webnovel

1. Kota

"Kapten !"

Suara panggilan tersebut membangunkan Aiden yang tertidur di dalam mobil yang melaju. Dengan refleks, dia menoleh ke sumber suara yang memanggilnya dari sebelah kanan.

"Bangun, kita hampir sampai."

Masih dengan mata yang berat, Aiden berusaha untuk tersadar. Sesaat kemudian, mobil yang dikendarai itu melindas lubang dijalan. Sentakan yang dihasilkan mengagetkan dan menyadarkan Aiden dari kantuknya.

Di dalam mobil tersebut terdapat 6 orang, Selain Aiden terdapat Griff yang membangunkannya tadi, sedang menyetir. Frogman, yang berkutat dengan Smartphonenya, dan Petro, yang terpaku pada layar interkom, di kursi tengah. Lalu Alex dan Chen yang duduk dibelakang sambil mengobrol.

"Ada perkembangan dari HQ selama aku tidur ?" Tanya Aiden sambil mengusap wajahnya.

"Ya, barusan aku mendapatkan pesan dari A.K. Kita diminta untuk mempercepat perjalanan, kubilang akan kami lakukan sebisa kita dan... sepertinya keamanan di lokasi ditingkatkan menjadi level 3." Jawab Petro sembari mematikan layar komunikator.

"Level 3 ?! tunggu sebentar. bukankah ketika brifing, anomali itu masih ditahap observasi dan identifikasi ?" Kata Griff.

"Mungkin karena itu A.K. meminta kita untuk cepat" Petro membalas.

Griff dengan segera menambah kecepatan mobil. Dengan kecepatan yang sekarang, mereka dapat sampai pada perimeter karantina lebih cepat 7 menit.

Memasuki perimeter karantina, mereka diminta untuk menunjukan surat dan berkas yang telah mereka bawa. Gerbang perimeter yang mereka lewati dijaga oleh 9 personel bersenjata lengkap dan 2 senapan mesin yang terpasang diatas 2 buah humvee. Pemandangan yang sering mereka lihat.

Melewati gerbang mengamanan, mobil mereka melaju memasuki area yang dipenuhi oleh tenda barak. Mobil berhenti disebuah area kosong berukuran sekitar 5 meter persegi. Di sekitarnya terdapat beberapa tenda kecil yang diperuntukan sebagai barak atau ruang persiapan.

"Turunkan semua barang. Pilih salah satu tenda di sini untuk bersiap dan brifing ulang." Perintah Aiden singkat sembari turun dari mobil.

Timnya langsung memposisikan diri mereka dan menaruh semua peralatan yang mereka bawa ke dalam tenda terdekat dari mobil. Aiden berjalan menghampiri tenda monitor yang berada di tengah-tengah pusat operasi untuk melapor.

Dia sampai pada tenda terbesar dan paling dipenuhi personel lalu menghampiri salah satu personel yang berjaga di sekitar tenda tersebut.

"Aiden, tim S.A.C.T-y, Melapor kepada A.K." kata aiden sambil menunjukkan kartu identitasnya kepada personel tersebut. Setelah memperhatikan dengan seksama identitas Aiden, dia meminta Aiden untuk mengikutinya untuk menghadap A.K.

A.K. berdiri di depan meja dengan bersilang tangan. Di atas meja tersebut terdapat beberapa monitor yang menunjukkan video transmisi langsung dari drone pemantau di langit 'zona Subjek'. Aiden diminta untuk menunggu, beberapa meter dari tempat A.K. berdiri, oleh personel penjaga tersebut.

"Pak, Kapten Aiden dari tim S.A.C.T.-y datang melapor" kata personel tersebut kepada A.K. yang sedang memperhatikan perkembangan dimonitor. A.K. yang mendengar laporan tersebut melepas silang tangannya dan langsung menoleh.

Dia berterima kasih dan meminta personel tersebut untuk kembali ke tempatnya kemudian memberikan isyarat kepada Aiden untuk menghampirinya.

"Pak" Hormat Aiden kepada Komandan Lapangan dihadapannya. A.K. mengangguk dan memberi isyarat kepada aiden untuk mendekat dan menerima brifing.

