Ruangan itu sangat sunyi, dan kegelapan menyelimuti setiap sudutnya tanpa gangguan dari sinar cahaya apa pun.
Seorang pria dengan lembut memutar-mutar anggur merah di gelas anggurnya dengan jari-jarinya yang sehalus salju putih, senyum yang tak terkatakan tersungging di bibirnya.
Tak lama sesudahnya, pria itu dengan ringan menjentikkan jarinya, dan cahaya redup menyinari ruangan.
"Presiden."
Seorang pria tua perlahan-lahan masuk dan membungkuk pada pria itu. "Ada tamu."
Pria itu menjawab, "Bawa dia masuk."
"Ya, Presiden." Pria itu berbalik dan pergi.
Beberapa saat kemudian, Nie Ling Long membuka pintu dan masuk, menunjukkan tidak terbiasa dengan keadaan sekitarnya dan tentunya duduk di sofa terdekat.
"Minumlah." Pria itu memutar kursinya, menghadap Nie Ling Long. Matanya yang tak terduga dan sangat menggoda tampaknya menguasai alam semesta, tetapi sepasang mata ini juga mengandung semua jenis emosi yang tak terlukiskan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com