webnovel

Tempered Body Level 4

Éditeur: Wave Literature

Di goa yang sejuk, Lin Dong bersantai di kolam batu, menikmati sensasi air gaib masuk ke dalam tubuhnya. Ekspresi senang terlihat di wajahnya.

Di dalam kolam batu, cairan merah cerah berkumpul di sekitar tubuh Lin Dong dan perlahan masuk melalui pori-pori, memberi nutrisi pada ototnya yang pegal dan memperkuat tulangnya. Sama halnya, tubuh Lin Dong ikut menyantap cairan tersebut dengan ganas, seperti hantu kelaparan.

Brrt!

Ketika Lin Dong menutup matanya, dia merasakan ada lonjakan pada air kolam, kemudian rasa gatal yang sakit tiba-tiba menyebar di bawah kulitnya.

Rasa gatal yang muncul tiba-tiba itu memunculkan kepanikan. Lin Dong cepat-cepat membuka matanya. Dia melihat tubuhnya mengelupas kulit-kulit kecil. Pemandangan itu pun, mengubah kepanikannya menjadi rasa senang.

Pengelupasan kulit! Proses tersebut pasti terjadi ketika seseorang sudah memasuki level keempat dari Tempered Body!

"Akhirnya aku memasuki tahap ini..."

Lin Dong menjilat bibirnya, dadanya penuh dengan kegembiraan. Tempered Body memiliki 9 level. Level pertama hingga ketiga hanyalah berupa peningkatan fisik. Setelah memasuki Tempered Body level 4, seseorang baru bisa mendapatkan hasil sesungguhnya dari latihan. Setelah kulit terkelupas, kulit baru akan menjadi keras—sekeras batu atau kayu. Lebih daripada itu, kekuatan dan ketahanannya akan meningkat pesat. Itulah mengapa Tempered Body level 4 lebih kuat daripada Tempered Body level 3.

Lin Dong terus memerhatikan bagaimana kulit di tubuhnya mengelupas dengan cepat. Setelah semua kulitnya terkelupas, dia merendam seluruh tubuhnya di kolam sebelum meloncat keluar dari sana. Perlahan, dia merasakan kulit barunya dengan telapak tangan, yang terasa mirip seperti menyentuh kayu atau batu yang mulus, hanya saja kulitnya memiliki kekerasan yang berbeda.

"Pa! Pa! Pa!..."

Menekan kegembiraannya, Lin Dong segera memeragakan Penetrating Fist—angin ikut bergerak bersama pukulannya, menyebabkan debu di tanah berterbangan. Auranya jelas sangat berbeda dari sebelumnya.

Lin Dong menurunkan tinjunya sambil tersenyum lebar. Dia melihat ke arah kolam batu dan terkekeh, "Terima kasih!"

Di tengah tawanya, Lin Dong teringat sesuatu. Dia melihat ke arah kolam batu sambil mengernyit. Dalam 10 hari dia berendam, Lin Dong merasa cairan merah terang di dalam kolam semakin berkurang.

"Sepertinya cairan merah dalam kolam ini lama-lama akan habis..." Lin Dong menggaruk kepalanya, tidak terlihat panik akan keadaan itu. Dia mengeluarkan botol kecil dari saku di balik pakaiannya. Jika diamati baik-baik, di dalam botol itu terdapat dua tetes cairan merah.

Setelah membawa batu jimat bersamanya selama beberapa waktu, Lin Dong menemukan sebuah rahasia. Dia menyadari bahwa setiap 5 hari, sebuah celah kecil pada batu jimat itu akan dipenuhi setetes cairan merah. Lin Dong amat familiar dengan cairan merah itu, karena itu adalah cairan yang sama dengan yang dia lihat di kolam batu ketika terkena darahnya. Hanya saja, dibandingkan dengan cairan merah terang di kolam batu, yang ini lebih pekat.

"Sepertinya kolam batu ini tidak bisa menyimpan lama cairan merah ini...." Lin Dong berpikir. Jika tidak, harusnya sejak dulu hingga sekarang, kolam batu itu sudah berwarna merah, dan tidak seharusnya menunjukkan pengurangan hanya dengan pemakaian Lin Dong yang baru 10 hari.

"Nampaknya aku harus mengisi ulang kolam ini sendiri untuk selanjutnya."

Lin Dong mengusap botol kecil itu, merasa tidak rela melepaskannya. Cairannya sangat langka dan berharga. Butuh 5 hari penuh sebelum Lin Dong bisa mendapatkan setetes. Dia juga berharap bisa menemukan kesempatan untuk diam-diam meminumkan setetes cairan itu pada Lin Xiao. Sejak diketahuinya cairan itu memiliki efek yang ajaib, dia percaya jika itu akan sangat membantu menyembuhkan luka Lin Xiao.