"Lega melihatmu datang dengan cepat, Agen Aiden. Situasi berubah menjadi lebih buruk. Awalnya kita mengira Subjek ini dalam keadaan dorman. Tapi ketika sedang dilakukan pengambilan sample, Subjek itu mulai bergerak dan mengacak-acak semuanya. Kita bahkan sudah memperluas 'zona Subjek' hingga radius 2 KM untuk mencegah kerusakan menyebar terlalu luas."

"2 KM ?" Aiden terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Memangnya Subjek seperti apa yang kali ini muncul ?"

A.K. kemudian memerintahkan anak buahnya untuk menunjukan Situasi dan Kondisi lapangan di 'Zona Subjek'. Melihat hal itu, wajah Aiden seakan mengeras dengan air muka yang perlahan mengering.

...

Di sebuah tenda berukuran 5 x 5 meter, anggota S.A.C.T.-y tengah membongkar 3 koper kemas yang mereka bawa dan mengeluarkan semua peralatan serta perlengkapan sudah mereka bawa di atas 3 meja. Saat bongkar muat itu hampir selesai, Chen bicara kepada Alex.

"Eeh, apa yang membuatmu yakin kali ini kau akan menang taruhan kali ini, hm ?" Sambil menutup koper kemas yang telah selesai dia keluarkan isinya.

"Firasatku mengatakan kalau Aku akan menang. Aku yakin akan menang." Jawab Alex.

"Hah, berapa kali Kau mendengar kata 'firasat' dan berakhir dengan kekalahan ?"

"Kali ini berbeda, Aku yakin itu"

"Berapa yang kita pertaruhkan kali ini ?"

"20% Gaji"

"Sepakat !" Ujar Chen sambil mengulurkan tangan dan disambut jabat tangan oleh Alex. Sambil menyiapkan peralatan, anggota yang lain mendengarkan sambil mengingat kembali kekalahan-kekalahan yang dialami Alex dalam setiap taruhan yang Dia buat dengan Chen.

Sesaat setelah kesepakatan dibuat, Aiden kembali dari pusat komando. Semua anggota secara otomatis berkumpul membentuk setengah lingkaran melihat Aiden memasuki tenda.

"Status misi ?" Tanya Petro ketika Aiden sampai di tenda.

"Lampu hijau. Target kita kali ini adalah sejenis reptil dengan..."

"Yeesssss... hahaa-..." Sorak Alex gembira setelah mendengar hal tersebut. Pasalnya, taruhan yang dia buat bersama dengan Chen adalah taruhan untuk menebak jenis anomali yang kali ini akan mereka hadapi.Namun, sautan gembira Alex tidak berlangsung kala melihat raut wajah Aiden.

Sorot mata Aiden yang berwarna hijau itu menusuk tajam ke mata Alex. Sorak dan tawa yang dibuat oleh Alex seketika terhenti dan tergantikan dengan suasana menjadi hening dan tegang.

"Gunakan energimu untuk menyelesaikan misi ini dengan cepat. Paham ?"

Keringat dingin terlihat mengalir dari pelipis Alex. Intonasi yang digunakan oleh Aiden lamban dan datar tanpa ada kenaikan suara sedikitpun. Akan tetapi, penyebutan dan air wajah Aiden terasa memberikan tekanan besar di dalam tenda tersebut.

Tidak lama Aiden menghela nafas. Hela nafas tersebut membuat anggota tim yang lain ikut menghela nafas mereka. Tekanan yang tadi terasa menyesakkan sudah tidak dirasakan lagi. Aiden kemudian melanjutkan brifingnya.

"Baiklah... Misi kita kali ini adalah 'menghapus' kode Subjek DRK-265. Makhluk ini berukuran panjang 8 Meter dan tinggi 3 meter." Ucap Aiden.

Dia kemudian mengaktifkan layar interkom di lengan kirinya dan mengirimkan data-data mengenai Subjek yang akan mereka hadapi ke rekan setimnya. Sesaat kemudian, interkom yang lain berbunyi. Mereka segera melihat data yang dikirimkan oleh Aiden, membaca data tersebut sambil terus memperhatikan apa yang dikatakan oleh Aiden.

