webnovel

Wave Stone

Éditeur: Wave Literature

Di ujung jalan, para Kuo-toan sedang berteriak dan menangis saat masuk ke dalam kabin, sementara air masih terus masuk.

Lucien merasa semakin sesak napas saat udara tambah lembab.

Beberapa murid sudah mulai kehilangan pijakan. Kini mereka duduk di lantai yang tergenang sambil menangis, sementara yang lain gemetar hebat karena takut. Mereka seperti Lucien saat pertama kali masuk ke dalam saluran pembuangan dan menghadapi tikus bermata merah. Tidak mungkin mereka bisa tetap tenang.

Ada banyak rencana yang melintas di benak Lucien. Namun, tak peduli seberapa keras Lucien ingin melindungi diri dan para murid, kemudian bersembunyi dari pastor serta kesatria di kapal, jelas itu tak mungkin bisa dilakukan.

Di ujung, para Kuo-toan terbagi menjadi dua kelompok. Sebagian besar dari mereka mengikuti tiga murloc yang paling besar dan lari ke arah kabin kargo utama. Sementara sisanya juga mengikuti pemimpin, untuk mengincar Lucien dan para murid.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant