Malam semakin larut, udara pagi sedikit demi sedikit mulai terasa, kinan mulai merasa kedinginan di kamarnya, dia hanya menggunakan selimut tebal untuk menutup seluruh tubuhnya, piyama yang ia kenakan sebelumnya ia lepas karena sedikit lembab dan dia berpikir itu akan membuatnya sakit.
Bayu yang penasaran karena kinan tak kunjung datang ke kamarnya menjadi sangat cemas, dia memutuskan untuk keluar dan mengecek keadaannya.
"Apa yang sedang ia lakukan??? kenapa dia tidak juga segera ke kamar ini??? apa dia begitu keras kepala dan memaksakan tidur tanpa pakaiannya??? atau dia mengenakan pakaian kotor yang ia kenakan tadi???? apa dia gila???" bayu bangkit dari kasur dan segera keluar karena mengkhawatirkan kinan.
Saat tiba di ruang tengah, dia melihat sekeliling ruangan dan tidak terlihat kinan disana.
"Apa dia betul-betul tetap di kamar itu??? aaah ayolah aku melupakan bagaimana keras kepalanya gadis itu selama ini,," Bayu baru ingat bahwa kinan memang gadis yang sangat keras terhadap pendiriannya.
"Aku salah memainkan permainan ini dengannya, dia hanya akan memilih menderita sendiri ketimbang harus kalah dariku, aku harus mengibarkan bendera putih untuk mengakhiri semua ini atau dia akan menderita tidur dengan pakaian kotor itu atau bahkan tanpa pakaian sama sekali, apa??? tanpa pakaian???? Waaaah itu terlalu berani jika kinan melakukannya sekarang, apa dia tidak mengantisipasi seorang pria mungkin akan melihatnya telanjang bulat seperti itu di rumah ini???? Hahahaha dan serunya, di rumah ini hanya ada aku,,,,,, sekarang aku sudah mulai tidak waras". Bayu merasa lucu sendiri membayangkan keegoisan kinan dan tindakan yang mungkin kinan lakukan demi tetap pada pendiriannya dan memenangkan permainan yang sedang bayu mainkan dengannya.
Kemudian dia berjalan menuju pintu kamar kinan dan mencoba mengetuk pintu, namun tidak kunjung mandapatkan jawaban.
"Apa dia tidur begitu nyenyak dengan situasinya seperti itu???? apa dia marah padaku???" kemudian bayu mencoba membuka pintu kamar itu, namun terkunci.
"Ah,,,, ya dia sudah pasti akan mengunci pintu ini, lalu apa yang harus aku lakukan sekarang????" akhirnya bayu memutuskan untuk menunggu kinan keluar dan duduk di sofa yang ada di depan kamar kinan saat itu.
Namun setelah sekian lama, kinan tetap tidak menunjukan pergerakan sampai akhirnya bayu tertidur pulas di sofa sampai pagipun tiba.
"Ah ini sudah pagi, apa bayu begitu nyenyak tidur sampai-sampai dia tidak mengecek keadaanku, padahal dia tahu apa yang sedang terjadi denganku semalaman ini, aku betul-betul harus memberi dia pelajaran keras, berani-beraninya dia membuatku tidur dalam keadaan seperti ini" Kinan langsung bangkit dari kasurnya dan segera mengenakan piyama yang sengaja ia gantung agar kering semalam.
Kemudian dia perlahan membuka pintu dan sangat terkejut ketika melihat bayu dengan pakaian tidurnya yang tipis tidur di sofa di depan kamarnya dan dalam posisi yang betul-betul seperti kedinginan disana.
"Apa yang dia lakukan disana??? apa dia tidur disana semalaman???" kinan bertanya-tanya dalam hatinya.
Kemudian dia mendekat pada bayu dan memegang tubuh bayu pelan-pelan, mengecek keadaannya.
"Aah syukurlah, dia tidak demam gara-gara tidur dalam keadaan dingin seperti ini, bagaimana bisa AC ini betul-betul di pasang dengan suhu yang sangat dingin sekali, bukankah rumah ini akan mengatur suhunya sendiri, tapi kenapa ini benar-benar terasa berbeda, atau perasaanku saja karena aku tidur dengan keadaan telanjang tadi, aaah entahlah".
Tanpa kinan dan bayu ketahui, bahwa suhu rumah itu telah Ny Anggara atur ulang menjadi suhu musim panas siang tadi, dia meminta teknisi di rumah itu melakukannya, sehingga suhu yang sekarang ada di semua ruangan rumah bayu menjadi sangat sejuk apa lagi di pagi hari, itu dilakukan olehnya agar kedua pengantin baru itu terus berpelukan setidaknya untuk malam ini, karena besok bayu pasti akan memanggil kembali teknisi dan membetulkan suhu di rumahnya.
