Crimson.
Aku terselimuti oleh cahaya Crimson. Saat membuka mataku, aku tengah terbaring di sisi sembari menerima cahaya Crimson yang dipancarkan oleh Oppai Buchou.
...Oppainya bersinar! Ya Aku ingat, payudara Buchou bersinar! Namun Buchou bahkan lebih terkejut dariku.
"Ise...penampilan itu..."
Buchou membuka lebar matanya. Hmm? aku juga melihat keseluruh tubuhku setelah tersadar.
...Apa warna armorku lebih gelap? Bentuknya sedikit berbeda dari yang warna Crimson (merah tua) brilian ketimbang merah...sama dengan warna rambut Buchou.
[Oooo! Saat kupikir kalau Sekiryutei terselimuti aura merah dengan disinari oleh kilatan Oppai Switch Princess, ia berdiri sambil mengganti armornya!]
Si komentator berteriak. Apa aku dibangkitkan lagi? Lukaku...hilang! bagian yang retak di armorku juga sudah diperbaiki. Aku menemui para senpai-ku di dunia putih...kemudian aku terselimuti aura hitam namun...tertolong oleh suara anak anak, suara Buchou yang memanggilku, dan Albion-senpai.
[Partner!]
Ooo, Ddraig. Apa yang terjadi?
[Kesadaranmu tadi terlempar jauh kedalam Sacred Gear. Aku mencoba pergi kesana namun kesadaran pemilikku di masa lalu begitu pekat sampai aku tak bisa masuk. Dan saat aku berpikir kalau aku membuka mataku, hal seperti ini terjadi! Apa yang terjadi didalam? Sebagian besar kutukan yang para pemilik bawa juga telah lenyap]
...Begitu. Jadi kutukannya sudah...itu semua berkat Albion-senpai.
[Maksudmu berlian Albion yang membawa bagian kesadarannya? Jadi benda itu benar benar bergerak dalam Sacred Gear...]
Sepertinya begitu. Aku tak begitu paham tapi hal itu sudah menolongku.
[Jadi kau mampu melakukan promotion ke "Ratu" selagi kau melepaskan kekuatan Sekiryutei]
Hm? Apa sekarang aku adalah "Ratu"? aku mengecek bidak di dalamku.
...Memang betul. Aku berada dalam bentuk "Ratu" yang kupikir sangat mustahil! Aku terkejut namun aku mendengar analisis dari Sensei.
[Aura merah...Tidak, itu bukan merah. Warnanya lebih brilian dan elegan. Itu adalah...warna Crimson sejati. Ya, Crimson. Warna yang sama dengan rambut pria bernama "Satan Crimson", dan warna yang sama dengan wanita yang dicintai si bodoh itu!]
Ya. Ini adalah armor berwarna Crimson. Warnanya lebih gelap dari merah, yakni Crimson.
[Keajaiban yang hanya terjadi pada si bodoh itu...! tunggu, bukankah kau seharusnya menjadi kuat dengan mengisap dada Rias!?]
Mana mungkin aku tahu itu, Sensei! Itu sesuatu yang disalahartikan dalam konferensi pers! Dan hal itu ternyata muncul di halaman depan koran! Aku juga ingin lebih kuat dengan mengisap dadanya! Sebenarnya, aku hanya ingin mengisap dada! Melihat perubahan padaku, Sairaorg-san berujar.
"Sesuatu yang akan kusebut 'Cardinal Crimson Queen'. Warna itu sangat mirip dengan warna Maou-sama yang juga Crimson. Warna yang sama dengan rambut Rias."
Aku melepas nafas dari mulutku. Aku lalu mengumpulkan pikiranku dan berbicara. Entah kenapa aku merasa bisa mengatakannya. Apalagi Sensei sudah membocorkan perasaanku barusan.
"Inilah warna dari wanita yang kucintai. Buchou. Rias Gremory adalah wanita yang kucintai. Aku ingin wanita yang kucintai menang. Aku ingin melindungi wanita yang kucintai. Aku ingin bertarung demi wanita yang kucintai. Aku...aku!"
Aku mengatakannya! Aku akhirnya mengatakannya! Sekarang, aku tak peduli apa yang akan terjadi! Aku akan menembaknya! Aku berteriak sekeras kerasnya!
"Aku akan mengalahkanmu di depan wanita yang kucintai dan anak anak yang menantikanku! Demi impianku! Demi mimpi anak anak! Demi mimpi Rias Gremory! Hari ini aku akan mengalahkanmu! Aku menciiiiiiiiiintai Rias Gremory!"
