Noel tidak tahu mimpi apa ia hingga harus berakhir seperti ini. Mendapati Moa berdiri di depan pintu apartemennya, seharusnya membuat cowok itu merasa senang. Namun, apa yang harus gadis itu lihat, membuat Noel kehilangan nyali. Bahkan hanya untuk membalas tatap mata kecewa, dan sedih gadis itu. Noel malu. Sangat malu. Entah apa yang sudah merasukinya, hingga ia berakhir kembali menjadi si brengsek yang seharusnya sudah menghilang sejak ia jatuh cinta pada Moa.
Bujukan teman-temannya untuk kembali menyambangi club, membawa Noel ke dalam petaka yang akan ia sesali seumur hidup. Melihat sekecewa, dan sesedih apa tatapan Moa padanya, membuat Noel sadar bahwa kemungkinan terbesar yang ada di hadapannya adalah ia yang akan kehilangan Moa selamanya. Gadis itu … yang Noel tunggu selama ini, pasti akan meninggalkannya. Moa pasti jijik padanya. Ia sendiri juga jijik pada dirinya sendiri.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com