webnovel

Jarahan

Éditeur: Wave Literature

Di hutan yang tertutupi dedaunan, tiba-tiba tanah berguncang. Sebuah teriakan keras terdengar menyebar di seluruh hutan. Ketika melihat ke sumber teriakan tersebut, terdapat beruang raksasa berwarna kuning, yang tingginya mencapai beberapa meter. Tangannya yang menyerupai palu berayun-ayun, lalu dengan cepat menghantam sosok mungil di depannya penuh amarah.

Menghadapi tamparan dari beruang raksasa itu, tubuh mungil ini mundur ke belakang. Spiritual Energy membalut pedang pendek di tangan mungilnya. Bagaikan ular keluar dari lubang, darah merah muncul di antara bulu putih beruang raksasa itu.

Rasa sakit di dadanya membuat beruang raksasa ini sedikit marah. Tangan raksasanya dipenuhi dengan Spiritual Energy kuning. Tiap kali tangannya menampar ke bawah, akan meninggalkan bekas telapak tangan di tanah. Jika satu tamparan saja mengenai sosok mungil itu, tentu akan menyebabkan luka yang luar biasa.

Beruntung, tubuh mungil itu sangat lincah. Ia selalu menghindar dan pisau di tangannya akan selalu meninggalkan bekas darah di dada beruang itu, tiap kali pertahanan beruang itu terbuka.

Sosok besar dan kecil ini bertarung terus menerus. Setelah kira-kira sepuluh menit, tubuh beruang raksasa ini tidak dapat lagi bertahan dari pertarungan seperti ini, lalu tubuh raksasanya roboh dan jatuh ke tanah bagaikan batu besar.

Si gadis cantik akhirnya melihat beruang itu tidak dapat lagi bertahan dan mati. Ia menghembuskan napas lega, lalu mengelap keringat dingin di keningnya dengan tangannya. Ia menghadap ke belakang dengan nafas yang terengah-engah. Di bawah pohon yang berada di dekat sana, tampak seorang anak laki-laki dengan tubuh panjang. Ia tersenyum melihat kejadian ini.

"Lumayan."

Mu Chen berjalan ke depan, dan menatap tubuh Mountain Bear1 itu. Ia menunjuk pada sebuah bekas putih yang dipenuhi bercak darah, lalu berkata: "Tetapi seranganmu masih belum tegas. Ini adalah kelemahanmu. Ketika kamu menemukan kesempatan, kamu seharusnya membunuhnya. Cara yang kamu gunakan barusan terlalu membuang-buang energi. Kalau saja Mountain Bear ini sedikit lebih kuat, mungkin kamu akan kelelahan lebih dulu."

Tang Qian'Er menatap tempat dimana ada Mountain Bear lain yang terbunuh. Tetapi, hanya ada satu lubang penuh darah di tanda putih pada dada Mountain Bear itu. Posisi lubang penuh darah itu benar-benar tepat. Lubang itu menembus jantung Mountain Bear itu, dan tampak bahwa Mountain Bear itu mati dalam satu serangan.

Beruang ini adalah hasil dari pertarungan Mu Chen. Tang Qian'Er sebelumnya telah melihat serangan yang sangat tajam. Serangannya kuat, akurat, dan tanpa ragu...sikap tenang dan mengerikan yang ditunjukkan oleh Mu Chen menunjukkan bahwa ia telah membunuh lebih banyak daripada gadis itu.

"Kamu gila, bagaimana aku bisa dibandingkan denganmu!" Tang Qian'Er cemberut. Walaupun ia tidak pernah membunuh Spiritual Beast apapun, ia merasa hal yang dilakukan Mu Chen tidak kalah dari Petualang manapun, yang selalu bertarung antara hidup dan mati. Bagaimana bisa ia dibandingkan dengannya?

Tetapi, meski berkata seperti itu, jauh di dalam hatinya, ia tetap mengagumi anak itu. Dibawah bimbingan Mu Chen, perlahan-lahan ia mulai menghilangkan rasa takut yang sebelumnya ia miliki. Sekarang, ia bahkan mampu untuk membunuh Low Rank Spiritual Beast dengan kemampuan Spiritual Movement Stage - Middle Phase sendirian. Sedangkan Mu Chen, wajah tampannya selalu menunjukkan senyum manis dan ketenangan. Hal ini cukup membuatnya takut. Di matanya, ini adalah hal yang yang biasa.

Tatapan Tang Qian'Er melihat sekeliling, lalu ia menatap anak laki-laki, yang tengah mengambil Soul Essence dari Mountain Bear itu. Seberkas cahaya mendarat pada tubuh anak itu. Sikapnya yang tampak serius, menyimpan sesuatu yang tidak dimiliki oleh anak lain. Hal ini membuat wajahnya sedikit bersemu.