Wajah Buchou menjadi sangat merah sampai aku belum pernah melihatnya semerah itu. Aku mengucapkan isi hatiku! Aku hanya perlu mengucapkannya setulus hatiku! Aku tak peduli apa yang akan terjadi setelah ini!
"Hahahahahahahaha!"
Sairaorg-san tertawa tawa senang.
"Sepertinya kau mencapai sesuatu setelah menerima cahaya yang dipancarkan dada Rias. Jadi aku akan mengalahkanmu dan menjadikannya batu pijakan menuju impianku!"
Aku terselimuti oleh aura Crimson dalam jumlah besar, dan meluncur maju dalam kecepatan Dewa!
[Star Sonic Booster!]
Sepertinya pemandangan di sekitarku akan meledak kalau aku hanya memikirkannya. Kecepatannya sendiri seperti Triaina-Knight. Tidak, sepertinya masih bisa lebih cepat lagi. Mungkin tergantung latihanku setelah ini...? Sairaorg-san juga melapisi tubuhnya dengan touki mempersiapkan hantaman denganku.
[Solid Impact Booster!]
Serangan dan pertahanannya seharusnya sama dengan Triaina-Rook! Tapi aku bisa menyerang dengan konsumsi energi lebih rendah! Tidak! Asalkan bisa meningkat lagi, ini sudah cukup! Bisakah ini menjadi lebih kuat lagi!?
[Tidak! Pertahanan armor ini masih belum stabil! Sama halnya kepiting yang baru berganti cangkang! Kalau kau berlebihan memakainya, akan menimbulkan kerusakan parah!]
Benarkah itu, Ddraig!? Tapi! Aku takkan menang melawan pria ini kalau tak mengerahkan segenap kekuatanku.
Aku memukulnya! Dan aku juga dipukul! Aku hanya terus memukulnya! Dia juga terus memukulku! Wajah. Perut. Dada. Lengan. Aku hanya terus memukul dan aku juga terus dipukul. Armorku retak. Meskipun diperbaiki tepat waktu, dia mengincarku di bagian itu. Masing masing hantaman yang Sairaorg-san dan aku saling berikan mulai merusak tubuh kami. Medan tempur bergetar kapanpun hal itu terjadi. Tanah hancur berkeping keping dan lubang lubang mulai bermunculan di dimensi ini. Ini semua hanya serangan langsung bodoh dan serangan berintensitas sangat tinggi. Itulah perang tinju yang kami alami. Aku tak peduli soal pertahanan. Aku tak punya waktu bertahan. Kalau aku tak memukulnya...kalau aku tak terus memukulnya, pria ini takkan bisa dijatuhkan. Karena itu aku terus memukulnya! Ini takkan selesai meskipun kami menghancurkan tubuh kami! Aku takkan bisa menjatuhkan pria ini sampai aku menghancurkan semangatnya!
Kemudian komentator berteriak kencang.
[Itu perang tinju! Perang tinju luar biasa tengah terjadi di pusat medan tempur! Tak memiliki taktik hebat apapun! Juga bukan pertarungan kekuatan Iblis yang sudah terasah! Itu adalah pertarungan jarak dekat seperti perkelahian anak anak! Mereka memukul! Dan mereka dipukul! Hal sederhana seperti itu luar biasa menegangkan dan sepertinya bisa menghancurkan seluruh area ini! Seluruh penonton berdiri! Muda dan tua! Pria dan wanita! Semuanya dibuat terpana! Hebat! Mereka berdua sungguh luar biasa!]
[[[[[[[Sairaorg! Sairaorg!]]]]]]]
[[[[[[[Oppai-Dragon! Oppai-Dragon!]]]]]]]
Begitu. Jadi para penonton juga sudah dibuat panas. Kalau mereka bisa dibuat panas oleh perang tinju sederhana dan tanpa keahlian seperti ini, berarti aku hanya perlu terus memukul! Asalkan bisa mengalahkan orang ini, aku akan memukulnya sebanyak mungkin!
[Partner! Bentuk 'Ratu' masih belum tersinkronisasi sepenuhnya denganmu! Peningkatan kekuatan akan dimulai dari sekarang, tapi kalau ini terus berlanjut, Balance-Break-mu akan terhenti!]
Kalau begitu bagaimanapun juga pertahankanlah,Ddraig! Tinggal sedikit lagi! Aku takkan kalah! Aku akan bergerak maju dengan mengalahkan orang ini! Bagi Buchou. Dan bagiku sendiri.
"Aku...! aku akan mengalahkanmu! Dan aku akan bangkit!..."
Aura Crimson melapisi tangan kananku, dan tangan kananku berubah menjadi bentuk Triaina-Rook! Aku akan meningkatkan daya hantaman dengan menghujamkan Palu Penghancurku dan meningkatkan daya rusaknya!
