Apartemen meri terletak tak jauh dari KJRI, hanya butuh waktu sekitar 45 untuk bisa tiba di sana. Mereka masuk di sebuah kawasan gedung-gedung tinggi. Apartemen milik meri memiliki keamanan ketat dengan penjagaan security 24/7 setiap harinya. Setiap pengunjung akan di data dan hanya bisa masuk jika memiliki kode akses atau pemilik apartemen yang menelfon langsung kapada security agar mengizinkan pengunjung tersebut.
Meri memberikan kartu pengenalnya dan kunci apartemen kepada security tersebut. Mereka tentu mengenalinya dengan baik. Meri begitu ramah kepada semua petugas keamanan sehingga dia terkadang hanya perlu menyapa dan bebas keluar masuk tanpa perlu mengisi data atau melaporkan tanda pengenal sebagai prosedur keamanan.
"apa semua baik-baik saja Mr nick?" sapa meri kepada pengaman. Dia terpaksa turun karena mobil jackob tertahan.
"ya, hanya prosedur keamanan miss"
"oh, they are my brothers. We coming togethers" ujar meri sambil menunjuk ke arah randy dan yang lain.
"I'm sorry miss, I'm not see them for a long time"
"no problem, by the way. Not miss but mrs, he's my husband" ujar meri sambil menunjuk andre yang menatap mereka kemudian menunjukkan cincin di jarinya. Penjaga keamanan itu tersenyum kepada mereka dan andre membalas dengan tersenyum ke arah penjaga itu.
Penjaga keamanan itu akhirnya menjadi orang asing pertama yang mengetahui pernikahan meri dan andre.
Meri kembali ke mobil dan segera masuk ke area parkir begitu pula dengan mobil yang di tumpangi jackob.
Berbeda dengan apartemen andre, apartemen meri hanya memiliki satu kamar tidur namun memiliki dua kamar mandi. Satu berada di dalam kamar dan yang satu berada tak jauh dari dapur. Apartemen meri di lengkapi dengan salon dan sauna pribadi yang sengaja di buat berdasarkan permintaan ibunya. Tak lupa ruang olahraga dan perpustakaan mini yang tergabung dengan ruang belajarnya.
Jika di apartemen andre balkon berada di kamar pribadi. Di apartemen meri balkon justru berada di samping ruang santai dan ruang tamu dengan dinding kaca tebal dan lebar yang menjadi pintu geser untuk menuju balkon. Saat malam, tak perlu duduk di balkon untuk bisa menikmati pemandangan kota, meri hanya perlu duduk di ruang santai dan pemandangan lampu di padukan dengan gelapnya malam akan nampak dari balik dinding kaca.
Maria sudah pernah mengunjungi apartemen meri sebelumnya. Mereka bahkan menghabiskan beberapa hari bersama saat waktu libur sekolah dan libur kuliah mereka bersamaan. Meri membantu maria membawa barangnya masuk ke dalam kamar sedangkan para pria hanya bisa beristirahat di ruang tamu dan ruang santai.
Mereka membersihkan diri bergantian. Meri dan maria tentu membersihkan diri di kamar mandi yang terletak di kamar sedangkan yang lainnya menggunakan kamar mandi yang berada tak jauh dari dapur.
Andre mengetuk pintu meri untuk meminta pakaiannya yang berada di koper milik meri. Penampakan aneh mengingat mereka yang sudah suami istri namun masih harus mengetuk pintu untuk bisa masuk.
Bukan karena andre malu atau segan kepada kakak meri, dia hanya tidak nyaman berada di kamar yang sama dengan wanita lain karena maria yang beristirahat dikamar bersama meri.
"tidakkah itu lucu" ujar rido yang melihat andre berdiri di depan pintu menunggu meri membawakan pakaiannya.
Randy dan jackob hanya tersenyum melihat betapa canggungnya mereka. Namun segera mengalihkan pandangan saat andre berbalik melihat ke arah mereka.
Andre segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri setelah meri memberinya satu stelan pakaian santai beserta peralatan mandi nya.
Mereka berkumpul di meja makan saat kurir mengantar makanan yang dipesan oleh meri. Meri memesan berbagai menu untuk makan malam mereka serta merayakan pernikahannya. Andre bergabung terakhir karena mendapatkan antrian terakhir masuk ke kamar mandi.