"Bentuk fisik Subjek menyerupai kadal, memiliki 8 kaki beruas seperti kaki laba-laba." Lanjut Aiden, "Makhluk ini memiliki 2 buah kepala dan dari pola yang ditunjukkan makhluk itu, tiap kepala sepertinya memiliki pikiran masing-masing. Aku tidak tahu seberapa tebal kulit, cangkang, sisik atau apapun yang membungkus makhluk itu. Tapi yang jelas, masih dapat ditembus dengan kaliber 5.56 mili yang dibawa tim identifikasi.

Berdasarkan laporan dari mereka juga, Subjek cukup 'licin'. Misi kali ini kita akan menggunakan FN 57 dan FNX 460 untuk meningkatkan kegesitan. Gunakan peluru AP-HE (High Explosive) untuk keduanya. Kita juga akan membawa 3 granat fragmen. Bawa 4... tidak, 6 magazin untuk tiap senjata. Aku tidak yakin misi ini akan berlangsung cepat." Aiden berhenti sejenak untuk berpikir.

Tidak lama dia kembali bicara, "Ralat. Kita harus bisa menyelesaikan misi ini dengan cepat. Sudah terlalu banyak yang menjadi korban."

Griff, yang merupakan medis di tim itu, memberikan fokus lebih ketika mendengar perkataan Aiden. Griff bertanya, "Berapa banyak ?"

"Terlalu banyak yang berhasil teridentifikasi." Jawab Aiden, "Lebih banyak lagi yang belum berhasil diidentifikasi dan ditemukan. Biarkan tim evakuasi yang mengurus hal itu. Kita hanya perlu fokus untuk 'menghapus' makhluk ini agar korban tidak bertambah. Kita berkumpul 10 menit lagi. Sekarang, bersiap !"

Tanpa basa-basi lagi, seluruh tim bergegas mengisi amunisi senjata dan perlengkapan.

Senjata yang mereka gunakan merupakan buatan khusus yang Aiden minta kepada Foundation. Berbeda dengan kebanyakan tim lain yang ada di Foundation, mereka jarang menggunakan senapan serbu sebagai senjata utama. Aiden berpendapat, jika menggunakan senapan serbu akan merepotkan mereka dalam area pertempuran yang sempit.

Mereka menggunakan pistol FN 57 yang telah dimodifikasi. Dibekali dengan magazin yang mampu menampung 30 peluru. Pistol ini juga sering disebut sebagai 'mini rifle' oleh sebagian personel Foundation, pistol yang mampu membawa jumlah peluru yang sama seperti senapan serbu.

Senjata kedua mereka adalah FNX 4.5 yang juga telah dimodifikasi sehingga dapat menggunakan peluru kaliber 4.6, serta magazin yang mampu membawa 25 peluru. Sama halnya seperti pistol sebelumnya, peluru yang mereka gunakan pada senjata ini juga tidak terlepas dari hasil modifikasi.

...

"Semua perhatikan !" Perintah Aiden, "Misi kali ini akan terbagi menjadi 3 kelompok. Griff, Alex, kalian akan menjadi mata dan penjaga. Aku sudah meminta untuk disiapkan MpS (Multi-purpose Sniper), kalian akan disediakan kaliber 338 dan kaliber 50. Lokasinya sudah kukirimkan pada interkom kalian. Gunakan kaliber 338 terlebih dahulu, kaliber 50 untuk jaminan. Pembagian tim di bawah: Aku dengan Frogman, Petro dengan Chen. Subjek terakhir terlihat di wilayah Timur, di sana kita akan mulai penyapuan. Laporkan semua pergerakan dan kofirmasikan. Dapat dipahami ?!"

"SIAP !" Dengan sorakan dari yang lain -dan perlengkapan yang telah dibawa- mereka berjalan beriringan menuju sebuah lapangan kecil terbuka. Disana telah siap 2 ATV yang masing-masing dikendarai Griff dan Alex serta sebuah humvee yang dikendarai yang lain.

Aiden menyalakan mesin mobil dan memacu humvee ke arah gerbang masuk 'zona Subjek', diikuti oleh 2 ATV. Pagar gerbang terbuka seiring dengan laju kendaraan yang mendekat.

600 meter setelah melewati gerbang tersebut, kedua ATV berbelok memisahkan diri dari rombongan disebuah petigaan sedangkan Humvee tetap bergerak lurus.