[Solid Impact Booster!]
Tinjuku menghujam dalam kedalam perut Sairaorg-san! Aku menghancurkan armor singanya! Tinjuku bahkan melaju kencang kedalam tubuh fisiknya! Aku melakukan hal yang sama yang dia lakukan padaku sebelumnya...! menerima pukulan, Sairaorg-san jatuh diatas lututnya. Kakinya bergetar hebat. Sepertinya lukanya sangat serius. Sairaorg-san kemudian mengamuk pada kakinya.
"Apa yang terjadi,kakiku!? Kenapa kau bergetar!? Belum! Ini baru permulaan!"
Sairaorg-san mengambil langkah besar, dan berdiri. Dia masih punya touki di sekitar tubuhnya. Tapi jumlah touki itu sudah jauh berkurang dari sebelumnya. Aku bisa menang! Aku bisa menang melawan orang ini! Aku merasa kalau kemenangan ada dalam genggamanku! Namun pria di hadapanku ini, meningkatkan hasratnya untuk bertarung!
"Tahanlah, tahanlah, tubuhku...! apa kau kira aku bisa menyebut diriku sendiri sebagai pewaris selanjutnya dari Keluarga Great King Bael kalau aku tak mencicipi pertarungan dahsyat seperti ini...!?"
Sungguh semangat luar biasa...! aku juga! Sepertinya aku tak bisa bergerak maju kecuali aku mengalahkan dirimu yang sekarang! Aku mencoba memukul Sairaorg-san yang menyerbu ke arahku. Aku lalu menarik lenganku dan meluncurkan tendanganku ke arah kakinya. Ada sedikit celah dalam pertahanannya karena kecepatan tinggiku. Aku berhasil menciptakan kesempatan dalam pertarungan seperti ini! Usaha lain dalam latihanku menunjukkan hasilnya! Latihan sehari hariku tidak sia sia!
GASHA!
Aku menghancurkan kakinya beserta armor yang melindunginya. Kalau kakimu menjadi lemah, maka aku akan mengincarnya! Tubuh Sairaorg-san bergetar kuat. Tanpa waktu jeda, aku menghantamkan tinjuku ke wajahnya! Helmnya pecah menjadi dua, dan tinjuku langsung mengenai wajahnya! Sairaorg-san terlempar jauh ke belakang. Aku membentangkan sayap Nagaku dan membuat meriam muncul darinya. Dalam bentuk "Ratu" ini, meriam disimpan dalam sayap Naga.
DUUUUUU!
Ia mengumpulkan energi dengan tenang dan energi terkumpul lebih cepat ketimbang dalam mode Triaina-Bishop!
[Dari komentar Azazel sebelumnya, katakan saja kalau Sacred Gear Lion memiliki daya tahan terhadap senjata proyektil! Ketimbang meluncurkan tembakan ke seluruh area, bukankah akan lebih merusak kalau kau hanya perlu mengkonsentrasikan tembakan ke satu titik?]
Ya, Ddraig! Minimalkan area tembakan sekecil mungkin untuk meningkatkan daya rusak yang bisa kuberikan padanya!
"Crimson Blaaaaaaaaaaaster!"
[Fang Blast Booster!]
Aura Crimson tertembakkan dan menghantam Sairaorg-san! Setelah menciptakan ledakan hebat, asap berhenti dan menciptakan kawah di tanah. Di pusat kawah, Sairaorg-san terbaring di tanah. Dia sepertinya tak akan bergerak lagi. Tembakanku kena telak! Pada saat itu, penonton mulai bersorak riuh. Dia takkan mampu berdiri mendapat banyak kerusakan dan sepertinya dia menggunakan seluruh kekuatannya dalam serangan yang kulakukan barusan. Aku mengkonfirmasi kemenanganku. Kemudian seorang wanita muncul di depanku yang berjalan sangat lemah. Tak ada seorangpun selain aku yang menyadarinya...? apa hanya aku yang bisa melihatnya? Hantu? Hantu yang tak bisa pergi ke nirwana karena memiliki penyesalan?
"...Bangun."
Wanita itu berbicara jelas meski suaranya kecil. Hal mengejutkan tengah terjadi di hadapanku...Sairaorg-san bergerak sedikit. Ia kemudian mengangkat wajahnya. Wajah yang penuh dengan luka. Matanya nanar. Namun aku bisa merasakan kekuatan besar di matanya. Wanita itu lalu memanggil Sairaorg-san.
"Sairaorg."
