webnovel

Aku Ingin Lebih

Éditeur: Atlas Studios

Ketika Tuan Zhao mengatakan hal itu, dia melepaskan arlojinya dan meletakkannya di atas meja bar. "Terima kasih, Gao."

Gao tersenyum dan mengambil arloji tersebut. "Kita semua adalah teman di sini. Tidak perlu bersikap sesopan itu."

Si cantik memandang ke arah Gao dan langsung mengikuti Zhao.

Setengah jam setelah pria itu membawa si cantik tersebut pergi, seorang pelayan bergegas menghampiri ke samping Gao, berseru dengan terburu-buru, "Bos, Guo Xiaomei ada di ruang ganti … Dia sudah mati …."

-

Di hotel bintang lima yang megah, Tuan Zhao membawa si cantik ke dalam sebuah kamar. Begitu mereka memasuki pintu, pria itu tidak sabar untuk mendorong si cantik hingga menempel ke dinding, mencium wanita itu dengan penuh gairah. Antusiasme Tuan Zhao seperti api, dan dia dengan cepat menarik rok model duyung merah berpayet itu hingga robek.

Si cantik itu juga cukup bersemangat, melucuti pakaian Zhao dan merasa semakin pusing.

"Pel*cur kecil!" Zhao tertawa, menanggalkan pakaian wanita itu, mengulurkan tangan untuk mengambil kondom di atas nakas. "Sangat bersemangat. Kau sebegitunya membutuhkan seorang pria?"

"Bukan sembarang pria, seorang pria sepertimu." Tang Mengying meraih kejantanannya dan tidak sabar untuk membuka kakinya. "Masuklah."

Zhao memakai kondom itu dan sedang tidak terburu-buru untuk memasukkannya. Sebagai gantinya, dia mengangkat dagu wanita itu dan berkata, "Biarkan aku melihat wajahmu."

"Jangan. Ayo kita lakukan dulu, lalu kau bisa melihatnya." Kemudian si cantik mencium wajah Zhao dan dengan bijaknya memberi sebuah usapan lembut.

Sambil mengambil tangan wanita itu, Zhao Gongzi juga merasa senang memainkan permainan misterius ini. Ketika mereka sudah sama-sama bergairah, Zhao memeluk si cantik dengan satu tangan dan mengangkat topengnya menggunakan tangan lainnya.

Di balik topeng tersebut, wajah sebelah kanan wanita itu dipenuhi oleh luka bakar seukuran setengah telapak tangan, sementara wajah sebelah kirinya memiliki dua buah luka berbentuk X. Daging merahnya terbuka, sebagian telah berparut1, tetapi terlihat juga cairan berwarna kuning yang mengalir ke bawah. Ketika Zhao melihat wajah ini, dia langsung gemetar ketakutan dan menarik keluar dengan kasar. Pria itu membalikkan badannya dan jatuh ke tempat tidur.

Tang Mengying masih merasa belum terpuaskan dan hanya merasakan sebuah gairah yang kuat. "Aku ingin lebih. Kenapa kau lari? Kemarilah."

Zhao tidak memiliki gairah yang tersisa lagi. Dia mengambil celananya dan dengan cepat mengenakannya, dan langsung berbalik dan pergi.

Tang Mengying tidak membiarkan hal itu, maju menghampiri, dan menarik Zhao.

Namun, kekuatan pria dan wanita ditakdirkan untuk menjadi sangat berbeda. Tang Mengying tidak bisa menggerakkan Zhao dan menjejakkan kakinya tanpa daya. "Kenapa kau harus mendorongku!"

"Ah!" Zhao menjerit dan melihat sebuah belati kecil disisipkan ke lengannya. Dia merasa terkejut. "Kau … kau …."

"Hei, jangan takut." Tang Mengying mengambil topeng itu dan mengenakannya lagi. "Tidak apa-apa sekarang. Ayolah."

Dia mendorong Zhao ke tempat tidur. Pria itu dengan cepat bangkit kembali dan berteriak, "Kau …."

Tang Mengying mengarahkan belati bernoda darah itu kepada Zhao dan berbisik, "Patuhlah. Jika kau tidak patuh, maka benda ini akan berada di tenggorokanmu."

Kemudian wanita itu duduk di atas tubuh Zhao dengan pisau di tangannya, memasukkan kejantanan pria itu ke dalam dirinya dan mengerang, "Ayolah."

Zhao merasa sangat ketakutan sehingga kejantanannya tidak bisa mengeras. Dia mencoba bertanya, "Tunggu, bagaimana kalau aku mencarikan seorang gigolo?"

"Gigolo?" Tang Mengying sedang mengenakan topeng di wajahnya, jadi ekspresi wajahnya tidak terlihat dengan jelas. Bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman mengejek. "Maksudmu, kau tidak mau melakukannya denganku?"

Chapitre suivant