"Gila, kamu tu peramal atau apaan?!" seru Ben begitu aku memasuki kafe.
"Apaan sih?" tanyaku, heran dengan tingkah Ben. Pagi ini aku sedikit lebih santai karena berhasil bangun super pagi dan telah menyiapkan seragam Binar di hari sebelumnya. Aku mengangkat Binar agar duduk di kursi bar untuk menyantap sarapannya. Nasi dengan omelet berisi sayuran, aku heran kenapa laki-laki yang dekat denganku selalu diberkati keahlian memasak sedang aku yang seorang perempuan hanya punya kemampuan biasa-biasa saja dan bahkan bisa dibilang di bawah standar.
"Kamu belum lihat berita?" tanya Ben.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com