webnovel

Hijrah Dan Pertemuan (5)

Keesokan harinya, ketika dua unta datang....

Rasulullah menyukai salah satu dari dua unta yang telah dibawa, kemudian membeli dan menamainya qaswa. Rasulullah menolak menerima hadiah mahal selama perjalanan hijrah. Perjalanan yang dilakukan untuk Allah harus dilakukan semata-mata untuk Allah. Rasulullah membeli Qaswa seharga empat ratus dirham dari ayahku.

Qaswa berwarna putih, sangat cerdas, santun dan manis. Bahkan, Qaswa masih hidup di masa kekhalifahan ayahku. Sepeninggal Rasulullah, Qaswa dibebaskan dan tak seorang pun bisa menyentuhnya. Ketika hatinya sedih, dia akan mengerang mengeluarkan suara. Aku masih ingat ketika Qaswa berjalan mengelilingi pemakaman dengan wajah sedihnya. Dia seperti diriku yang terus mencari pemiliknya.

Pada akhirnya, suatu hari mereka menemukan Qaswa berada di sebuah sudut pemakaman. Aku menangis ketika mendengar berita ini. Qaswa itu merupakan hewan tunggangan paling beruntung di dunia ini karena penggunanya meminggul Rasulullah, rahmat seluruh manusia. Siapa yang tak cukup dengan kehormatan ini?

Rasulullah menatap bulan sabit dengan tatapan penuh kasih sayang dan syukur ketika menempuh perjalanan padang pasir, seakan-akan sinar bulan sabit itu merupakan lilin yang menyinari dirinya dan temannya di padang pasir yang gelap dan sunyi.

"Ya bulan sabit ini merupakan kebaikan dan petunjuk. Aku beriman kepada pencipta dirimu yang indah itu," ucap Rasulullah.

Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Talha. Ayahku dan keponakannya saling berppelukan. Mereka sedikit berbicara. Talha menghadiahkan dua kain putih suriyah yang indah kepada ayah dan Rasulullah. Rasulullah mau menerima hadiah ini karena harganya tak mahal.

"sadara-saudara kami tak sabar menunggu kedatangan kalian di Madinah," ucap Talha. "setiap pagi dan malam, begitu matahari terbenam, mereka sering bertanya-tanya ingin tahu kapan kalian datang. Hati orang-orang Madinah dipenuhi kecemasan. Pikiran dan perhatian mereka tertuju pada perjalanan anda. Mereka selalu menanti-nanti kedatangan kalian dan siap menyambutnya dengan bunga-bunga mawar.... Insya Allah penantian ini akan berakhir. "

Setelah itu, mereka bertemu dengan Ummu Ma'bad di sebuah tempat bernama Qudaid. Mereka meminum susu hangat hasil perasan kambing milik Ummu Ma'bad. Setelah peristiwa itu, kambing Ummu Ma'bad diberkahi susu berlimpah. Aku mendengar bahwa kambing-kambing ini terus menghasilkan banyak susu sampai di masa kekhalifahan Umar. Siapapun yang menjamu Rasulullah, niscaya Allah membalasnya dengan berkah.

Di sebuah tempat lain bernama Juhfah, turun ayat kepada Rasulullah. "Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) al-Quran benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali..."

Ayah mengatakan bahwa ayat ini merupakan kabar gembira dan bukti kemenangan terhadap Mekah.

Setelah mendaki lembah Aqiq, barulah mereka memasuki sebuah lembah nan hijau. Nama kota yang indah dan dipenuhi kebun kurma layaknya surga ini adalah Quba.

Dalam beberapa hari terakhir ini masyarakat Quba selalu berjaga mengamati jalan dan pulang kerumah masing-masing begitu siang tiba. Begitu mendengar berita kehadiran mereka, orang-orang Quba kemudian berlari-lari menyambut ke arah mereka dengan suka cita.

"dia telah datang.... Dia telah datang..," ucap mereka.

Chapitre suivant