webnovel

Sepucuk Surat Misterius (5)

Éditeur: Atlas Studios

Setelah mobil tersebut pergi, ternyata Tuan Gu tidak pergi. Pengurus rumah sedikit terkejut. Ia tidak bisa menahan rasa terkejutnya untuk beberapa saat sebelum ia bisa mengatakan sesuatu. "Tuan Gu?"

Gu Yusheng terjebak dalam dunianya sendiri. Ia duduk di sana tanpa bergerak, berpikir, dengan rokok di antara jari jemarinya.

Persis seperti yang dipikirkan oleh pengurus rumah, Gu Yusheng tidak akan menanggapi, tapi ia berbalik dan melihat pengurus rumah. Ia tidak berkata apa-apa, tetapi meletakkan rokok ke mulutnya. Ia menghirup dalam-dalam rokoknya dan menatap anak tangga di belakang pengurus rumah melalui asapnya. Ia tidak berkata apa-apa sampai ia memandang cukup lama. "Bagaimana keadaannya?"

"Nona meminum obat penghilang sakit dan tertidur," pengurus rumah menjawab. Ia tahu siapa yang Gu Yusheng maksudkan maka ia segera menjawab pertanyaannya.

Gu Yusheng berkata baiklah padanya dan kembali menatap anak tangga tanpa melanjutkan pembicaraan mereka.

Tidak ada banyak ekspresi pada wajah Gu Yusheng. Terkadang, asap rokok melewati wajahnya, yang membuatnya bahkan terlihat semakin tampan, dengan wajahnya yang elok dan menawan.

Ketika rokok sudah diisap sampai habis, Gu Yusheng membungkukkan tubuhnya sedikit untuk memadamkan rokok di asbak pada ambang jendela, sebelum ia menghampiri pengurus rumah.

Untuk beberapa saat, pengurus rumah berpikir Gu Yusheng akan naik ke atas. Namun, ia berhenti pada area di antara foyer1 dan anak tangga.

Ia berdiri di sana untuk beberapa saat dan meninggalkan pesan pada pengurus rumah. "Jagalah dia." Ia mulai berjalan menuju foyer dan mengganti sandalnya dengan sepatu. Tanpa keraguan, ia membuka pintu dan berjalan keluar rumah.

Satu menit kemudian, suara mesin dihidupkan bisa terdengar dari garasi. Suara itu semakin kencang pada awalnya, kemudian perlahan menghilang.

Pada hari kedua haidnya, Qin Zhi'ai mengambil libur dan tinggal di rumah.

Pada hari ketiga, Qin Zhi'ai tidak merasakan sakit lagi.

Hari itu terasa sejuk karena hujan turun pada malam sebelumnya. Pada pagi harinya, Qin Zhi'ai memetik segenggam penuh bunga dengan kuncupnya di taman dan meletakkannya di dalam vas di rumah.

Setelah makan siang, ia beristirahat selama setengah jam. Setelah ia terbangun dari istirahat siangnya, Qin Zhi'ai teringat bahwa ia belum memeriksa teleponnya sendiri selama beberapa lama, karena ia memakai telepon Liang Doukou. Ia meraih ke dalam tasnya dan mengeluarkan telepon seluler kecil. Ia menghidupkannya dan menunggu hingga teleponnya aktif. Ada deringan panjang dari pesan-pesan singkat yang masuk yang berlangsung selama lima menit. Qin Zhi'ai mendapatkan ada panggilan dari ibunya dan beberapa pesan singkat dari adik laki-lakinya. Sisanya yang lain adalah pesan dari pelayanan ramalan cuaca. Pesan singkat yang terakhir adalah dari sebuah perusahaan pengiriman barang, mengingatkannya untuk mengambil paket di kantor keamanan dari sekolah menengah A.

Sekolah menengah A adalah sekolah dimana Gu Yusheng dan Qin Zhi'ai dulu bersekolah.

Ketika ia melihat pesan yang memintanya untuk mengambil paket dari kantor keamanan di Sekolah menengah A, ia tahu bahwa itu adalah surat dari orang itu.

Tidak ada yang akan percaya jika saat ini masih ada orang yang menulis surat, suatu cara yang sangat kuno untuk berkomunikasi, karena semua orang sudah menggunakan Wechat dan QQ untuk saling terhubung.

Chapitre suivant