Lin Dong menghela napas dan menyimpan kembali botolnya. Botol itu disimpan di balik pakaiannya, kemudian ia keluar dari goa dan kembali ke tempat latihan. Namun, ketika dia akan kembali, seseorang tiba-tiba berjalan ke arahnya dengan buru-buru dari kejauhan sambil menyeru, "Lin Dong, ada kabar buruk!"

"Ada apa, Lin Changqiang?"

Lin Dong melihat ke arah sosok itu sambil menunduk dan mengangkat dua batu besar dengan mudah.

Seseorang yang datang terlihat antara umur 13 atau 14 tahun. Dia sedikit montok dan badannya bulat. Anak itu bernama Lin Changqiang, dan dia adalah anak dari paman kelima Lin Dong. Mereka berdua punya hubungan cukup baik, meski Lin Dong tahu anak itu berteman dengannya karena naksir dengan Qing Tan. Walau begitu, Lin Dong memiliki impresi yang cukup baik tentang Lin Changqiang.

"Terjadi sesuatu pada Qing Tan," kata Lin Changqiang sambil terengah-engah.

Bruk!

Batu besar yang ada di tangan Lin Dong jatuh ke atas tanah dengan suara yang cukup keras, menyebabkan debu bertebaran. Dengan ekspresi yang serius, dia bertanya, "Bagaimana?"

Lin Dong sangat protektif pada adiknya. Qing Tan adalah gadis yang bijaksana di umurnya yang masih muda, dia juga tidak sombong seperti yang biasa dilakukan oleh gadis-gadis seusianya. Bahkan di rumah pun, ayahnya yang terkenal galak tidak tega memarahi Qing Tan. Meski dia tidak memiliki hubungan darah, Qing Tan bagaikan putri raja di dalam keluarga.

"Sialan, pasti karena si brengsek Lin Shan!"

Lin Changqiang bersumpah, "Tadi, Qing Tan menemukan setangkai Chiyang Grass1 di hutan di belakang gunung. Tapi, dia ketahuan oleh Lin Shan dan gengnya, sekarang mereka tidak mau membiarkan Qing Tan pergi."

"Lin Shan lagi!"

Mendengar berita itu, kemarahan timbul di mata Lin Dong. Dia tahu kalau Qing Tan pergi ke hutan untuk menemukan ramuan demi membantu latihannya. Sebelum ini pun Qing Tan juga melakukan hal yang sama. Namun, karena pernah terjadi insiden yang mengakibatkan Qing Tan hampir melukai dirinya sendiri saat mencari ramuan, ayah mereka akhirnya melarang Qing Tan melakukannya lagi. Hanya saja, setelah beberapa lama tanpa insiden, Qing Tan mulai melakukannya lagi secara sembunyi-sembunyi.

"Antar aku ke sana." Lin Dong memerintah sambil membersihkan debu di telapak tangannya.

"Eh? Kau sendirian? Kenapa tidak mengajak paman ketiga juga?"

Melihat Lin Dong yang akan pergi sendiri, Lin Changqiang berusaha menghentikannya. Dia tahu kalau Lin Dong pernah dihajar sampai pingsan oleh Lin Shan sebelumnya. Makanya, dia takut kali ini pun Lin Dong akan kembali terkapar. Walau dia tidak menyukai Lin Shan, dia harus mengakui kalau Lin Shan kuat.

"Jangan menghabiskan waktu. Kalau kita terlambat, Qing Tan pasti diganggu. Kalau sudah begitu, aku tidak akan mengizinkanmu main dengannya lagi." Lin Dong mengernyit. Paman ketiga yang dimaksud oleh Lin Changqiang adalah ayahnya, Lin Xiao. Namun, jika ada orang dewasa yang ikut campur dalam masalah anak muda, pasti hanya akan berakhir dengan hardikan dan itu tidak akan memuaskan kemarahan hati Lin Dong.

"Baiklah, kau menang. Ikut aku. Nanti, kalau Lin Shan menyerang, biarkan aku membantu menangkis beberapa pukulannya. Karena aku ada di level 3 Tempered Body, pasti aku bisa menerima beberapa pukulannya."

Lin Changqiang menggaruk kepalanya, sedikit kaget dengan ancaman Lin Dong tentang Qing Tan. Dia kemudian lanjut berjalan mengantarkan Lin Dong pada adiknya.

Ketika melihat badan bulat Lin Changqiang, Lin Dong tanpa sadar tertawa. Namun, setelahnya, ekspresinya berubah gelap. Sembari menggigit bibirnya, dia bersumpah, "Lin Shan, kali ini aku akan memukulimu seperti anjing!"

Chapitre suivant