webnovel

Ibu, maafkan Kinan

Kinan masuk ke dalam rumah di susul ibunya yang masih menahan kesal karena ulah anaknya yang baru kali ini terjadi membuatnya khawatir karena sesuatu yang belum jelas sebabnya.

"Nak bayu kamu bisa pulang sekarang, ibu yang akan menyelesaikan masalah ini dengan kinan, kamu juga perlu istirahat malam ini karena besok pagi kita akan berangkat".

Pertama-tama ibu meminta bayu untuk segera pulang ke rumahnya dan beristirahat karena sudah larut malam.

Bayu langsung mengerti maksud ibu kinan, dia akan memarahi putrinya dan sangat tidak etis jika itu dilakukan di depan bayu yang notabene adalah sahabat dekat putrinya, itu akan melukai perasaan kinan karena rasa malu di marahi ibunya.

"Baik bu, ibu dan kinan juga harus segera istirahat, ini sudah terlalu malam".

Bayu langsung membalikkan tubuhnya dan menutup gerbang rumah kinan.

"Kamu belum pergi ke jakarta, ke tempat yang cukup jauh dari rumah ini, tapi kamu sudah berani memutuskan kontak dengan semua orang??? kamu matikan ponselmu dan kamu tidak memberi kabar sama sekali bahkan sampai lewat tengah malam belum juga pulang".

"Lalu apa yang akan terjadi di jakarta nanti? apa kamu tidak akan menghubungi ibu? kamu tidak akan datang kepada ibu lagi? kekhawatiran apa yang akan kamu hadapkan pada ibu dimasa depan".

"Ibu benar-benar tidak menyangka kamu bisa seberani ini mengambil langkah untuk pergi bersama lelaki itu dan mematikan semua akses komunikasi, apa kamu pikir ibu tidak akan mencarimu jika hingga tengah malam putri ibu belum juga pulang".

Ibu benar-benar melampiaskan kemarahannya malam itu, bahkan ibu tidak memberi kesempatan kinan untuk bicara.

"Bu, maafkan aku, beri aku kesempatan untuk menjelaskannya !!!!!!!".

Kinan menyela pembicaraan ibunyaa dan meminta kesempatan untuk gilirannya menjelaskan apa yang terjadi.

"Aku pergi dengan adam tidak jauh dari kota, kami menuntaskan semua kesalahpahaman yang selama ini merundung hubungan aku dan dia. Memang betul dia yang mematikan ponselku, itu karena dia ingin masalah yang kami hadapi selama ini benar-benar tuntas malam ini tanpa hambatan yang akan timbul jika ponselku berbunyi dan mengharuskan aku pulang saat itu juga".

"Jika itu terjadi, masalah kami akan terus menghantui kehidupan aku dan dia tanpa bisa memperbaiki segalanya. Aku sudah dewasa bu, aku ingin melakukan apa yang ingin aku lakukan, aku tahu sekarang aku salah tapi aku mohon ibu mengerti keadaanku, selama ini aku selalu diam, aku menahan segalanya. Malam ini adalah malam yang aku tunggu selama bertahun-tahun. Melepaskan semua kesedihanku dan membuka lembaran baru dengannya".

Kinan dengan menangis menjelaskan semuanya, mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya, meminta pengertian atas kesalahan yang ia buat malam itu pada ibunya.

Ibu meraih tubuh kinan dan memeluknya.

"Sayang, luapkan semua tangisanmu, lepaskan semua kesedihanmu, ibu hanya mengkhawatirkanmu nak, ibu takut sesuatu terjadi padamu di luar sana. Ibu percaya kamu sudah tumbuh dewasa, namun ibu tetap tidak bisa mengesampingkan rasa khawatir jika ibu tidak mengetahui keberadaanmu dan kabarmu sama sekali".

Pelukan ibu membuat kinan sedikit lebih tenang, emosinya yang meluap tadi langsung mereda, dia membalas pelukan ibunya dengan merangkul erat tubuh ibunya yang terasa sudah semakin berubah, tubuh yang dulu sangat terlihat kuat dan segar, kini berada dalam pelukan kinan terasa sangat kecil, lemah, rapuh dan tidak sesegar dulu.

"Maafkan aku bu, aku janji tidak akan membuat ibu khawatir lagi. Kinan sayang ibu".

kinan terus memeluk ibunya dan air matanya bertambah deras, menyadari ibunya telah menderita karena mengkhawatirkannya.

Tubuh lemah dan dari hari ke hari semakin terlihat kerutan-kerutan diwajahnya.

"Ibu pasti sangat lelah hari ini, ayo kita tidur dan istirahatkan tubuh ibu. atau nanti ibu sakit saat aku tidak ada disini".

Kinan menggandeng lengan ibunya yang semakin menua, meskipun tubuh ibu sehat, tapi tetap tidak sekuat dulu.

Fisiknya sudah pasti melemah karena di gunakan dua kali lipat lebih berat dari kebanyakan ibu lain, dimana orang lain berbagi tugas dengan pasangannya, sedangkan ibu mengemban semuanya sendiri, mengurus 3 anak yang sekarang sudah besar-besar.

Itu bukan hal yang mudah dan bisa disepelekan....

"Beban ibu selama ini jauh berkali kali lipat lebih berat dibandingkan dengan rasa sakit hatiku selama ini yang bukan apa-apa, aku telah sibuk dengan diriku sendiri dan terpuruk dengan rasa sakit yang tidak karuan, sampai-sampai aku melupakan ibu yang setiap hari membanting tulang dengan tidak mengenal lelah demi aku dan kak genta".

"Dimana aku selama ini????? Aku terpuruk di kedalaman yang membuatku tidak melihat wajah yang kini dipenuhi kerutan disetiap sudutnya, mata yang semakin dalam karena lelah kurang istirahat, bibir yang semakin bergetar jika terlalu banyak berbicara, dan tubuh yang semakin melemah menandakan sebenarnya ibu sudah tidak setangguh dulu".

Kinan menyesalkan dirinya yang tidak memperhatikan keadaan ibunya akhir-akhir ini. Yang ternyata telah banyak perubahan pada fisik ibu yang tidak dia sadari sebelumnya.

Usianya menginjak 63 Tahun, untuk usia itu ibu kinan memang sangat terlihat masih segar dan tetap menjaga tubuhnya tetap ideal. Kerutan tidak terlihat begitu mengganggu bagi orang lain yang melihatnya mengingat usianya memang sudah kepala enam, dan fisiknya yang masih kuat mengelola toko kue dan kadang masih ikut memproduksi kue dengan tangannya sendiri, membuat orang lain yang melihat itu berdecak kagum karena ibu terlihat masih sangat kuat di usianya. Namun bagi anak-anaknya yang tahu kondisi ibu sebelumnya yang jauh lebih segar dan tangguh itu termasuk perubahan yang sangat ekstrim dan menganggu perasaan kinan karena tak terasa penuaan telah terjadi pada kondisi tubuh ibunya saat itu.

Ditunggu Vote & komennya dan juga jangan lupa tinggalkan ulasan dan bintangnya untuk MMYTM agar lebih semangat untuk menulis.

Terimakasih

Bunaish

Chapitre suivant