webnovel

Boneka Beruang Biru Muda

Horreur
Actuel · 83.3K Affichage
  • 13 Shc
    Contenu
  • audimat
  • N/A
    SOUTIEN
Synopsis

Aku bergegas menuju pintu keluar melewati lorong-lorong rak boneka. Saat di tengah perjalanan, aku melihat sebuah boneka beruang berwarna biru muda berukuran sedang yang terlihat sangat menarik bagiku. Boneka itu ditempatkan di lemari kaca khusus bertuliskan "Blue Bear" dengan pintu lemari yang agak terbuka. Lemari kaca itu letaknya dipojokan dan terpisah dari lemari boneka lainnya. Perlahan aku mendekati lemari itu dan membukanya. Kulihat boneka itu seolah memanggilku untuk membawanya bersamku. Aku ambil boneka itu, kulihat setiap detailnya dan boneka beruang itu benar-benar sangat bagus. "Mengapa boneka sebagus ini diletakkan di pojok ruangan?" pikirku. Tiba-tiba aku teringat pesan ibu. Aku pun bergegas menuju kakek penjaga toko untuk membayar boneka beruang biru muda yang aku pilih.

Chapter 1BAB 1

Jam menunjukkan pukul 22.00 saat piano tua itu memainkan sebuah lagu. "Siapa yang memainkan piano pada larut malam seperti ini?" pikirku sambil berjalan menuruni tangga menuju ruang keluarga di rumahku. Kulihat kakakku sedang duduk disana memainkan piano itu. Piano yang menyimpan banyak kenangan di antara kami berdua.

***

Pagi yang cerah, cahaya mentari perlahan memasuki kamar, menari-nari diatas pipiku, dan membangunkanku dari tidurku karena hangatnya tarian itu. Kubuka jendela kamar dan kuhirup udara pagi yang segar sambil menikmati pemandangan gunung yang masih berselimut kabut tipis. Kubiarkan diriku menenangkan diri untuk mengumpulkan semangat pada pagi ini. Tak pernah bosan rasanya menikmati pemandangan asri yang menyejukkan mata ini. Setelah beberapa saat, kulihat jam beker menunjukkan pukul 08.00 pagi, segera kurapikan kasur dan bersiap untuk melakukan perjalanan yang telah aku dan keluargaku rencanakan sejak lama.

Hari ini aku dan keluargaku akan melakukan perjalanan liburan yang cukup jauh. Perjalanan ke kota pada awal tahun, disana setiap awal tahun selalu mengadakan bazar yang menjual berbagai macam barang, makanan, minuman, dan jasa dengan harga yang relatif lebih murah. Hampir setiap tahun kami kesana untuk membeli barang atau mencoba kuliner yang belum pernah kami coba atau hanya untuk liburan bersama keluarga.

"Melati, ayo sarapan," suara ibu membuyarkan lamunanku. Melati, itulah namaku. Nama yang diberikan oleh ibuku karena bunga melati adalah bunga kesukaannya. Awalnya aku agak kecewa, tetapi ibuku mengatakan bahwa bunga melati merupakan simbol dari kesucian, kemurnian, dan kesederhanaan dan dia berharap putrinya bisa menjadi arti dari bunga melati itu sendiri.

"Iya Bu, ini udah selesai kok," jawabku. Aku bergegas menuruni tangga dan menuju ruang makan. Saat aku sampai disana, aku terpana melihat banyak sekali jenis makanan. Pasti ibu sudah menyiapkan ini semua dari pagi, namun aku heran bagaimana mungkin ibu masih terlihat segar.

"Ngapain aja sih Dik di kamar? Lama banget turunnya, ini udah pada nungguin dari tadi. Ayo sini cepetan duduk, jangan bengong aja," kata kakakku. Ucapan kakakku mengalihkan pandanganku ke arahnya.

"Iya ini juga mau duduk kok. Lagian kan Mas Andi tau sendiri kalo aku siap-siap kayak gimana," jawabku dengan malas. Mas Andi adalah kakakku satu-satunya, tetapi setiap awal tahun pasti selalu meributkan hal ini. Tapi awal tahun ini sepertinya dia sangat tidak suka aku terlambat. Mungkin karena hari ini dia ingin membeli piano untuk latihan lomba bulan depan.

Kakakku hobi bermain piano, disekolahnya dia mengikuti ekstrakulikuler piano dan dia lolos lomba piano tingkat kota. Rencananya seleksi tingkat provinsi akan diadakan bulan depan jadi, dia ingin mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari dengan berlatih di rumah.

"Sudah-sudah tidak perlu diributkan. Kalian ini kan sudah besar, tidak perlu bertengkar seperti ini," kata ayah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ayah pasti yang akan menengahi pertengkaran aku dan kakakku. Ayahku adalah orang yang sederhana dan tidak banyak bicara. Akan tetapi, aku tahu kalau ayahku sangat menyayangi kami semua karena aku bisa merasakan kehangatan dari setiap kata-kata yang beliau ucapkan.

"Ini ambil piring dan sendoknya. Ambil masing-masing jangan kebanyakan biar tidak ada sisa," kata ibu. Kalimat ibu menutup percakapan di meja makan.

***

Vous aimerez aussi

Ghost Hunter: The Blood and River

Berawal dari pertemuan mereka di Senior High School membuat mereka kini menjalin sebuah persahabatan yang penuh dengan misteri, teror, ancaman, dan tantangan yang berbahaya. Awalnya, mereka menjalankan sebuah misi karena rasa penasaran akan sekolah baru mereka. Namun rasa penasaran mereka membawa mereka menuju misi-misi selanjutnya yang dipercayakan oleh Kepala Polisi Park secara rahasia kepada mereka hingga membuat mereka menjadi seorang detektif. Ini adalah kisah petualangan 12 pemuda tampan yang dibumbui dengan nuansa horor yang kental di dalamnya. ***** “Berhenti sekarang sebelum semuanya terjadi.” “Kalian semua akan mati saat jam 11 malam.” “Kami sudah menyatu, dan aku adalah bagian dari dirinya.” “Sepertinya begitu. Kita semua akan mati jika kita gagal dalam misi kali ini.” ============================ WARNING! Di sini aku hanya meminjam nama tempatnya saja. Cerita ini hanya fiksi dan murni dari pemikiran penulis. Jadi ini tidak nyata. Tempatnya mungkin nyata dan kalian beberapa mungkin ada yang tahu. Tapi kejadian yang ada di cerita ini hanya karangan penulis belaka. Jadi jangan ada yang menyamakan kejadian yang ada di tempat ini sama dengan kenyataannya. Karena itu berbeda. Dapat dipahami kan? I'm just borrowing the name of the place here. This story is only fiction and purely from the author's thoughts. So this is not real. The place may be real and some of you may know. But the events in this story are only the work of the author. So don't equate what happened in this place with reality. Because it's different. Can it be understood?

Kiimkimm267 · Horreur
Pas assez d’évaluations
216 Chs

Misteri Sinden Pasar Rebo

Karsih adalah seorang wanita cantik yang memilih untuk menjadikan sinden sebagai profesinya dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Karsih adalah pesinden baru namun dengan keahliannya Karsih berhasil memberikan banyak sekali tepuk tangan juga sanjungan dari banyak orang yang mendengar setiap tembang yang dibawakan. Jelas sekali membuat para pesinden lainnya merasa sangat iri sebab sejak kedatangan Karsih banyak dari kawan-kawan Karsih yang tidak mendapatkan job untuk manggung. Hingga suatu hari sebelum Karsih bernyanyi seorang laki-laki bernama Fajar melihat Karsih sedang berdandan tetapi wajah yang tampak di cermin itu bukan wajah Karsih melainkan wajah seorang wanita yang sangat cantik rupawan wajahnya mirip seperti wajah seorang Ratu. Sejak hari itu Fajar menjadi yakin bahwa Karsih tidak sendiri, melainkan ada kekuatan gaib lain yang menemaninya. Fajar sangat ingin menjaga Karsih karena dia iba kepada Karsih dan juga anak yang saat ini diasuh oleh Karsih. Tapi rasa iba tersebut kemudian diartikan berbeda oleh Pak Broto laki-laki kaya pemilik gudang beras yang berada di kotanya. Pak Broto merasa bahwa Fajar akan mengambil Karsih, itu sebabnya Pak Broto berambisi untuk menyingkirkan Fajar. Pak Broto adalah laki-laki yang hanya menginginkan tubuhnya saja. Pak Broto acapkali mengirimkan hadiah kepada Karsih namun Pak Broto juga seringkali menggoda Karsih. Mampukah Karsih bertahan dengan segala godaan yang datang? Lalu sebenarnya siapa wanita yang ada di tubuh Karsih?

LANINA · Horreur
Pas assez d’évaluations
24 Chs