---

"Kita mulai jalan dari sini." Kata Aiden, 12 menit setelah berpisah dengan ATV. Mereka turun dan mulai bergerak dengan formasi yang telah ditentukan. Aiden dan Chen mengeluarkan senjata mereka.

Pengaturan ini sudah menjadi standar bagi tim S.A.C.T - y. Dalam pembagian kelompok per 2 orang, salah satu akan menggunakan pistol 57 dan yang satunya menggunakan pistol 460. Hal ini bertujuan agar dalam skenario penyerangan, mereka tidak akan kehilangan waktu dari penggantian pistol.

Dalam pekerjaan mereka, setiap detik dapat menentukan hasil yang akan keluar. Pilihan hanya ada 2, mereka atau subjek yang berhasil menguasai keadaan.

Aiden menggunakan tangan kirinya dan memberikan isyarat instruksi kepada Petro dan Chen untuk mulai bergerak dan menyapu area di arah jam 10 dari posisi mereka sekarang, sedangkan Aiden dan Frogman bergerak ke arah jam 2.

"Cek transmisi." Kata Aiden kepada tim menggunakan pada radio komunikator yang terpasang pada telinga kanannya. Sambil terus bergerak, satu persatu anggota kelompok mengkonfirmasi. Berbeda beberapa detik, Griff dan Alex ikut mengkonfirmasi dan melapor bahwa mereka sudah siap diposisi yang telah ditentukan.

Waktu serasa berjalan lambat.

Mereka sudah bergerak sekitar 500 meter dari Humvee sembari menyisir setiap sudut jalan dan reruntuhan bangunan yang mereka lewati.

"Gila, kekacauan ini disebabkan oleh seekor reptil ?" Kata Chen yang tersampaikan lewat radio.

"Jadi kau mengakui kalau makhluk ini reptil ?" Alex terpicut untuk merespon.

"Kau masih mau membahas masalah ini ?" Ucap Chen dengan sedikit kesal.

"Tidaaak, hanya ingin mengkonfirmasi. Kita lanjutkan setelah misi ini selesai." jelas Alex. "Jadi... bagaimana ?"

"Haaah.... Yaa, Aku akui. Puas ?"

"Hm hm, sangat puas ?" Jawab Alex dengan nada senang.

"Tetap fokus ! Cek perimeter kalian. Aku tidak ingin ada serangan mendadak dari Subjek ini." Sela Aiden dari radio yang risih dengan perbincangan yang tidak penting itu.

"Chen, arah jam 9 ! Makhluk itu bergerak ke arah kalian !" Seru Griff sambil menandai Subjek pada radio.

DAANG !!!

Suara letusan MpS terdengar dari kejauhan. Chen dan Petro berlari untuk menghadang pergerakan Subjek. Aiden dan Frogman segera berlari menuju lokasi yang ditandai oleh Griff lewat komunikator.

"Apa yang barusan berhasil tembus ?" Tanya Aiden sambil berlari.

"Ya, kaliber 338 berhasil menembus Subjek. Memulai penyerangan." Sambut Alex. Suara tembakan kembali terdengar dari kejauhan setelah Alex selesai melapor.

"Konfirm. Bantu Chen dan Petro, kami dalam perjalanan !" Kata Aiden sambil terus berlari.

"Senang sekali kau mengatakan kaliber 50 berhasil tembus." Kata Petro. "Kami sampai di lokasi, segera menyer...ahh ?!"

"Petro, Chen, laporkan situasi !" Ujar Aiden yang mendengar ada yang tidak beres dari nada bicara Petro. Dia dan Frogman mulai mendengar suara penyerangan semakin keras, menandakan mereka sudah semakin dekat. Mereka mempercepat lari.

"Er, kapten... ada sedikit permintaan yang mau kuajukan." kata Chen melalui komunikator. Suara tembakan yang terus menerus terdengar di belakang. "Lain kali, kalau kau mendapatkan update tentang Subjek, tolong deskripsikan lebih detail Subjek yang akan kita hadapi."

"Heh ? Maksudmu ap..." Frogman tidak melanjutkan pertanyaannya karena pada saat itu juga, pertanyaannya terjawab ketika dia melihat DRK-265 secara langsung.

Chapitre suivant