"Tante, bukankah ini rumah sakit? Kau membawaku ke rumah sakit? Siapa yang sakit? Apa kakek sa—"
Seketika Kezia membekap mulut nya tak mempercayai apa yang tengah terjadi.
Manik nya tampak berkaca kaca, dan sebuah cairan bening jatuh ke pipi nya yang mulus.
"Maafkan tante sayang," ujar Rose sambil memeluk Kezia yang sedikit terpukul dan sedih.
Kezia tak menjawab, melainkan ia mulai terisak di dalam pelukan Rose.
Butuh hampir lima belas menit Kezia akhirnya tenang, setelah nya Rose mencoba melonggarkan tangannya dam mengusap pipi Kezia.
"Kau tenang saja, sebagai cucu kakek yang baik, kau tak mungkin ingin memperlihatkan wajah sedihmu pada kakekmu bukan?"
Kezia menganggukan kepalanya, mengiyakan ucapan Rose.
Wanita paruh baya itu ada benarnya.
Ia harus kembali ceria, agar sang kakek bisa lebih lega dan tak tertekan atas kondisinya saat ini.
Setelah nya Kezia menghirup nafasnya dalam dalam, dan menghembuskannya secara perlahan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com