webnovel

Miskin Tinjauan Ke Masa Depan

Éditeur: Wave Literature

"Apa? Semua bahan obat dihancurkan oleh seseorang?" raungan marah menggema di dalam Aula besar hingga hampir menyebabkan atap runtuh.

Penjaga yang berlutut dengan gemetar di depan Jia Lie Bi, terlihat ngeri sambil dia menelan ludahnya sendiri. Gemetar dalam ketakutan, ia berkata: "Tetua kedua juga dibunuh oleh orang yang menghancurkan obat."

Wajah marah Ja Lie Bi tiba-tiba membeku. Seketika wajahnya pun tampak murung dan kakinya terasa lemas kemudian dia terjatuh ke belakang, ke kursi di belakangnya. Jia Lie Nu adalah salah satu dari tiga Da Dou Shi yang dimiliki Klan Jia Lie. Sehingga kematiannya menambah gejolak yang harus Klan Jia Lie hadapi saat ini.

Melihat reaksi Jia Lie Bi, wajah penjaga yang menyampaikan pesan tersebut juga tampak penuh dengan keresahan. Saat itu, dia teringat bagaimana kekuatan yang begitu menakutkan dari pria berjubah hitam itu. Sulit untuk dibayangkan jika tetua kedua, Bintang tiga Da Dou Shi, akan terbakar menjadi abu karena pria misterius itu. Adegan menakutkan yang mereka alami benar-benar telah memberi mereka rasa takut.

"Siapa yang membunuh tetua kedua?" setelah terdiam beberapa menit, Jia Lie Bi akhirnya mulai tersadar. Suaranya yang sedikit serak memperlihatkan seberapa besar pukulan kematian Jia Li Nu baginya.

"Saya tidak tahu. Saat itu, pria itu mengenakan jubah hitam jadi tidak ada seorangpun yang melihat wajahnya. Tapi dia bisa mengendalikan jenis api putih, yang mana api tersebut juga telah membuat Tetua Kedua terbunuh." Penjaga itu menggelengkan kepala dan menjawab pelan.

"Seorang pria berjubah hitam? Mengendalikan api putih?" setelah terdiam selama beberapa saat, wajah Jia Lie Bi tiba-tiba berubah. Menggunakan api untuk menyerang musuh adalah pilihan seorang Alchemist. Dan satu-satunya Alchemist yang bermusuhan dengan Klan Jia Lie dan memiliki kekuatan untuk membunuh Jia Lie Nu dengan mudah… semua kriteria itu membuatnya membayangkan sosok Alchemist berjubah hitam yang tidak sengaja ia temui di Rumah Lelang.

Mengingat sikap sopan Ya Fe dan Gu Ni yang ditujukan pada Alchemist berjubah hitam tersebut, Jia Lie Bi tiba-tiba merasa mulutnya getir. Mereka sejak awal telah melakukan kesalahan. Saat itu, hanya karena pernyataan dari Liu Xi, mereka jadi mengira Klan Xiao hanya sedikit beruntung karena telah menyewa seorang Alchemist pemula. Namun, keadaan saat ini memberi tahu mereka bahwa Alchemist Klan Xiao jauh lebih kuat dibanding Liu Xi yang tidak kompeten.

Jia Lie Bi menggeleng pelan dengan gurat kemarahan tersirat di matanya. Bahan-bahan obat senilai empat ratus ribu koin emas telah hancur dan terlebih lagi, mereka masih berhutang tiga ratus ribu koin emas pada pemasok bahan obat di Kota Ta Lan karena permasalahan arus kas yang mereka alami.

Jia Lie Bi awalnya ingin menggunakan setumpuk bahan obat ini untuk membuat obat penyembuhan dan menjual obat-obat itu untuk membayar kembali pinjaman mereka. Tapi dengan semua kejadian yang terjadi saat ini, maka otomatis semua rencananya pun hancur.

Pemasok bahan obat yang bekerja sama dengan Klan Jia Lie memiliki pengaruh dan kekuatan yang signifikan di Kota Ta Lan. Jika mereka tahu bahwa persediaan obat itu telah hancur, mereka pasti akan mengutus seseorang untuk menagih hutang mereka. Namun, dengan pundi-pundi Klan Jia Lie yang telah habis, bagaimana mereka bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Jika mereka gagal mengumpulkan uang, maka reputasi Klan Jia Lie akan benar-benar rusak karena kejadian ini.