Meri tak lupa memesan sampanye dan minuman bersoda. Dia tak diperbolehkan untuk minum karena tidak terbiasa, hanya maria yang minum sampanye tanpa ragu. Itu karena maria satu-satunya di antara mereka yang beragama Kristen. Andre dan yang lain sudah terbiasa minum beberapa gelas sampanye saat melakukan kesepakatan bisnis dengan pebisnis asing dan bersulang dengan wine adalah bukti kerja sama mereka telah dimulai.
Meri sedikit iri melihat mereka dengan bebas minum dan ia hanya perlu puas dengan minuman bersoda yang dia pesan. Setelah acara itu selesai, randy mengajak meri berbicara berdua di balkon.
Randy menanyakan beberapa pertanyaan tentang maria kepada adiknya itu. Dia terkejut mengetahui meri memiliki hubungan dengan keluarga ayahnya dan memperkenalkan maria sebagai adiknya.
"kakak, dia begitu kesepian karena tak memiliki saudara yang lain. Berbeda denganmu yang memiliki aku, kak rido dan yang lain. Dia sangat senang bisa bertemu dengamu" ucap meri
"aku tahu, aku hanya sedikit terkejut. Bisakah kau memberi kami waktu untuk bisa berbicara?" pinta randy
"tentu, aku tadinya akan membawanya ke omaha, tapi dia akan lebih bahagia jika bisa menghabiskan waktu bersama denganmu. Tapi kemana kalian akan pergi setelah ini?"
"jackob dan rido akan langsung ke Australi. Aku akan memintanya untuk menemaniku ke texas. Ada kerja sama bisnis di sana. Aku akan kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan kesepakatan itu"
"baiklah, aku akan memberitahunya. Tapi ingat kak, posisiku tidak boleh digantikan olehnya. Kau harus tetap lebih menyayangiku daripada dia" rengek meri
"itu sudah pasti. Kau dari dulu dan sampai kapanpun akan menjadi adik kesayanganku" randy menarik meri kedalam pelukannya.
Dia begitu menyayangi meri sejak saat dia dilahirkan karena statusnya sebagai adik perempuan pertamanya saat itu dan ternyata menjadi adik perempuan satu-satunya dari ibu yang sama. Randy begitu memanjakannya hingga rafa dan rido tak ada apa-apanya di banding dirinya. Saat ada tugas sekolah, randy orang pertama yang meri datangi untuk meminta bantuannya. Hingga meri harus melanjutkan study di luar negeri dan tinggal bersama rafa membuat meri hanya bisa bergantung dan lebih akrab kepada rafa di bandingkan dirnya.
Bagi meri, kakaknya memiliki arti yang berbeda-beda. Rido adalah teman bermain meri dan menjadi satu-satunya orang di keluarga mereka yang mengetahui hobby meri yang tergolong ekstreem. Meri yang sering mendampingi rido saat berkumpul dengan komunitas balapannya membuat meri menjadi wanita satu-satunya di komunitas itu yang memiliki kemampuan di sirkuit yang luar biasa. Tidak hanya balap mobil, meri bahkan menyukai balapan motor trail. Meri juga menjadi siswa pencinta alam dan menyukai mendaki gunung. Satu hal yang oranglain tidak ketahui kecuali rido, meri mencintai lautan namun tidak bisa berenang. Dia hanya akan menikmati pemandangan tanpa bersatu dengan apa yang di sukainya. Menyukai ombak namun tak pernah berenang bersama ombak.
Walaupun memiliki hobby ekstrem yang berada di luar ruangan, tubuh dan kulitnya tetap terawat. Meri akan berusaha keras mengembalikan warna kulitnya yang terbakar setelah beraktifitas diluar ruangan dengan memanggil pekerja salon ke rumah.
Saat randy dan meri sedang asyik berbicara dan berpelukan. Tiga pasang mata lainnya menatap iri dengan ke akraban yang terjalin di antara mereka. Hanya andre yang senang melihat kejadian itu, dia begitu bahagia melihat istrinya masih menjadi gadis kecil yang bertindak sesuai usianya. Begitulah dia seharusnya bersikap saat usianya masih berumu delapan belas tahun. Sedewasa apapun pemikirannya, dihadapan kakaknya meri tetaplah adik manja mereka.
