webnovel

Semuanya Enyahlah, Biar Aku Berlagak Sombong!

Éditeur: Atlas Studios

Altar Master mendekati biksu itu, dan mencoba menyerangnya lagi!

'Selama nyawa biksu asing ini dimakan, akan cukup mengembalikan kelemahan Ku You,' pikirnya.

Kekuatan biksu itu sudah mencapai Tingkat Pertama Keenam Celah, ditambah dengan prestasi yang luar biasa. Untuk roh hantu ini, ia bergizi seperti memakan daging yang membuat mereka menjadi kekal. Selama Tuan Hantu Ku You bisa memakan nyawa biksu ini, akan berguna untuk naik satu tingkat!

Biksu ini tidak boleh kabur. Maka dari itu, meskipun racun di tubuh Altar Master makin memburuk, ia harus membunuh biksu ini!

Telapak tangan Altar Master menyerang tubuh biksu itu lagi dengan tenaga dalam terkumpul di telapaknya. Serangan ini bisa melubangkan tubuh biksu itu.

"Bang!" Namun, ketika tangannya menyatu dengan tubuh biksu itu, suara metal beradu terdengar.

Ia hanya melihat baju di tubuh biksu itu membengkak seperti bola besar dan melindungi tubuh biksu itu. Ratusan baris ayat-ayat muncul dari baju itu, menyebabkan lapisan baja muncul dari baju yang terlihat biasa ini.

Bagaimanapun, baju yang terlihat biasa ini benda pertahanan ajaib, dan dengan mudah menangkis serangan Altar Master! Tenaga dalam yang terkumpul dan pelindung melemahkan serangan itu.

Akhirnya, biksu itu tidak terluka sama sekali.

Jalan yang ditekuni adalah jalan umur panjang, jadi mereka menghargai hidup mereka secara umum.

Untuk orang yang berjalan di jalan ini, hanya dengan hidup bisa kemungkinan berumur panjang. Mereka tidak akan mempunyai apapun jika mereka mati!

Sebagai pendekar, bagaimana ia bisa kekurangan benda pertahanan ajaib di tubuhnya?

Ia bukan pengecualian meskipun ia orang asing!

Jubah biksu itu tidak hanya bisa melindungi pemiliknya, tapi juga bisa otomatis mengatur suhu tubuh. Juga biaya produksi tidak tinggi, barang bagus harga murah.

Semuanya baik-baik saja kecuali kecacatan kecil, yaitu jubah pelindung ini perlu diaktifkan oleh biksu itu sendiri.

Maka dari itu, ketika Altar Master ingin menyerang dengan diam-diam, tidak ada waktu yang cukup untuk bereaksi dan melawan jubah yang tidak aktif.

Altar Master mengerutkan dahinya dan mengendus, karena serangannya tidak mempan. "Berjuang saat kau sekarat!"

Selagi berbicara, telapaknya berubah menjadi cakar, dan 'Cakaran Roh Jahat Pendendam' nya yang bisa menghancurkan pelindung tenaga dalam dan memperkuat pertahanan menyerang jubah biksu itu.

Namun… cakarannya hanya bisa menembus udara kosong!

Biksu itu tidak duduk dan menunggu kematiannya. Setelah ia menderita dan jatuh ke lantai, ia diam-diam meminum pil penyembuh dan sekarang ia sudah mengumpulkan tenaga yang cukup untuk kabur.

Karena jubahnya membentuk pelindung, kedua tangannya mengenai lantai dan tubuhnya melempar seperti bola karet. Meskipun posturnya tidak indah, kecepatannya akan membuat orang terdiam.

Cakar Altar Master hanya memegang bayangan biksu itu.

Saat yang bersamaan, tubuh biksu itu terlempar dari gerbong ini. Sekejap mata, ia sudah sampai di tiga gerbong.

Selama satu pintu gerbong bisa terbuka, ia bisa langsung kabur.