Apa dia...Ibunya Sairaorg-san? Saat kulihat baik baik wajahnya, dia memang Ibunya Sairaorg-san yang kutemui di rumah sakit. Sepertinya Sairaorg-san tak bisa melihat Ibunya juga. Apa dia hanya mengirim kesadarannya? Dia mendekati Sairaorg-san seolah ingin melihat putranya dari dekat. Ia berbicara dalam suara kecil yang hanya bisa kudengar. Itu bukanlah dukungan dari seorang Ibu yang perhatian pada putranya yang bertarung habis habisan.
"Bangunlah. Bangunlah! Sairaorg!"
Ibunya Sairaorg-san memiliki ekspresi lembut dan rapuh. Suaranya bukan seperti dukungan, namun lebih seperti Ibu yang menasehati putranya.
"Bukankah kau berjanji kalau kau akan menjadi lebih kuat dari semua orang?"
...Tubuh Sairaorg-san bergerak. Ia memang mulai bergerak. Tangan, lengan, kakinya bergerak, membuat ia mengangkat tubuhnya.
"Penuhilah impianmu! Demi dunia yang kau harapkan! Demi masa depan Dunia Bawah! Agar tidak membiarkan orang lain merasakan sakit yang pernah kau rasakan! Bukankah itu alasan kau terus berpegang erat pada tinjumu!?"
Aku tak yakin apakah kata katanya sampai pada Sairaorg-san. Dia mungkin tak mendengarnya.
"Di Dunia siapapun bisa menempatkan dirinya di suatu tempat dengan kemampuan mereka dan bukan karena asal kelahiran mereka! Bukankah itu dunia yang kau impikan!? Dunia dimana anak anak yang terlahir takkan mengalami kesedihan lagi!? Apa kau tak akan menciptakan dunia seperti itu!?"
Ibu Sairaorg-san tersenyum ketika hampir akan menghilang. Itu adalah wajah seorang Ibu yang menatap putranya yang sangat ia banggakan.
"Majulah. Sairaorg-ku tercinta. Kau adalah putraku."
Itu terjadi hanya dalam sekejap mata. Pria di depanku benar benar berdiri lagi dari tanah sambil berdarah darah.
"Oooooooooooooooooooooooooooo o...!"
Sang Singa mengaum.
Groooooooooooooooarrrrrrrrrr rr...!
Itulah auman dari Singa luar biasa yang terdengar berani namun juga sedih. Arena bergetar hebat. Bahkan aku juga bergetar. Ketakutan. Kegelisahan. Kegembiraan. Kejayaan. Semua perasaan itu bercampur aduk dalam diriku membuat seluruh sel tubuhku mendidih! Aku masih bisa bertarung melawan pria ini...aku bisa menyelesaikan pertarungan dengannya. Hanya memikirkan itu sudah membuat seluruh kekuatanku meningkat drastis yang menyebar ke seluruh tubuhku.
"Hyodou Issei! Aku takkan kalah! Ada impian yang harus kugapai!"
Sairaorg-san menyerbu ke arahku! Dalam kondisi terluka dan susah payah!
"Aku...! aku juga takkan kalah!"
Aku menyerbu maju sambil mengucapkan itu! Kedua tinju kami saling menghantam wajah kami! Berapa kali kami sudah saling meninju wajah!? Sial! Ini benar benar sakit!
Dia takkan jatuh. Sairaorg-san takkan jatuh berapa kalipun aku memukulnya! Dia terus memukulku sambil tak kehilangan cahaya di matanya. Semua pukulannya terasa seperti sesuatu yang akan membawa pergi segalanya dariku. Darimana? darimana dia mendapatkan semua kekuatan itu...!? biarpun aku memukul perutnya, biarpun aku memukul wajahnya, lawan tangguh di hadapanku tak memberi tanda akan menghentikan tinjunya. Aku akan tamat kalau berhenti meski hanya sesaat! Dia akan membawa lari kesadaranku! Berapa kali aku harus memukulnya untuk menjatuhkannya!? Sang Great-King yang tak diberkahi [Power of Destruction]! Pria di hadapanku ini sangat kuat dan luar biasa tangguh meskipun dia tak memiliki kekuatan yang sama dengan Buchou dan Sirzechs-sama.
Tidak! Aku akan segera dijatuhkan kalau aku berpikir tentang "kalah"! Vali juga lawan tangguh. Cao Cao juga lawan mengerikan. Sairaorg-san tak kalah kuatnya; kekuatan, kecepatan, pertahanan. Namun ada perbedaan nyata diantara mereka. Orang yang memiliki pikiran terobsesi tentang kemenangan. Ia akan kehilangan segalanya kalau dia kalah. Tak ada kesempatan kedua. Hasil dari menerima kematian. Semangat dimana dia bisa mempertaruhkan segalanya demi impiannya. Itu adalah kehendak kuat dimana ia membuang pilihan untuk mundur yang memaksanya sampai berbuat sejauh ini!
