Shi Guang merasa seolah-olah akan kehilangan akalnya.
Itu di rumah sakit, dan pintu bangsal pun tidak dikunci. Bisa saja ada seseorang yang lewat, kapan saja. Bagaimana kalau mereka dilihat oleh orang lain! Bagaimana kalau seorang perawat atau dokter masuk ke sana!
Meski yang akan mereka lihat hanyalah Shi Guang yang duduk di atas Lu Yanchen, siapapun yang punya otak bisa tahu apa yang sedang mereka lakukan.
Beraninya Lu Yanchen begitu lancang!
Dalam keadaan seperti itu, semangat biasanya menajamkan indera seseorang. Setiap gerakan yang dibuat Lu Yanchen membuat Shi Guang mengerang dan menggeliat. Tubuhnya tak lagi terasa seperti miliknya, dan ia tak lagi bisa membela diri dari serangan Lu Yanchen yang tanpa ampun.
Dorongan demi dorongan, ia merasa seakan pembuluh darahnya bisa meledak saat itu juga.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com