"Hari yang buruk," gumam biksu itu kepada diri sendiri.

Orang itu memiliki tenaga dalam sejati tingkat kedua True Master, dan jika ia menantangnya terang-terangan, ia akan mati sepuluh kali dari sepuluh kali tanpa berkesempatan untuk hidup. Dari semua kemungkinan, mundur adalah pilihan yang tepat. Selama ia bisa kabur dari genggaman pendekar jahat ini, ia bisa mengumpulkan senior-senior dan datang untuk balas dendam.

Saat ia terpental, biksu itu dengan cepat ia kembali ke gerbong Song Shuhang berada.

Semua penumpang menoleh ke arah biksu itu dengan tatapan heran karena mereka tidak mengerti kenapa biksu ini tiba-tiba kembali.

Juga, kenapa membesar seperti bola?

Saat ini, tanpa buang waktu biksu itu berdiri dengan dua borgol jubahnya yang mengeluarkan asap putih dan jubah itu kembali ke posisi semula.

Sesaat kemudian, ia berlari ke arah pintu keluar dan membuka pintu manual, membuka paksa dan membuka pintu itu.

"Siapa yang tidak mau mati, cepat keluar dari kereta ini!" akhirnya biksu itu berseru ke arah para penumpang.

Ia tidak punya waktu untuk menjelaskan, dan tidak peduli jika penumpang mendengarkannya atau tidak. Bagaimanapun, ia sudah melakukan bagiannya, dan percaya atau tidak itu terserah mereka.

❄❄❄

Song Shuhang dan keluarga gadis kecil itu berdiri di dekat pintu keluar.

Gadis kecil itu bersembunyi di belakang ayahnya dan memegang tangan ibunya.

Ibu itu menggunakan bahasa Mandarin kaku dan bertanya."Apa… kita turun dari kereta?"

Ayah itu mengangguk dan berkata, "Ayo turun dan tinggalkan gerbong ini!"

Sebelumnya, mereka melihat sendiri biksu itu membubarkan ilusi gaib dan beberapa dari mereka percaya ia adalah biksu senior. Meskipun ia orang asing, itu tidak penting.

Ayah itu merasa ia masih muda dan tidak ingin mati. Maka dari itu, ia memutuskan untuk mendengarkan kata-kata biksu itu dan cepat-cepat pergi.

"Adik, ayo pergi." katanya ke arah Song Shuhang.

Namun, Song Shuhang dengan lembut menggeleng kepalanya. "Sudah terlambat…"

"?" Ayah itu menatap Song Shuhang kebingungan

Song Shuhang menyipitkan matanya dengan jarinya memegang tiga jimat- tadi, ketika biksu itu membuka pintu, itu sudah terlambat. Ia yang waspada bisa merasakan, tiga detik setelah biksu itu masuk kembali ke gerbong, energi negatif mengikutinya ke dalam.

Ketika biksu itu membuka jubahnya dan pergi membuka pintu, energi negatif sudah menyebar ke seluruh gerbong. Ilusi gaib sudah tersebar ke seluruh gerbong tanpa ada yang menyadarinya.

Biksu itu pikir ia sudah membuka pintu keluar, tapi sebenarnya ia memutar pintu kabin. Pintu keluar tidak terbuka sama sekali.

"Tetap di sampingku dan jangan pergi." kata Song Shuhang kepada ayah itu dan diam-diam mengeluarkan dua jimat. 'Jimat Pedang' dan 'Jimat Baju Baja', menaruhnya di kantung celana supaya bisa ambil kapanpun.

Selagi berbicara, sosok pucat itu pelan-pelan masuk ke gerbong dan mendengus dengan dingin. "Kau tidak akan pernah bisa kabur dari genggamanku, biksu."

Wajah biksu itu langsung berubah sambil berkata 'sial' di dalam hatinya.