"(Aku hanya memiliki tubuh ini. Aku akan kehilangan segalanya kalau aku kalah. Semua yang aku bangun hingga sekarang akan lenyap. Bagi orang sepertiku yang tak mewarisi Power of Destruction, inilah satu satunya jalan bagiku. Karena itulah aku harus menang dengan tubuhku ini)"
"(Terlihat tidak keren, namun inilah caraku melawan kalian karena aku tak berkeahlian)"
Kau sungguh keren! Kau luar biasa! Kau adalah pria hebat yang tak bisa kuungkapkan dalam kata kata!
Karena itulah, karena itulah aku harus mengalahkan Sairaorg-san! Aku tak tahu perasaanmu saat kau meningkatkan dan memperoleh status yang kau miliki saat ini. Meski demikian aku tak akan merasa simpati padamu dan akan terus memukulmu! Bertarung dengan sepenuh kekuatanku adalah rasa hormatku pada Sairaorg-san dan inilah kehendakku! Inilah jawabanku!
"...Haa...haa...aku juga punya impian! Untuk menjadikan...Buchou...Raja dari Game..."
Aku hampir kehilangan kekuatan mempertahankan armorku! Meskipun begitu, aku terus menyerbu Sairaorg-san dengan meluncurkan tinjuku padanya.
"Aku juga...akan menjadi Raja suatu hari nanti! Aku akan jadi lebih kuat dari siapapun! Aku...aku akan menjadi "Pion Terkuat"...!"
BANG!
Tinjuku mencapai Sairaorg-san! Itu adalah tinju yang aku yakini sangat efektif. Tubuh Sairaorg-san bergetar, namun ia tidak jatuh.
...Berarti satu kali lagi. Tapi aku akhirnya kehilangan kekuatan untuk mempertahankan armorku dan Balance Breaker-ku lenyap...Sial. Padahal tinggal sedikit lagi. Tapi aku tak bisa mencapainya...Tubuhku juga gemetar. Tapi aku terus menyerbu maju dengan hanya tubuhku dengan tenagaku yang tersisa. Aku akan menyerbu seperti ini! Aku bisa bertarung selama aku bisa menggenggam tanganku! Saat aku meluncur ke arahnya hanya dengan tinjuku...
[...Sekiryutei...cukup sudah...]
Singa yang terletak di dada Sairaorg-san berbicara.
[...Majikanku...Sairaorg-sama sudah...]
Sang Singa meneteskan air mata dari matanya.
"Sairaorg-san...?"
Sairaorg-san sudah...Sairaorg-san sudah kehilangan kesadarannya sambil mengacungkan tinjunya ke depan seolah hendak menyerbu ke arahku. Dia masih tersenyum...Meski begitu, matanya berbinar oleh cahaya dan masih punya kehendak untuk terus bertarung.
[...Sairaorg-sama sudah kehilangan kesadarannya sejak beberapa saat yang lalu...]
...Apa...? terus kenapa dia bisa terus bergerak maju...
[Namun...ia sangat bahagia. Ia terus melangkah maju karena senang...Ia hanya bergerak maju...Karena dia benar benar menikmati pertarungan sambil mempertaruhkan impiannya...]
Ujar si Singa. Jadi dia terus bertarung hanya dengan semangatnya...meskipun dia kehilangan kesadarannya...namun dia...terus bergerak maju...demi impiannya...tanpa sadar aku membungkukkan kepalaku padanya. Lalu aku memeluk tubuh lunglainya. Aku kemudian berteriak dengan suara bergetar.
"...Terima kasih...terima kasih banyak...!"
[Sairaorg-san kalah! Ia telah jatuh. Inilah akhir dari Game. Kemenangan Tim Rias Gremory!]
Komentar terakhir diucapkan dan stadion menjadi riuh dengan sorak sorai seluruh penonton.
Kaisar
Sang Kaisar, Dihauza Belial, menjawab seperti ini di hadapan para wartawan.
"Itu sungguh pertarungan yang bagus. Kedua kelompok sudah dipastikan akan memposisikan diri mereka di peringkat top sesegera setelah mereka menjadi profesional. Aku merasakan datangnya zaman baru."
Setelah wawancara itu, salah satu wartawan mengajukan pertanyaan padanya.
"Kalau Sairaorg Bael memerintahkan "Pion"nya untuk menjatuhkan Rias Gremory, bukankah dengan cara itu Sairaorg Bael akan menang?"
