webnovel

Lagi-lagi jalan buntu

Andre tiba di bandara charles de gaulle pada siang hari. Dia di jemput oleh pasukan khusus tindak kriminal jaringan internasional yang sudah menerima kabar kedatangannya.

Bukan karena andre orang yang memiliki kedudukan tinggi sebagai anak seseorang yang kaya raya, tapi dia memiliki andil penting dalam penyelesaian kasus ini. Pihak kepolisian merasa petunjuk itu harusnya berada di andre karena mustahil jika orang perancis menculik orang Indonesia yang berada di amerika jika mereka tidak saling mengenal.

Andre di bawa ke kantor kepolisian pusat yang terletak di pusat kota bagian utara perancis.

Andre sudah membawa rencana sejak dia memutuskan ke paris, dia tahu bagaimana cara agar bisa menemukan istrinya. Tak perduli sesulit apa dan secerdik apa penculiknya pasti akan tertangkap. Itu hanya masalah waktu baginya.

Andre duduk di sebuah ruangan dengan kaca transparan di temani seorang wanita cantik yang merupakan kepala divisi penyidikan kasus hilangnya meri.

Wanita berkulit putih dengan wajah indo-paris, pipi tirus dengan tulang rahang yang tegas. Tubuh tinggi selayaknya anggota kepolisian seperti biasa. Di balut seragam ketat yang menunjukkan lekuk tubuhnya yang begitu ramping tanpa gelembir lemak.

"aku jessie, kepala divisi penyidikan kasus yang anda laporkan. Senang melihat anda berada di sini" sapa wanita yang ternyata bernama jessie itu.

"mohon untuk lebih bekerja keras" jawab andre tegas.

"kami akan memulai dengan menanyakan beberapa hal kepada anda. Pertama.."

"jangan menginterogasiku. Tunjukkan saja rencana kalian untuk mendapatkan penculiknya. Dan aku akan membantu memberi masukan dan pernyataanku" andre memotong proses interogasi karena terlalu membuang-buang waktu. Dia sudah sering di mintai keterangan selama di amerika namun tak ada hasil.

"baiklah. Kami akan mencari tahu orang-orang yang mungkin anda kenal atau korban kenal sebagai langkah awal" ujar wanita itu dengan gugup melihat sikap andre yang mendominasi seakan dialah atasan di tempat itu.

"itu bagus. Rencanaku adalah, tunjukkan semua data imigran yang berasal dari Indonesia. Serta data warga negara perancis yang pergi ke amerika untuk kuliah di harvard"

Andre tak ingin membuang waktu jadi dia langsung kepada intinya.

Jessie langsung mengerti dan segera keluar ruangan untuk berkoordinasi dengan kantor imigran agar memperoleh semua data yang di butuhkan andre.

Andre dengan sabar menunggu. Waktu yang dia lewati untuk menunggu hari ini akan terbayar dengan saat dia bisa menemukan meri kembali.

Tak berapa lama, terdengar suara dari mesin fax yang berada di meja jessie. Itu adalah data imigran yang masuk ke perancis dan daftar warga negara perancis yang kuliah di harvard cambridge.

Andre dan jessie dengan teliti melihat satu per satu lembaran kertas dan biografi tiap-tiap orang yang di maksud.

Hampir dua jam andre duduk untuk memperhatikan setiap data yang bahkan belum pernah dia ketahui. Hingga mata nya tertuju pada sebuah lembaran dimana nama ilham wijaya tertulis di atasnya.

Andre mengambil lembaran itu dan mengecek satu per satu. Dia berada di perancis sejak setahun lalu. Dia bahkan membangun kerajaan bisnis di berbagai bidang di perancis termasuk bidang kesehatan. Dengan gelar dokter dan Sp.BS dibelakang namanya sangat memungkinkan bagi ilham mengobati cidera kepala meri saat penculikan.

"dia memiliki semua kriteria yang di cari" ujar andre sambil menyerahkan kertas berisi biodata ilham.

"dia? Bagaimana mungkin? Dia warga yang baik selama ini. Dia menyumbang banyak pendapatan bagi negara perancis" jawab jessie

"itulah yang ku maksud. Dia kaya, berkuasa, memiliki kemampuan medis yang sesuai dengan kriteria ku, dia seorang dengan IQ di atas rata-rata dan yang lebih penting, dia mantan kekasih korban dan aku mengenalnya dengan baik. Kami kuliah di universitas yang sama namun, ia memutuskan pindah saat penyelesaian study nya karena mengalami masalah dengan keluarga korban"

Mendengar penjelasan andre, jessie segera menghubungi atasannya dan meminta surat izin penggeledahan.

Sore hari, meri terbangun tanpa ada seorangpun di sampingnya. Perlahan, dia melangkah menuju kamar ilham namun tak menemukan apapun di sana. Dia turun ke lantai satu dan melihat asisten pribadi meri sedang menyiapkan makanan untuknya.

"apa ilham ke kantor?" tanya meri

"iya, dia harus menghadiri rapat penting jadi tidak bisa menemanimu. Dia bilang akan kembali secepatnya setelah rapat selesai"

Menatap ruang belakang yang mulai meredup, meri merasa ini sudah menjelang malam.

"apa yang kau masak?"

"aku membuat hidangan foie gras, tuan memintaku membuatkannya untukmu"

"oh" meri hanya menjawab singkat, tak heran jika ilham mengetahui kesukaannya karena dialah yang memperkenalkan meri dengan makanan itu.

Meri belum mengetahui cara membuatnya jadi dia hanya berdiri sambil memperhatikan bibi grace memasak. Dia hanya terkadang membantu membersihkan seafood untuk makan malam ilham dan mencicipi makanan yang di buat oleh para koki di dapur mewah itu.

