webnovel

Future Wishes

Keduanya kini sudah berada di sebuah resto yang memang di rekomendasikan oleh Daniel sendiri.

Sebuah senyuman kini jelas terukir di bibir Daniel.

Ia sangat menyukai kekasih nya itu.

Ingin sekali rasanya ia selalu bersama kekasih nya, tanpa harus terpisah kan saat dimana ia harus mengantar kekasih nya itu kembali kerumah nya.

"Jen ... Apakah kau menyukai makanan disini ?" tanya Daniel pada Jenni yang sedang antusias dengan makanan yang ada di hadapannya.

Jenni hanya menganggukan kepalanya mendengar pertanyaan dari Daniel tersebut.

Lagi lagi senyuman Daniel kian mengembang keatas sempurna.

Ddrrt

Sebuah pesan singkat tiba tiba masuk kedalam handphone Jenni.

Jenni melirik nya sejenak.

Ada nama ibunya tercetak jelas dilayar handphone nya.

Perasaan Jenni tiba tiba seakan berkecamuk, ada perasaan takut yang tiba tiba saja menyelimuti dirinya.

"Bang ... bagaimana kalau seandainya aku akan pindah untuk sementara waktu ?" ucap Jenni tiba tiba.

"Uhuk ... Uhuk ...."

Daniel terbatuk mendengar perkataan Jenni yang terlalu mengejutkan untuknya.

Dengan cekatan Jenni memberikan gelas yang berisi air mineral pada Daniel.

Daniel segera meneguk minumannya sekaligus, dan mengusap mulutnya dengan saputangan yang sedari tadi ada di pangkuannya.

"Kenapa kau berkata seperti itu Jen, kau tahu ... kau terlalu mengejutkan ku," lirih Daniel jujur.

Ya tentu saja Daniel tak pernah menduga bahwa Jenni akan mengatakan seperti itu, terlebih bukannya ia telah menyelesaikan titik akar masalah nya pada musuh bisnis nya itu dengan cara Daniel sendiri ?.

Jenni tampak menggigit bibir nya pelan.

Sejujurnya Jenni juga tak ingin jauh atau pergi dari tempat nya saat ini, terlebih saat ini Jenni akhirnya memiliki kekasih seperti Daniel.

"Mom memberikan teks pesan padaku ... aku takut isi pesannya berkata demikian bang," lirih Jenni jujur pada Daniel.

Ya Jenni menganggap bahwa semenjak ia akhirnya berkencan dengan Daniel dengan kata lain tak ada hal yang harus is tutupi darinya.

"Coba kau baca dulu, siapa tahu dugaan mu salah," ucap Daniel lembut berusaha setenang mungkin, dan meyakinkan dirinya bahwa apa yang ia yakini tepat sesuai perkiraan.

[Jenni sayang, Maaf sepertinya nanti malam Mom akan sedikit pulang terlambat, Kau tidak apa apa kan ?]

Jenni menghela nafasnya pelan, sedangkan Daniel mengerutkan alisnya.

Tersadar Daniel menunggunya untuk memberitahukan mengenai pesan yang dituliskan oleh ibunya, Jenni langsung memberitahukannya pada Daniel penuh antusias.

Daniel yang mendengar pesan tersebut, refleks ikut senang dibuatnya.

Pasalnya dengan begitu ia tak harus terpisah oleh kekasih nya bukan ?

"Jika Mommymu pulang malam, kalau begitu bagaimana jika aku yang menemani mu terlebih dahulu, entahlah aku merasa perlu menjagamu jika mengingat apa yang kau katakan pagi tadi," ucap Daniel sekenanya.

Kedua ujung ujung bibir Jenni terangkat sempurna.

Sungguh ia tak menyangka jika kekasih nya itu sangat perhatian dan dapat membaca isi hatinya tanpa harus ia mengutarakan apa yang tengah ia rasakan ataupun ia fikirkan.

"Bang ... sepertinya aku tak salah memilih kekasih," ucap Jenni tiba tiba.

Seketika senyuman jahil terpatri di wajah Daniel.

"Kalau gitu cium aku sebagai imbalan," ucap Daniel sambil memonyongkan bibirnya.

"Ish...," lirih Jenni sambil mendorong pelan tangan Daniel.

Daniel pun terkekeh dibuatnya.

Baginya ada kesenangan tersendiri mengerjai kekasih nya itu.

"Jadi apa rencanamu di masa depan ?" tanya Daniel tiba tiba diluar ekspektasi Jenni.

"Aku ??" balik tanya Jenni sambil menunjuk dirinya sendiri.

Dengan cepat Daniel menganggukan kepalanya.

Adapun alasan Daniel menanyakan mengenai masa depan yang Jenni inginkan hanyalah karena dirinya ingin memberikan yang terbaik pada Jenni nantinya.

Entahlah bagi Daniel selama dia bisa mewujudkan apapun yang Jenni ingin kan pasti akan ia lakukan.

Jenni tampak memiringkan kepalanya seolah mengingat ingat apa yang ia inginkan.

"Aku ingin menjadi pelukis terkenal, dan suatu saat bang Daniel akan kagum padaku," ucap Jenni penuh antusias menatap Daniel dengan maniknya berbinar.

Daniel tampak tersenyum dan menganggukan kepalanya pelan.

Tanpa Jenni tahu Daniel akan segera mencatat keinginan Jenni tersebut di kepalanya.

***

Seorang pemuda tampak melangkah kan kaki nya dengan langkah panjang memutari ruangan kerja nya sendiri.

Pemuda itu tampak pusing bukan kepalang.

Bagaimana ia tidak pusing, jika perusahaannya kini di ambang kebangkrutan, dikarenakan pihak pajak mulai mengaudit keuangan perusahaan tersebut, dan terdapat beberapa temuan yang di curigai.

Adapun kecurigaan terbesar adalah akan kegiatan 'Money Laudry' yang tengah heboh di perbincangkan.

Awalnya perusahaan itu masih dengan santai nya dan yakin bahwa pengacara yang akan mereka tunjuk dapat menyelesaikan kasus tersebut.

Namun diluar dugaan, Pengacara tersebut justru tak ingin terlibat dan lebih memilih menolak kasus tersebut.

PRANK !!!

Sebuah botol yang berisi wine tampak dilemparkan begitu saja karena ia terlalu kesal dengan apa yang diinformasikan anak buah nya siang tadi.

"Sialan, mengapa pengacara itu bisa mengenal perusahaan lawan, dan dilindungi oleh mereka ?, jika begini aku memang tak dapat menggunakannya walaupun cara halus lainnya yang biasanya kugunakan !" geram pemuda itu sambil menghentak hentakan kaki nya keras.

——

Leave Comment and Vote ...

Maafkan terlambat up, Seya kelupaan ternyata chap yang ini belom seya up padahal sudah seya tulis ??

Gldseyacreators' thoughts
Chapitre suivant