Sang Kaisar menjawab pertanyaannya dengan nada bergairah.
"Pada waktu itu, di stadium ini, adakah pilihan seperti itu? Yang semua orang harapkan adalah pertarungan diantara Naga Langit-Merah dan Great-King yang tak memiliki [Power of Destruction]. Bahkan seorang anak kecil pasti mengetahui itu. Kalau itu tak terjadi, tak seorangpun akan merasa puas. Lantas apa masalahnya?"
Seluruh wartawan dibuat terdiam oleh jawabannya.
LION HEART
Saat aku terbangun, aku melihat langit langit yang tak familiar.
"...Tempat ini?"
Saat aku melihat lihat, aku paham kalau aku tengah terbaring di ranjang dengan tubuh diperban. Ketimbang lukanya, aku benar benar kelelahan. Sepertinya tak ada sepotongpun stamina tersisa di tubuhku...apa aku pingsan setelah itu?
"Sepertinya kau sudah bangun."
...! suara yang familiar! Saat aku menoleh ke sampingku...ternyata adalah Sairaorg-san dengan tubuh diperban.
"Sairaorg-san...ranjangmu ada di sampingku?"
"Kebetulan, iya. Sebenarnya ada banyak ruang lain.M ungkin Sirzechs-sama atau Viceroy-Azazel memilih ruangan ini sehingga kita punya seseorang untuk diajak mengobrol sampai stamina kita pulih."
Hahahaha. Aku takkan berbuat jauh sampai melawanmu di ranjang...
"...Jadi aku kalah."
Sairaorg-san mengatakan itu.
"...Tidak buruk. Mungkin ini pertamakalinya aku menerima kekalahan seperti ini. Tapi aku tak mengingat bagian akhir pertarungan. Aku berada disini saat aku menyadarinya."
"Aku juga...jujur saja, ingatanku terasa agak kabur."
"Aku hanya mengingat satu hal. Bahwa itu adalah pertarungan terbaik yang pernah kulakukan."
...Memang. Itu terasa begitu menyegarkan.
"Aku dihajar habis habisan. Dan aku juga menghajarmu habis habisan. Anehnya, aku justru merasa senang."
Kami berdua tersenyum dengan tubuh sama sama dibalut perban. Kemudian seseorang memasuki ruangan.
"Permisi sebentar."
Pria berambut Crimson. Ia adalah Sirzechs-sama.
"Sirzechs-sama."
"Yo, Ise-kun, Sairaorg. Tadi sungguh pertarungan yang hebat. Aku sangat menikmati hal itu dan semua orang orang di golongan atas juga merasa sangat puas. Itu benar benar pertarungan yang membuatku ingin menaruh banyak harapan pada masa depan kalian berdua."
Sirzechs-sama duduk di kursi terdekat setelah memberi komentar positif pada kami berdua.
"Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengan Ise-kun. Boleh aku sedikit mengobrol dengannya?"
"Aku tidak keberatan...apa anda ingin aku pergi?"
"Tidak, tidak perlu. Kau tak akan kesakitan dengan mendengar ini."
Sirzechs-sama mengatakannya dengan wajah serius.
"Ise-kun. Ada pembicaraan tentang promosi untukmu."
...Aku tak bisa memahami apa ucapannya. Namun Sirzechs-sama melanjutkan.
"Lebih tepatnya, ada pembicaraan tentang promosi untukmu, Kiba-kun, dan juga Akeno-kun. Kalian bertiga telah melawan serangan teroris. Teror yang terjadi pada pertemuan Tiga Kekuatan Besar. Teror yang dimulai oleh Golongan Maou Lama. Kalian juga sudah mengalahkan Dewa Jahat, Loki. Ini juga diputuskan karena insiden di Kyoto dan pertarungan luar biasa kalian hari ini. Tak lama lagi peringkat kalian akan meningkat pesat. Selamat. Ini adalah hal yang tidak biasa, dan promosi jarang yang terjadi pada zaman ini."
Sirzechs-sama mengatakannya dengan wajah senang...
"Ah...?"
Hanya itu hal yang bisa kukatakan. Kemudian aku mulai memahami apa maksud ucapannya. Tu...Tu...Tunggu...! Pro-pro-pro...promosi!
"Aku mendapat promosi!? Eh!? Maksudnya bukan "promotion" dalam promotion pion kan!?"
Sirzechs-sama tersenyum oleh pertanyaanku.
"Itulah seberapa pesat peningkatanmu. Masih ada banyak hal yang belum kau miliki, namun kau layak mendapat promosi termasuk beberapa kemungkinan yang kau miliki di masa depan."