Dari semua bawahan ilham hanya grace yang bisa berbicara dengannya, selain karena hanya dia yang memiliki izin dari bos nya juga karena hanya dia yang menguasai bahasa inggris. Koki yang lain hanya bisa menggunakan bahasa france dan mandarin jadi meri terkadang kesulitan berkomunikasi.

Saat sedang sibuk memasak di dapur, ponsel bibi grace berdering dia mengangkatnya dengan segera.

"halo tuan"

"....."

"baik tuan"

Setelah telfon terputus, bibi grace mengajak meri untuk keluar mencari udara segar.

Meri merasa sangat senang mendapat kebebasannya walau sedikit aneh tapi ia hanya ingin menikmati hari di mana dia bisa melihat pemandangan dan mengetahui bahwa dia berada di kota paris.

"bibi grace, bisakah kita jalan ke menara eifel. Aku belum pernah ke sana sebelumnya"

"baiklah, tapi ingat gunakan topi dan maskermu. Disana terlalu terpapar debu dan panas, itu tak akan baik"

"Baiklah" meri menggunakan masker dan topi lebar yang menutupi kepala bagian belakang dan hampir menutupi matanya.

Mereka memutari area di bawah menara, meri ingin berfoto tapi tak memiliki ponsel atau kamera. Dia pikir akan membawa ilham lain kali agar bisa mengabadikan gambarnya. Menikmati pemandangan kota paris di sore hari adalah saat membahagiakan bagi meri.

Sementara itu, di tempat tinggal ilham terjadi kekacauan. Pihak kepolisian unit kriminal datang untuk melakukan penggeledahan. Mereka tertahan oleh para petugas keamanan di rumah ilham. Hingga saat ilham datang dan melihat keributan itu dan menangkap sosok yang begitu di kenalnya.

"ada apa ini? Kalian membuat keributan di rumahku" ujar ilham tegas.

"aku membawa surat penggeledahan" andre memberikan selebaran kertas kepada ilham.

"ahh kasus ini rupanya. Aku tahu kau mungkin mencurigaiku karena aku memiliki hubungan dulunya dengan meri. Tidak masalah, tapi sangat di sayangkan sapaan pertama mu ini begitu mengecewakan untuk seorang sahabat yang sudah lama tidak berjumpa" sindir ilham.

"aku menyinggungmu atau tidak, itu bukan tujuan utamaku. Aku hanya ingin memastikan sahabat baikku tak terlibat, karena jika iya maka aku akan sangat kecewa" balas andre tajam.

"hahaha kau begitu ramah. Apa ini sikapmu kepada seniormu? Tapi baiklah. Aku sama sekali tidak keberatan" ilham melangkah masuk dan memerintahkan anak buahnya menyingkir dan memberi jalan kepada andre.

Ilham duduk di ruang tengah agar bisa melihat kemana saja para polisi itu pergi mencari bukti. Mereka masuk ke kamar meri namun hanya menemukan Dr. Lucee yang berbaring di sana.

Andre turun bersama dengan Dr. Lucee.

"apa dia pegawai mu?" tanya andre

"bisa di bilang begitu. Kau sebaiknya tidak menyentuhnya karena dia wanita berharga bagi hidupku" ilham mengatakan setiap kata dengan tenang dan nada penuh penekanan.

"aku sedikit tidak percaya seleramu berubah" sindir andre sambil menatap Lucee yang terus menunduk.

"seleraku tidak berubah, kau saja yang tidak terlalu mengenalku" balas ilham dengan nada mengejek.

Setelah polisi puas menggeledah setiap tempat, mereka kembali berkumpul ke ruang tengah untuk melaporkan temuan mereka.

Tak ada sesuatu yang mencurigakan dalam rumah atau pun dari penghuni rumah. Mereka semua di mintai keterangan namun semuanya mengatakan hal yang kurang lebih sama dan bisa mempertanggungjawabkannya.

Ketua divisi kriminal itu meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ia sebabkan. Ia beralasan hanya menjalankan prosedur.

"bukan masalah, aku senang bisa membantu. Lain kali aku akan mengundang kalian semua untuk makan malam" ilham menjabat tangan polisi itu. "berhubung kau sedang berada di paris, kau harus lebih sering kemari. Pintu rumah ini selalu terbuka untuk mu" ilham menepuk bahu andre yang berada di sampingnya.

"aku sibuk akhir-akhir ini" andre enggan berbicara lebih lama dengan ilham. Walaupun tak terbukti kalau ia terlibat tapi andre tetap mencurigainya. "nona lucee, kau harus berhati-hati dengan pria ini" andre mendekatkan wajahnya ke wajah lucee untuk memperingatkannya.

Aroma parfum lavender memyeruak dari tubuh lucee, ini aneh karena seisi kamar lucee beraroma mint. Andre merasa curiga tapi enggan memikirkannya lebih lanjut.

Mereka segera pergi setelah usaha mereka hari ini berbuah hampa. Andre kembali ke mobil, menatap kamar dimana lucee berada tadi. Kamar itu sangat khas, teratur dengan pakaian berbagai model. Jika meri berada di sana, pakaian yang ada di lemari haruslah kasual dengan perpaduan warna yang calm.

Berbanding terbalik dengan yang dia peroleh, pakaian itu terkesan berani, seksi, mengumbar dengan warna mencolok. Terdapat aroma obat-obatan, namun itu hal wajar karena lucee adalah seorang dokter.

Pencariannya lagi-lagi mengalami jalan buntu.

Maaf terlambat up nya..

siti_darmawati8creators' thoughts
Chapitre suivant