"Ny Anggara berpikir, bahwa itu sedikit hadiah yang ia berikan untuk cucu tercintanya yang pasti tidak akan berani langsung melakukan ritual malam pertama, dan ternyata hal itu benar terjadi sesuai dengan pikirannya. Malam pertama kinan dan bayu berlalu begitu saja, sampai pada pagi itupun tiba.
Saat kinan selesai memastikan kondisi bayu, dia berbalik dan berniat akan masuk ke kamar bayu untuk mengenakan pakaiannya yang telah ada di ruangan baju milik bayu.
Namun tangan kinan langsung di raih bayu begitu dia akan pergi.
"Apakah kamu baik-baik saja semalaman dengan kondisimu seperti itu???? aku minta maaf, aku mohon maafkan aku!!!!!!" Bayu merasa menyesal karena telah membuat kinan tidur dengan keadaan yang tidak nyaman pastinya, entah mengenakan baju kotor atau bahkan tidak mengenakan pakaian sama sekali di saat bayu bisa merasakan begitu dingin suhu malam itu di rumahnya.
"Apa karena itu kamu memutuskan untuk tidur disini tanpa sehelai selimut sama sekali???? kenapa kamu begitu bodoh???? kamu sudah tahu aku keras kepala, dan aku berada di dalam kamar yang sangat nyaman untukku, disana ada kasur dan ada selimut tebal, bahkan setebal kasur lantai yang ada di rumahku, dan itu artinya apa??? aku tidak merasa kedinginan sama sekali semalaman ini meskipun tanpa baju sehelaipun.
"Dan apa yang kamu lakukan disini??? kamu menghukum dirimu sendiri dengan piyama tipis ini dan tanpa selimut??? aah sudahlah, tidak perlu mengkhawatirkanku, lebih baik kamu bangun dan masuklah ke kamar, tidur dan istirahatlah yang betul, saat di mobil semalam kamu bahkan sudah sangat terlihat sangat lelah".
Kinan melepaskan genggaman tangan bayu karena masih sedikit kesal dengan semua yang bayu lakukan, mulai dari mengerjainya soal baju-bajunya yang di pindahkan tanpa sepengetahuannya dan sekarang soal bayu yang menghukum dirinya sendiri tidur di sofa tanpa selimut di saat suhu rumah yang begitu dingin.
"Apa itu artinya kamu telah memaafkanku?????" Bayu kembali memegang tangan kinan, kinan seperti tidak di biarkan melangkah jauh darinya.
"Jika kamu meminta maaf, berarti aku pemenangnya, jadi karena aku menang dan suasana hatiku jadi sedikit puas, maka aku maafkan kamu, jangan pernah melakukan hal bodoh seperti ini lagi".
Kinan membelai rambut bayu dan kemudian membuatnya berantakan dengan mengacak-acaknya sambil meluapkan kekesalan yang masih tersisa di dirinya pada bayu.
Bayu suka saat kinan selalu melakukan itu ketika dia kesal padanya.
"Baiklah, kamu menang dan aku kalah, tapi tunggu dulu!!!!!! Apa itu juga artinya semalaman ini kamu tidur tanpa sehelai apapun selain selimut tebal itu?? di bawah selimut itu kamu tidur tanpa mengenakan apapun???? waaaah berarti di balik handuk itu sekarang jugaaa....." belum selesai bayu berbicara kinan yang masih memegang kepala bayu langsung memukulnya.
"Hentikan atau aku cabut pemberian maafku tadi, ini semua karena ulahmu dan kamu masih memikirkan hal seperti itu" kinan pergi ke kamar bayu dan langsung masuk ke ruangan baju, disana ia di buat takjub dengan tatanan pakaian yang tersusun rapih dan di buat menjadi sangat terasa bahwa kinan dan bayu kini telah menjadi satu.
Bahkan pakaian mereka menjadi satu dalan ruangan besar itu, ada sedikit perubahan tata letak di ruangan itu dari sebelumnya, menjadi terlihat lebih besar dan lebar, mungkin karena pengurangan furniture dan lebih di padatkan pada tempat-tempat pakaian dan aksesoris-aksesoris kinan mulai dari sepatu, tas, jam tangan dan lain-lain yang memang sudah di siapkan oleh bayu untuk istrinya itu.
Kinan tidak ingin berlama-lama disana dengan rasa takjubnya, dia langsung mencari baju yang pantas ia kenakan di pagi hari karena akan sarapan bersama keluarga besar di hari pertama statusnya yang telah menjadi istri bayu.
Namun saat kinan sibuk mencari pakaian, tanpa sepengatahuannya bayu kemudian membuka pintu ruangan itu.