dengan setiap tiangnya dicat silver, layar berukuran besar dan berlapis sudah dikembangkan..namun kapal belum juga berangkat.. seperti menunggu sesuatu. Bulan merasa tertarik untuk mendekati nya. Saat ia melihat tangga pengubung untuk naik ke atas kapal masih terpasang, ia segera menaiki nya.. tanpa ragu. Ia melihat bahwa kapal abu-abu gelap ini sama besar namun lebih kokoh dari pada kapal coklat sebelumnya. Kemudian ketika ia sampai di atas kapal terlihat lah olehnya beberapa meriam besar seperti telah siap di posisi nya masing-masing. Semua mengarah kepada..kapal coklat yang ia naiki sebelumnya. Sedangkan begitu pula yang terjadi pada kapal coklat. Sepertinya telah siap pula dengan persenjataan nya. Timbul rasa cemas akibat pemandangan di hadapannya. Dan detik berikutnya..

BUUM!!! DHuAarr!! BUUUMM!! DHUAArr!!

Bulan merasa panik, segera mencari perlindungan. Berlari menjauh dari dek, ke arah baik kapal. Tapi kenapa tidak ada satu orang pun di kapal itu? Bulan merasa ketakutan. Bagaimana jika kapal karam? Ia tidak bisa berenang. Walau tepian masih dekat, tapi tetap saja..ia tidak bisa berenang. Bulan bersembunyi di sebuah cerukan penyimpanan di dekat ruang kemudi. Berjongkok, merapatkan tubuhnya. Suara bising tembakan meriam saling beradu bersahut-sahutan. Kerusakan masing-masing kapal tidak lagi dapat terelakkan. Dalam ketakutan nya Bulan berharap seseorang datang menyelamatkan nya.. Kapal mulai terbakar.. Tinggal menunggu waktu baginya untuk tenggelam.. Pasrah, tidak tau harus bagaimana.. tiba-tiba sosok itu muncul. "Bodoh kau, kenapa berdiam diri di situ. Kapal akan tenggelam. Ayo, pergi bersama q!" Bulan menengadah kan kepalanya melihat pemilik suara itu. "Bagas, aq tidak bisa berenang." Bulan hampir menangis. " Aq di sini bersama mu. Aq tidak akan membiarkanmu terluka. Cepat lah!" Dengan segera Bagaskara menarik Bulan dan membawanya berlari menuruni dek kapal dan kemudian bersiap terjun. " Tutup matamu, kita akan melompat bersama." Bagaskara segera menarik Bulan yang tidak pernah merasa siap untuk terjun.

Panik, udara terasa sangat cepat sekali menghilang dari paru-parunya. Tangan Bulan menggapai-gapai apapun yang bisa ia raih. Tubuhnya terasa begitu berat untuk bergerak. Namun sebuah tarikan kuat membawanya ke arah permukaan. Bulan merasa hampir pingsan saat ia tiba di permukaan, segera menarik nafas secepat mungkin mengisi paru-parunya dengan udara. Terbatuk-batuk karena tersedak air laut. Kedua tangannya memegang erat tubuh Bagaskara.

" Tenanglah..tenang..aq memegang mu, Bulan." Bulan melihat wajah yang mampu membuatnya tenang. Bagaskara membimbingnya ke tepian. " Tenanglah, Bulan..ada aq di sini."

Terbangun keesokan paginya dengan hati ringan. Bulan merasa sepertinya dengung suara Bagaskara masih terdengar di telinganya. Walau kisah di mimpi nya tidak terlalu baik namun cukup membahagiakan pada akhirnya. Itu saja sudah cukup. Tapi apa maksud dari bunga tidurnya kali ini? Mengapa harus ada pertempuran? Mengapa harus ada kerusakan? Bulan bergidik.. seandainya tidak ada Bagaskara yang tiba-tiba muncul di hadapan dan menyelamatkan nya..entah mungkin ia akan tenggelam, karam bersama kapal itu. Bulan terhenyak.. setiap perbuatan pasti akan ada akibat nya. Jika Dhany masih tidak mau menerima keputusan nya kemarin, maka bukan tidak mungkin ia masih akan kembali lagi. Tentunya tidak dengan cara baik-baik saja. Kali ini pasti akan ada pemaksaan. Bulan berharap semoga Dhany tidak akan segila yang ia bayangkan. Tetapi bukankah Dhany akan selalu mati-matian dalan memenuhi target hidupnya? Dia mampu mencapai posisi saat ini pun adalah dikarenakan etos kerjanya yang tinggi. Ia mampu mengendalikan semuanya.. sebelumnya. Hingga lepasnya Bulan menjadi sesuatu yang akan sangat membuatnya frustasi. Dan kali ini Bulan mendapatkan firasat bahwa ini tidak akan semudah seperti kisah putuscintanya sebelum ini.

Ada sebuah pesan yang masuk sedari tadi, Bulan baru saja mengetahuinya.

Dhany 💌 , " Sweet..apa kau tidur dengan nyenyak? Aq tidak dapat memejamkan mata q. Aq merasa banyak melakukan kesalahan terhadap mu. Aq mengabaikan mu tanpa q sadari. Q mohon berikan kesempatan untuk kita mencoba nya sekali lagi. Aq sangat mengharapkan mu.."

Hhh..Bulan menutup layar ponselnya dengan rasa malas. Menyesal telah membuka dan memeriksa ponselnya. Sama sekali tidak berhasrat untuk membalasnya. Hari ini Bulan benar-benar ingin lepas, bebas dari Dhany.

"Semoga dia tidak melakukan hal-hal yang aneh." Namun hatinya menjadi tidak tenang. Mimpinya menari lagi dalam kepalanya. Apakah harus q lalui ini semua? Apa ini salah satu konsekuensinya? Semoga tidak separah itu.

Chapitre suivant