...Sairaorg-san kemudian berkata padaku, yang masih belum mencerna betul situasi ini.
"Ambillah, Hyodou Issei. Kau berhasil melakukan banyak hal sehingga kau layak menerima ini. Tak masalah dari mana asal kelahiranmu atau asal dirimu. Kau adalah pria yang harus menjadi Pahlawan dari Dunia Bawah."
...Meski kau mengatakan itu ,aku...Sirzechs-sama juga membuat senyum pahit setelah melihat wajah kebingunganku...
"Um, akan kukirimkan rincian yang lebih jelas lain kali. Aku ingin kau mendapat promosi setelah menjalani tes yang diperlukan. Kami masih perlu menentukan lokasi stadion dan detail yang lebih lengkap dari sekarang. Kalau begitu aku permisi dulu."
Mengatakan itu, Maou-sama meninggalkan ruangan. Sairaorg-san dan aku ditinggal dalam ruangan. Bahkan sekarang aku masih menganggapnya seperti mimpi. Karena...karena aku mendapat promosi! Bagus sekali...hal itu sudah lama menjadi impianku dan itulah yang lama kuinginkan. Aku tak pernah menyangka kalau hal semacam itu akan datang padaku secepat ini...Sial! Sial! Apa yang harus kulakukan!? Aku tak tahu apa yang tengah terjadi! Aku sangat bingung kemudian Sairaorg-san berkata padaku;
"Promosi itu tak apa apa, namun yang penting sekarang adalah Rias. Kau mencintainya kan? Pada Rias."
...Topik tentang Buchou. Aku bisa segera memahaminya. Itu karena aku menembaknya di depan semua penonton!
"Ummmmm...Ya, aku memang mencintainya."
"Kalau begitu bagaimana kalau kau menyatakan cintamu itu sekali lagi? Kali ini secara langsung dengan hanya kalian berdua saja. Kau sudah berteriak kalau dia adalah wanita yang kau cintai di depan semua penonton."
A-Aku memang melakukannya...tapi aku hanya tak bisa membendung perasaanku di stadium...tapi akan lain ceritanya kalau hanya kita berdua saja! Lalu aku berbicara dengan gugup.
"...Aku...aku cukup percaya diri kan?"
"Kalau tak bisa, maka datanglah ke tempatku. Aku akan memberimu secangkir kopi untuk menghiburmu dan mendengarkan semua ceritamu."
"...Sairaorg-san. Terima ...aku..."
Dia sungguh baik hati sampai aku mulai menangis.
Aku sudah berperang tinju melawan orang ini dengan mempertaruhkan impian kami. Kupikir aku akan minum teh bersama dengannya lagi kapan kapan.
Indra
Setelah menyelesaikan komentar dalam Game, aku, Azazel, tengah berjalan menuju ruang VIP. Aku tak bisa meninggalkan kursiku karena sejak tadi terus memberikan komentar. Tapi aku menerima panggilan dari bawahanku kalau "Orang tertentu" menunjukkan dirinya di ruang VIP. Semua ruang VIP adalah ruang pribadi dan jumlahnya ada banyak di stadium ini. Sepertinya mereka semua digunakan untuk Game ini. Si Tua Bangka Odin ada di ruang VIP untuk "Valhalla". Zeus dan Poseidon berada di ruang untuk "Olympus". Mereka semua berada di ruang tersendiri dengan dikawal Bodyguard masing masing. Aku tengah berjalan menuju salah satu ruang VIP.
Dan si "Orang tertentu" keluar dari ruangan yang sedang kutuju dengan para pengawalnya. Dia memiliki gaya rambut potong-samping dan ia mengenakan kacamata hitam bundar, kaos aloha, dan berlian disekitar lehernya. Si "Orang tertentu" tengah mengenakan busana santai yang umumnya takkan dikenakan seseorang di posisi penting...Tapi aku bukan orang yang berhak mengomentari selera berpakaian orang lain. Aku kemudian berbicara pada si "Orang tertentu" Sakra.
"Ternyata Sakra-dono. Bagaimana menurutmu "Game" nya?"
"Oh? Hei, Brother Malaikat Jatuh dari keadilan! Tadi sungguh pertandingan menegangkan! Sampai Brother Malaikat Jatuh berpihak dengan Golongan Maou saat ini, sungguh bagus karena "Murid" mu memenangkan pertandingan kan? Tim Gremory. Tim itu memiliki anggota yang melampaui akal sehat. Tim normal takkan kuat bertanding melawan mereka."