Ia mengulurkan tangannya ke arah pintu yang terbuka. dari pandangannya pintu itu sudah terbuka, dan jalur kereta ada di luar- tapi yang disentuhnya dinding yang dingin.

Tidak bagus, aku terperangkap di ilusi!

"Apa kau masih ingin kabur? Masih ada banyak gerbong di belakang kita dan kau bisa melanjutkan kabur. Aku tidak terburu-buru." Altar Master mengendus dengan dingin dan menjentikkan jarinya.

Empat roh jahat pendendam keluar dari tangannya dan menghancurkan CCTV di dalam gerbong.

Sesaat kemudian, setengah badan Tuan hantu masuk ke dalam gerbong. Ilusi yang sudah lama dikerahkan keluar dan menyelimuti semua penumpang.

Ketakutan terlihat di mata para penumpang dan satu per satu mereka pingsan di lantai.

"Sial!" seru biksu itu dengan marah karena ia tidak bisa melarikan diri.

Jubahnya yang lebar bergetar dan Vajra pestle1 keluar jatuh ke tangannya

Aku harus mempertaruhkan semuanya!

Meskipun aku mati, aku harus memberikan orang ini masalah.

Lalu, disekeliling satu per satu penumpang pingsan, ayah itu , ibu dan gadis kecil pingsan. Para penumpang mengalami ilusi yang mengerikan dan mengeluarkan energi negatif yang murni yaitu teror dan ketakutan.

Jika itu terus berlangsung, pemilik Tuan Hantu Ku You akan bisa mengambil banyak energi negatif dan menjadi semakin kuat. Jika hal ini terus berlarut, dengan luka yang ia punya, ia akan kalah.

Jika ia tidak mengerahkan semuanya sekarang, ia tidak akan pernah keluar.

Biksu itu mengambil napas panjang seraya tenaga dalam mata batin, hidung, telinga dan mulut bergabung dengan tenaga dalam di celah jantung.

Ia menggunakan tenaga dalam sementara untuk menyembuhkan luka punggungnya dan mencengkram dengan kencang Vajra pestle dengan kedua tangannya seraya melangkah ke depan. Saat ini ia sudah meningkatkan auranya secara maksimal!

Ia melakukan perhitungan- ia hanya memiliki tenaga untuk satu atau dua serangan.

"Roar!" biksu itu mengangkat kedua tangannya dan mengenai Altar Master.

Ini cara pestle- dilihat kekuatannya semua cara tidak berguna.

"Haha, kau yang berjuang di kematianmu terlihat sangat lezat. Luar biasa!" Altar Master tidak menghindar karena Tuan Hantu Ku You dibelakangnya menangkis kedua tangannya melindungi Altar Master.

Vajra pestle biksu itu berbenturan dengan tangan roh hantu itu yang besar tapi hanya sedikit percikan api yang dihasilkan.

Tuan Hantu Ku You yang sudah sembuh mempunyai kekuatan tingkat kedua.

Serangan biksu itu tidak melukai musuhnya tapi malah terlempar ke dinding gerbong karena kekuatan roh hantu itu. Karena serangan itu, lukanya semakin parah.

"Dengan memakanmu, Ku You pasti akan bisa melewati tingkat yang sekarang. Saatnya sudah tiba untuk keberuntunganku!" Altar Master tersenyum sinis.

"Sialan," kata biksu itu dengan geram dan merasa putus asa.

Sejauh biksu lihat, semua penumpang di gerbong ini hampir musnah- kecuali pemuda yang berdiri di tengah gerbong.

Pemuda itu memiliki ekspresi yang tenang dan tubuhnya tanpa kecuali aura yang tidak biasa.

Sesaat kemudian, pemuda itu tiba-tiba tersenyum tipis. Setelah itu, ia mengeluarkan liontin di lehernya.

"Ding!"

Suara jelas dan tajam menggema dari liontin itu.

Suaranya agak manis juga…

Chapitre suivant