"Sial!" Tidak dapat memikirkan solusi atas masalah yang dia hadapi, Jia Lie Bi membanting telapak tangannya dengan merah pada meja di sampingnya. Seketika, meja kayu hitam itu hancur berkeping-keping dan pecahan kayu mengenai wajah penjaga yang berdiri di sampingnya. Penjaga itu pun hanya bisa menggertakkan gigi dan menahannya.

Mengambil napas ringan, Jia Lie Bi terpaksa menahan amarah dan kebenciannya yang begitu mendalam pada Klan Xiao di dalam hati. Dia menggoyangkan tangannya dan dengan sengaja bersikap tenang sambil berkata, "Sebar semua sisa obat penyembuhan di gudang ke semua pasar. Satu hal lagi. Aku ingin kalian semua tetap diam mengenai segala sesuatu yang terjadi hari ini. Jika ada yang menyebarkan berita ini, mereka akan dihukum sesuai dengan aturan Klan."

"Ya." Sebelum menjawab dengan hormat, tubuh penjaga itu tampak gemetar. Setelah itu, ia bangkit dan cepat-cepat keluar dari Aula.

Menatap aula besar yang kosong, Jia Lie Bi dengan lelah bersandar di kursinya. Kali ini, bahkan jika Klan Jia Lie berhasil bertahan hidup, kekuatan mereka akan sangat berkurang. Oleh karena itu, akan sulit untuk bisa melawan Klan Xiao. Memikirkan hal ini, Jia Lie Bi menghela napas dalam-dalam. Untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, dia mulai menyesal telah memulai konflik dengan Klan Xiao…

Namun sayangnya, penyesalan ini sedikit datang terlambat.

...

Setelah menyelesai kan beberapa urusan, Xiao Yan pun melepaskan penyamaran nya dan segera kembali ke Klan nya. Dia meminta Yao Lao untuk membuat beberapa Pill Pemulih Kekuatan sebelum memberikan nya pada Xun Er. Melihat gadis itu membelai ramuan tersebut dan matanya lebih cerah, kepercayaan diri Xiao Yan bertambah.

Beberapa hari setelah Xiao Yan menghancurkan bahan-bahan obat milik Klan Jia Lie, Kota Wu Tan tetap terlihat tenang. Namun, semakin banyak orang yang mulai menyadari bahwa anggota Klan Jia Lie yang membuat masalah di dekat pasar Klan Xiao beberapa hari lalu, diam-diam telah menghilang. Kesombongan mereka juga tampak berkurang. Melihat sikap Klan Jia Lie yang berbeda, beberapa orang mulai merasa sedikit curiga.

Di Ruang Pertemuan Klan Xiao.

"Apa yang sedang Klan Jia Lie coba lakukan belakangan ini? Apakah mereka tengah mencoba memperlihatkan kesan lemah?" setelah menerima berbagai informasi dalam beberapa hari terakhir, Xiao Zhan mengerutkan alisnya ketika dia berbicara dengan ketiga tetua di Aula. Wajahnya tampak penuh dengan kecurigaan.

Saling bertukar pandang satu sama lain, ketiga tetua menggelengkan kepala mereka serempak. Setelah berdehem, tetua pertama perlahan berbicara, "Keanehan ini mungkin tidak sesederhana itu. Jia Lie Bi adalah orang yang licik. Dia mungkin akan melakukan beberapa rencana yang telah disusun, jadi lebih baik kita berhati-hati."

Xiao Zhan menganggukkan kepalanya. Tentu, sebagai orang yang bijaksana, ia tidak akan bersantai menghadapi sikap Klan Jia Lie.

Sambil mengalihkan tatapannya, Xiao Zhan menggeleng tak berdaya pada Xiao Yan yang hampir tertidur di kursinya… si brengsek ini sepertinya tidak menunjukkan minat pada masalah yang terjadi di dalam Klan.

"Yan Er, apa kau bertemu dengan Tetua Terhormat baru-baru ini?" Xiao Xhan bertanya asal sambil mengangkat cangkir teh ke mulutnya dan meneguknya.