Maria menatap meri dengan cemburu, dia juga memiliki posisi yang sama sebagai adik, tapi randy hanya memperhatikan meri. Dia bahkan tak tersenyum saat pertama berkenalan tadi. Itu membuat maria kecewa dan berbalik ke kamar.
"maria" panggil meri ketika maria akan masuk ke kamar
"iya, ada apa mer?"
"masuklah, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan" ujar meri kemudian menutup pintu kamar.
Andre hanya bisa menatap istrinya itu menutup pintu kamar tanpa meliriknya. Dia harus lebih bersabar menunggu sampai meri siap untuk memberikan segalanya. Dan hal itu akan terwujud saat mereka sudah berada di omaha, karena saat ini terlalu banyak rintangan. Mulai dari rido yang selalu mengawasi andre, dan maria yang selalu menempel pada meri seperti perangko pada surat pos.
"kau harus bersabar menunggu" randy membuyarkan pikiran andre yang menatap istrinya hilang di balik pintu kamar.
Andre membalas senyuman randy yang terkesan memberi semangat dan juga senyum kejahilan karena memergoki wajah kecewa adik iparnya itu.
Dikamar, meri menceritakan rencana kakaknya itu untuk membawa maria ke texas beberapa hari agar bisa lebih mengenal satu dan lainnya. Maria tentu setuju dengan rencana itu. Dia begitu kecewa tadi melihat randy memeluk meri tanpa mengetahui bahwa yang mereka bicarakan adalah dirinya.
Meri keluar untuk membersihkan peralatan makanan dan sampah makan malam mereka. Andre melihat meri yang sibuk turun tangan membantunya. Melihat masih ada sisa sampanye di dalam botol, meri menangguhkan untuk membuangnya dan membiarkan satu buah gelas berada di atas meja, jika saja ada yang akan menghabiskan sampanye itu.
Andre membawa meri duduk di sofa yang berada di ruang santai yang menghadap ke luar dinding kaca.
"sudah hampir jam 9 malam. Apa kita akan menginap di sini?" tanya andre kepada meri yang berada di sampingnya.
Meri menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa dan menaikkan kakinya di sofa duduk bersila menghadap andre yang duduk menghadap ke samping.
"kak rido dan jackob akan ke bandara jam 10 nanti dan kak randy akan mengajak maria ke texas untuk menemaninya dalam perjalanan bisnis. Kita bisa menginap tapi bagaimana dengan Mr Robert. Kita tidak mengatakan kalau akan menginap"
"jika kita berangkat jam 10, kita akan tiba di omaha jam 11 malam ke esokan harinya. Aku hanya meminta izin cuti untuk besok dan akan masuk hari selasa. Apa kau tidak keberatan kalau berangkat sekarang?"
"bisakah kita menunggu sampai kak rido pergi dulu. Kak randy akan pergi di waktu bersamaan jadi kita bisa meninggalkan apartemen bersama" pinta meri denga wajah memohon yang siap meruntuhkan ketegaran sekuat baja sekalipun
"baiklah. Apa ada yang ingin kau lakukan sekarang?"
"Mmm, bolehkah aku menghabiskan sampanye yang ada di meja?" bisik meri agar tak terdengar oleh kedua kakaknya.
"tidak boleh"
"kau kan nantinya akan membawaku menghadiri pertemuan dengan kolegamu, akan sangat memalukan jika aku tidak bisa minum disana. Jadi kau harusnya mengajariku dari sekarang" bujuk meri
"tetap tidak boleh, kau benar. Dua hari lagi akan ada perayaan di perusahaan, aku akan membawamu ke sana. Tapi ingat, kau tidak di perbolehkan untuk minum"
"baiklah"
Mereka melewatkan satu jam berikutnya dengan bersantai, bercengkerama dengan yang yang lainnya. Hingga dalam waktu bersamaan apartemen itu kosong. Dan sampanye itu pada akhirnya menjadi berkas bagi Mr Nick untuk menghayatkan tubuh saat jaga malam.
Berbeda dari saat berangkat, saat perjalanan pulang, andre lebih tenang dan membiarkan meri beristirahat dan tidur hingga perjalanan 22 jam tak terasa.
Mereka tiba lewat dari perkiraan awal. Sudah hampir jam satu saat meri selesai membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Malam itu, andre tak mengganggu meri seperti biasanya. Melihat istrinya itu begitu kelelahan, andre berbaring di sebelahnya dan mereka tertidur tanpa ada aktivitas berarti.