"Kakak, tolong bimbing aku agar mampu memahami Blood God Map. Aku juga ingin membentuk Blood Spiritual Meridian. Nanti, kalau aku berhasil menjadi seorang Biksu yang dimurnikan, maka aku tidak akan pernah melupakan jasa-jasamu."
Sebelum Zhang Ruochen sempat memahami kegunaan Blood Spiritual Meridian, saat itu terdapat cahaya merah yang melesat ke arahnya. Itu adalah pemuda monyet yang sedang berlari ke arahnya sambil membuka tangannya.
"Apa yang kau lakukan?"
Zhang Ruochen menghindar ke sisi samping.
Pemuda monyet itu tersungkur dengan perutnya yang membentur tanah, lalu tergelincir beberapa meter di kejauhan. Kemudian, ia kembali melompat dan bangkit berdiri, sambil merasa malu terhadap apa yang baru saja dilakukan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com