"Hadiah hari ini tidak terlalu buruk. Sampai saat ini, kita telah mengumpulkan 8 Soul Essence dari Low Rank Spiritual Beast." Mu Chen mengambil Soul Essence dari Mountain Bear, lalu berdiri dan tersenyum ke arah Tang Qian'Er.

Ketika ia mendengar hasil yang menakjubkan ini. Tang Qian'Er tersenyum. Ia cukup puas dengan hasil yang mereka dapatkan hari ini.

"Ayo, kita sebaiknya melanjutkan penjelajahan kita. Hasil ini tidaklah penting, tapi kita sebaiknya memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan kemampuan kita." Mu Chen tersenyum. Tepat ketika mereka akan menjelajah lebih dalam, ia mengerutkan kening. Tatapannya menuju ke sebelah kanannya.

"Ada apa?" Tanya Tan Qian'Er saat melihat ini.

"Di sana, ada sesuatu yang bergerak di sana. Ayo kita cari tahu." Mu Chen berfikir sejenak sebelum ia memberi isyarat pada Tang Qian'Er. Langkahnya semakin cepat saat ia menuju ke arah yang dituju. Saat Tang Qian'Er melihat hal ini, ia dengan cepat mengikuti.

Di hutan yang rimbun, puluhan murid Northern Spiritual Academy membentuk sebuah kelompok. Saat ini, mereka melihat ke arah depan dengan ketakutan. Di tempat itu tampak puluhan sosok bersandar dengan malas pada sebuah batang pohon. Tatapan mereka tertuju pada murid-murid itu, tatapan ini tampak sedkit mencemooh.

Walaupun sikap dari sosok-sosok ini tampak malas, namun mereka terlihat sangat terlatih. Mata mereka tampak terang dan tajam. Bahkan, tubuh mereka mengeluarkan aroma darah.

Mereka adalah Tim Penjelajah.

"Apa yang mau kalian lakukan?!"

Di depan murid-murid dari Northern Spiritual Academy itu, tampak beberapa sosok familiar. Mo Ling, Tan Qingshan, Jiang Li, dan Teng Yong, ada disana. Namun, wajah mereka juga menampakkan ekspresi yang sama dengan murid-murid Northern Spiritual Academy yang berada di belakang mereka. Mereka menatap geram ke arah Petualang yang ada di depan mereka.

Lagipula, mereka masih sangat muda. Mereka akan merasa ketakutan melihat Spiritual Beast yang buas, dan para Petualang di depan mereka adalah orang-orang yang senjatanya selalu basah akan darah. Kekejaman yang terkadang mereka perlihatkan sudah cukup untuk membuat anak-anak ini menggigil ketakutan.

"Kalian semua adalah sekelompok bocah yang bahkan belum menumbuhkan rambut..."

Pemuda dengan armor kulit tersenyum ketika ia menatap murid Northern Spiritual Academy. Dengan malas ia berkata: "Bukankah aku sudah bilang? Serahkan Soul Essences yang kalian miliki."

"Kalian mau merampok kami!" Seorang anak berteriak marah.

"Benar sekali!" Pemuda itu tertawa. Suara tawa lain terdengar dari kawan-kawannya yang berada di belakangnya. Tampaknya mereka menganggap hal ini sebagai hiburan.

"Kami adalah murid dari Northern Spiritual Academy. Dua Guru kami disini, dan mereka memiliki kekuatan Spirit Stage!" Seorang murid mencoba menggunakan Guru Mo dan Guru Xi untuk menakut-nakuti Tim Petualang di depan mereka.

"Aku tau kalian dari Northern Spiritual Academy, dan kalian sini untuk latihan, kan? Apa gurumu tidak bilang kalau dirampok juga bagian dari latihan?" Pemuda ini menekuk bibirnya, lalu berkata: "Selama aku tidak membunuhmu, maka gurumu tidak akan peduli."

"Jadi...Cepat serahkan. Jangan memaksaku untuk melakukan sesuatu, karena aku cukup kejam." Pemuda ini menyeringai. Gigi putihnya tampak seperti hewan buas, membuat yang lain merinding.

"Kamu!"

Mo Ling tidak dapat menahan amarahnya. Ia mengepalkan tangannya erat-erat.

"Kamu mau menyerang untuk mencoba kekuatanku? Kekuatanmu juga Spiritual Movement Stage - Late Phase. Sama seperti ku. Mengapa tidak kita cari tahu siapa yang lebih kuat?" Pemuda ini menatap Mo Ling, senyumnya tampak sedikit kejam.

Ketika Mo Ling melihat tatapan dari pemuda ini, seolah ia menatap mangsanya, hatinya merasa sedikit ketakutan. Walaupun mereka berdua berada pada Spiritual Movement Stage - Late Phase, namun sifat yang dimiliki pemuda itu bukanlah sesuatu yang dapat ia tandingi. Selain itu, teman-teman di belakang pemuda itu, tidaklah lebih lemah dibandingkan dengan dirinya.