...Dia berbicara dengan nada sindiran seperti biasanya. Dia adalah orang dengan level kekuatan-ultimate diantara seluruh Golongan di dunia ini. Sang Kaisar Surga. Dewa Prajurit, yang mengalahkan Dewa Perang, Ashura...ada sesuatu yang ingin kutanyakan pada Sang Kaisar Surga ini. Tentang insiden di Kyoto melibatkan teror yang dilakukan oleh Golongan-Pahlawan.
"Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu."
"HAHAHA! Ada apa, brother Malaikat Jatuh dari keadilan!? Kalau aku yang kau inginkan, aku akan dengan senang hati menjawab."
"...Pemilik Longinus. Kau lebih mengenal Cao Cao ketimbang kami kan?"
Aku menerima laporan dari Ise kalau Son Goku yang melayani Sakra mengenal Cao Cao. Ya. Pria ini mengenal Cao Cao sejak dia masih anak anak. Ia pernah menjalin hubungan dengan pria pemilik tombak terkuat. Entah dimana di tempat yang sama sekali tak kami ketahui. Sakra kemudian memasang senyum bahagia seolah ia menyembunyikan sesuatu.
"Memangnya kenapa? Apa urusanmu dengan itu? Apa kau merasa tidak puas hanya karena aku mengenalnya sejak masih bocah? Apa karena aku tak melaporkannya? Atau karena...aku pernah menjalin hubungan dengannya?"
...Si brengsek ini benar benar congkak...! dia mengakuinya sendiri...!
"Indra...!"
Aku melafalkan nama itu dengan suaraku yang terisi amarah. Sakra kemudian tersenyum tipis.
"HAHAHA! Kau benar benar tahu cara menghiburku dengan menyebut nama itu! Jangan buat wajah seram begitu, Aza-boy. Kalau kau kesal hanya karena hal tak bermutu seperti itu, lantas apa yang Dewa Kematian, Hades, tengah lakukan sekarang bisa mengubah peta semua Golongan kekuatan, tahu?"
Dia tahu soal Hades...sebenarnya berapa banyak yang dia ketahui...? Sakra kemudian mengacungkan jarinya ke arahku.
"Kukatakan satu hal padamu, anak muda. Semua golongan memang mengatakan "damai" dan "negosiasi". Namun didalam pikiran mereka berpikir bahwa "Mitologi kami adalah yang terkuat! Mitologi lain tinggal dilenyapkan saja, dasar sialan!". Si tua bangka, Odin, dan si orang tua, Zeus, adalah satu satunya yang tak berpikir seperti itu dan mereka sangat naif. Apalagi, sangat mudah mengumpulkan kepercayaan manusia kalau Tuhan yang mereka percayai sudah tidak ada! Cukup masuk akal untuk berpikir kalau kepercayaan lain tinggal membusuk saja, tahu? Kau pikir berapa banyak Tuhan (Dewa) yang sudah jatuh begitu rendah karena religimu menyerang wilayah kami dan membawa pergi semua pemuja kami dan merendahkan kepercayaan yang mereka miliki pada kami dengan membuat kami berubah menjadi "Mitos"? kau seharusnya melihat balik tiap tiap Mitologi. Tuhan adalah makhluk yang lebih jujur dengan dendam dan perasaan mereka ketimbang manusia, tahu?"
...Aku tahu itu. Bahkan kalau setiap Mitologi dan Tuhan mengambil pilihan bernegosiasi, kita tak bisa tahu apa isi pikiran mereka. Tidak, sudah jelas kalau mereka berpikir untuk membuat gerakan kalau ada kesempatan. Tapi posisi resmi itu adalah yang penting sekarang! Kalau keseimbangan kekuatan berubah, maka Dunia Manusia akan hancur dengan mudah...! Sakra menghela nafas panjang.
"Yang jelas, aku akan bekerjasama dari "Luar". Ophis dan antek anteknya sungguh menyusahkan."
Ophis dan antek anteknya. Hei Sakra, apa Cao Cao juga termasuk dalam "antek antek" itu...?
"Juga kirimkan pesan ini pada Chichiryutei. [Itu tadi pertarungan hebat. Kalau kau menjadi ancaman bagi Dunia ini, maka aku akan melenyapkanmu bersama Rohmu. Orang yang bisa menggunakan nama "Surga" sudah cukup bersama kami]."
Sakra pergi setelah mengatakan itu.
...Sakra...Hades...sepertinya dunia ini masih akan terus berguncang. Ophis. Ular hitam yang kau berikan mengumpulkan kekuatan, memperkuat kekuatan mereka, dan membuat mereka terlena kekuatan mereka sendiri, hingga akhirnya akan menjadi ancaman bagi Dunia. Impianmu adalah...membawa dunia dalam kekacauan.