webnovel

网游之白衣沾酒

Auteur: 江琴酒
言情
Terminé · 10.1K Affichage
  • 132 Shc
    Contenu
  • audimat
  • NO.200+
    SOUTIEN

What is 网游之白衣沾酒

Lisez le roman 网游之白衣沾酒 écrit par l'auteur 江琴酒 publié sur WebNovel. 偶然捡到个呆萌,竟然是隐藏的大神!不小心做个兼职,竟然跟美的不像真人的男子同居了!白衣沾酒醉笙歌,携手相伴渡红尘。有人的地方就有江湖,江湖不散,我们不老,江湖不离,我们不弃。...

Synopsis

偶然捡到个呆萌,竟然是隐藏的大神! 不小心做个兼职,竟然跟美的不像真人的男子同居了! 白衣沾酒醉笙歌,携手相伴渡红尘。 有人的地方就有江湖, 江湖不散,我们不老,江湖不离,我们不弃。

Vous aimerez aussi

LEGENDA TIMUN MAS

Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun. Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun. “Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa. “Terima kasih, Raksasa,” kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju. Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan. Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas. Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas. Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya,” katanya. Petani itu segera menemui anaknya. “Anakkku, ambillah ini,” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. “Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,” katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri. Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan. Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah. Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri. Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur. Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam. Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira. Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya.

Widian_Mahendra · Histoire
Pas assez d’évaluations

Universal Abduction

Death was a constant companion for Alex. He had seen many of those he trusted die helplessly and had been the cause of death for many others. He had witnessed the life leave their eyes. No matter how unwilling, death was absolute. It was one of the few things that was he understood in the world. This world of death and decay. As he layed there, covered in blood, cuts, bruises, and gashes, he was dying. Surrounded by those he hated with every fiber of his being, his "brothers." Regret consumed him. If only he hadn't been so overconfident in himself. Believing that his unparralelled strength was enough to make him remain at the top, he recklessly ignored others attempts to help and guide him. Now he faced the consequences. So many things he could have and should have done differently. Yet there was nothing to be done now. Feeling his consciousness slipping, he used what remaining strength he had to look at the man responsible for his dying state, Julian. Someone who he trusted with his life, a mistake on his part, which lead to this very moment. Looking into the man's eyes, he saw something, something thet made him smile even at deaths door. Alex saw fear in the in the man's gaze, fear of himself. Seeing Alex smile, the man shivered, taking a step back instinctively. Seeing this, Alex laughed, a laugh that drained him of the miniscule energy he had left, sending him to a world of darkness, a world of peace.... Or so he thought.

KnightOfDeath · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
2 Chs
Table des matières
Latest Update
Volume 0 :作品相关
Volume 1
Volume 2 :VIP卷

audimat

  • Tarif global
  • Qualité de l’écriture
  • Mise à jour de la stabilité
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte mondial
Critiques

SOUTIEN

En savoir plus sur ce livre

General Audiencesmature rating
Rapport