Mo Ling berkedip. Akhirnya, ia melepaskan genggaman tangannya. Dengan tawa menahan kesal, ia menggelengkan kepala tak berdaya ke arah Tan Qingshan, Jiang Li, dan yang lainnya.

Tan Qingshan juga menghela nafas. Ia tahu bahwa dirinya tidak berada pada level yang sama dengan Tim Petualang yang ada di depannya. Mereka hanya dapat mengakui bahwa mereka sedang tidak beruntung, dan harus mengikhlaskan barang mereka untuk menghindari masalah dengan Tim Petualang itu.

"Anak yang baik."

Ketika pemuda itu menyadari bahwa Mo Ling dan lainnya berhenti melawan, ia tertawa puas. Namun ujung bibirnya tampak menghina, jadi ini murid Northern Spiritual Academy? Benar-benar mengecewakan.

"Apa yang kamu lakukan?"

Tepat ketika Mo Ling dan yang lainnya mau melemparkan Soul Essence dari Spiritual Beast yang telah mereka peroleh, sebuah suara kebingungan terdengar dari arah belakang. Mereka segera menengok kebelakang dan melihat Mu Chen dan Tang Qian'Er berada di sana, sedang mengawasi mereka.

"Mu Chen?"

Ketika Mo Ling dan yang lain melihat Mu Chen, secara refleks mereka gembira. Tiba-tiba mereka berfikir sesuatu, lalu menatapnya seolah-olah menyuruhnya untuk cepat pergi.

"Ada apa?" Mu Chen tampanya menghiraukan tatapan mereka, lalu tersenyum sembari mengajak Tang Qian'Er mendekat.

"Shh, jadi masih ada mangsa lain yang gemuk."

Pemuda ini tersenyum pada Mu Chen, lalu tatapannya tertuju pada Tang Qian'Er yang ada di sebelahnya. Matanya mendadak bersemangat, lalu ia bersiul. Dengan bercanda, ia berkata: "Dan juga cantik!"

Tang Qian'Er menatap marah pada pemuda ini, tapi ekspresi marahnya yang menawan, membuat pemuda ini sedikit terpesona.

Ketika Mo Ling melihat keduanya berjalan mendekat, ia menggeleng tak berdaya. Lalu ia mulai menjelaskan keadaan.

"Dirampok? Malang benar nasibmu." Kata Mu Chen mendengar penjelasan ini, sembari tersenyum.

"Bukankah sekarang kamu juga dirampok?" Jiang Li dan yang lainnya memutar bola mata bereka. Bagaimana anak ini tetap bercanda dalam situasi seperti ini?

"Hei, anak yang di sana. Karena kamu sudah kemari, sekarang kamu juga harus menyerahkan beberapa Soul Essence dari Spiritual Beast mu. Kalau sudah, serahkan si cantik itu. Lagipula, kita sebaiknya tidak pilih kasih." Perintah pemuda ini, lalu tertawa.

"Kamu juga mau punyaku?" Mu Chen mengerutkan dahi.

"Siapa suruh kamu untuk bernasib sial dan datang kemari. Kalian para bocah sungguh bodoh. Meskipun kamu cukup berbakat, tapi kalian tidak cukup hebat untuk bertarung." Kata pemuda itu santai.

"Aku cuma punya satu Soul Essence dari Spiritual Beast, akan aku berikan itu untukmu."

Mu Chen menggaruk kepalanya, lalu mengeluarkan Soul Essence Spiritual Beast dari tangannya. Lalu ia berjalan menuju pemuda itu.

"Apa kamu tuli? Aku bilang bawa juga gadis itu kesini. Kamu benar-benar anak yang menyebalkan." Pemuda itu mengerutkan dahi dan berbicara tiada henti.

Ketika ia bicara, Mu Chen sudah ada di depannya. Ia menyerahkan Soul Essence Spiritual Beast-nya.

Pemuda itu mengulurkan tangannya untuk mengambil Soul Essence Spiritual Beast itu. Tangannya yang lain sepertinya ingin menampar kepala Mu Chen karena jengkel. Tapi, sebelum ia sempat menyentuh Soul Essence Spiritual Beast itu, mata hitam anak ini berubah. Yang semua tampak tersenyum ramah, berubah menjadi dingin.

Ia mengangkat telapak tangannya, cahaya hitam tampak bersinar. Cahaya itu membentuk sebuah lengkungan yang tajam lalu dengan cepat menyayat telapak tangan pemuda itu. Darah segar menyembur.

Kejadian ini terjadi dalam waktu beberapa detik. Hampir tidak ada yang dapat bereaksi karena ini. Teman-teman pemuda itu menatap semburan darah dengan linglung.

Di depan banyak tatapan yang tertegun, anak tampan itu tiba-tiba tersenyum.

"Maaf, aku tiba-tiba tidak ingin memberikannya untukmu."

Chapitre suivant