Di pegunungan terpencil, suara Gu Ruoyun terdengar melewati langit dan bumi. Suaranya terus menerus menggema ke seluruh atmosfer.
Akan tetapi, sisa-sisa nyala api ungu itu tiba-tiba bersinar dengan cahaya iblis…
Sinar ungu menyala dari dalam api ungu. Sinar itu menyilaukan dan Gu Ruoyun tak bisa melakukan apa-apa selain menolehkan kepalanya untuk melihat.
Perlahan, api itu mengecil dan menampakkan sebutir telur yang dilingkari oleh sinar ungu. Telur itu berada di tanah dimana Zixie berada sebelumnya.
"Itu adalah… sebuah telur phoenix?"
Jantung Gu Ruoyun menegang dengan keras. Dia dengan cepat bangkit dari tanah dan bergegas ke depan telur phoenix dengan dua langkah lebar. Dengan jari yang gemetar, dia membelai lembut telur tersebut.
Di atas kulit telur ada sebuah ukiran seekor burung phoenix yang melebarkan sayapnya dan siap terbang ke langit.
Gu Ruoyun tak bisa menahan air matanya dan membiarkan air matanya jatuh dengan bebas.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com