Kevin makin merasa terheran-heran, juga takjub dan cemas. Bahkan hati Kevin lebih dominir oleh perasaan ingin mengetahui akhir dari adegan yang menegangkan tersebut.
Geram dari mulut Ifel yang ternganga sedikit itu semakin meninggi. Kucing itu pun suaranya makin meninggi. Tetapi sinarnya makin pendek, seakan di tekan oleh sinar hijau dari mata Ifel. Bahkan kali ini volume suara Ifel bertambah tinggi lagi, sedangkan sinar hijaunya makin menekan sinar kuning Si Ayu.
"Hooaaaggrrr…!!!"
Ifel menghentak kuat-kuat, sinar hijau dari matanya mendesak dan meredupkan sinar kuning Si Ayu. Akibatnya, Si Ayu mengerang tinggi bagai berteriak. Kedua matanya jebol bagai masuk ke dalam rongga mata, dan akhirnya, bruuuss…! Kepala kucing meletus. Pecah. Menyembur ke mana-mana. Tinggal bagian leher dan badannya. Si Ayu jatuh berkelejot, kemudian diam tak bergerak selamanya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com