TL: Er - bentuk panggilan akrab. Yan Er mengacu pada Xiao Yan.

Mendengar pertanyaan Xiao Zhan, ketiga tetua juga mengalihkan tatapan mereka pada Xiao Yan. Tanpa perlu dijelaskan, Tetua Terhormat itu begitu penting bagi Klan Xiao. Namun, ternyata dari seluruh Klan Xiao, hanya Xiao Yan yang disukai oleh Tetua tersebut. Sehingga tidak seorangpun yang memiliki kesempatan untuk bertemu dengan sesepuh terhormat itu seorang diri.

Melihat bagaimana Xiao Yan dapat menikmati keistimewaan ini, semua orang pun merasa iri.

Mengangkat kelopak matanya dengan malas, Xiao Yan berkata dengan nada bosan, "Hmm… ya. Aku bertemu dengannya." Setelah diam beberapa saat, dia melanjutkan, "Dia bermaksud mengangkatku sebagai muridnya."

Setelah mendengar kata-kata Xiao Yan, tangan Xiao Zhan yang tengah mengangkat cangkir teh seketika membeku. Dia mengangkat wajahnya, yang penuh dengan emosi dan menatap pemuda yang telah meringkuk di kursinya. Sambil menelan ludahnya, dia bertanya tak percaya, "Apa kau bilang dia ingin mengangkatmu sebagai muridnya?"

Mengangkat kelopak matanya dan mengamati wajah Xiao Zhan yang penuh dengan kebahagiaan dan ketertarikan, sedangkan wajah ketiga tetua masing-masing terlihat meringis dengan alis mengerut, Xiao Yan pun mengangguk malas.

"Bagus. Bagus. Bagus…" dengan wajah memerah, Xiao Zhan mengosongkan cangkir tehnya dalam sekali teguk dan berdiri dengan semangat. Dia mondar-mandir di ruangan sambil mengusap-usap tangannya dengan penuh semangat, "Aku tahu anakku bukan orang biasa. Sialan, siapa yang telah berani memanggil anakku 'cacat' selanjutnya aku sendiri yang akan membunuhnya."

Melihat sikap Xiao Zhan yang tampak gelisah, Xiao Yan hanya bisa menggelengkan kepalanya pasrah dan berkata lembut, "Setengah bulan lagi, aku akan pergi untuk berlatih dengan guru. Aku khawatir pelatihan itu akan memakan waktu lebih dari setahun hingga aku kembali ke Klan."

"Ha?" Xiao Zhan tercengang. Senyum di wajahnya menipis saat ia mengangkat alisnya dan dengan ragu bertanya, "Apa kau tidak berniat mengikuti ujian masuk Akademi Jia Nan? Jia Nan adalah akademi terkenal di seluruh wilayah Dou Qi. Jika kau bisa masuk sana, itu pasti akan menguntungkanmu."

"Aku akan mengikuti ujian masuknya, tapi aku mungkin akan membolos selama satu atau dua tahun." Xiao Yan mengusap hidungnya dan tersenyum acuh tak acuh. "Meskipun Akademi Jia Nan adalah akademi yang hebat, tapi mereka masih belum bisa melampaui Nalan Yan Ran dalam waktu kurang dari dua tahun…"

TL: Nalan Yanran - mantan tunangan Xiao Yan; Nalan Su - ayah Nalan Yanran

Xiao Yan tersenyum sambil tatapannya menyapu seluruh Aula. Saat itu, gadis sombong itu telah menghancurkan harga dirinya tanpa tersisa di tempat ini.

Mendengar nama tabu bagi Xiao Yan tersebut, wajah Xiao Zhan gemetar dan dia terdiam.

Berdiri, Xiao Yan merenggangkan tangannya malas dan menangkupkan bagian belakang kepalanya sambil dia perlahan-lahan keluar dari Aula. Tawa samar pemuda itu menggema di seluruh Aula.

"Karena aku telah membuat janji saat itu, maka aku harus menjaga perkataanku dan menemuinya. Haha, bukan harapanku agar dia melihatku dalam keadaan yang lebih baik, aku hanya ingin mengatakan padanya bahwa pandangannya padaku akan membuatnya takut ketika aku akhirnya bertemu dengannya…"

Chapitre suivant